Petambak garam rakyat di Pamekasan, Madura | Sumber Foto:Dok. Indarto
TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta--- Pengembangan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) yang diinisiasi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sejak tahun 2016, sudah mulai menggeliat. Paling tidak, melalui program tersebut, KKP telah berhasil meningkatkan kualitas garam menjadi bersih dan kandungan NaCl-nya naik menjadi 91 persen.
“ Meskipun hal ini masih kurang maksimal sehingga diperlukan pembangunan washing plant. Tapi, KKP terus berupaya meningakatkan kesejahteraan petambak garam melalui program PUGAR,” kata Plt Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (PRL), Aryo Hanggono, di Jakarta, Jumat (17/1).
Menurut Aryo, KKP akan mendukung kompetensi SDM petambak garam rakyat, membangun infrastruktur, dan menstabilkan harga garam rakyat. Tercatat, sampai saat ini telah dibangun 24 Gudang Garam Nasional (GGN) dan integrasi lahan garam seluas 2.971 hektar (ha) di 24 kabupaten dan kota penghasil garam.
Aryo menjelaskan, apabila garam yang diproduksi petambak (kualitas 2) diproses lebih lanjut negan dicuci, maka NaCl-nya sampai 99 persen. Nah, target KKP saat ini adalah meningkatkan kualitas garam rakyat, menjadi garam industri yang dapat disalurkan ke industri aneka pangan.
“ Saat ini impor garam untuk industri aneka pangan sekitar 600.000 ton,” ujarnya.
Menurut Aryo, tingginya permintaan garam untuk bahan baku industri manufaktur inilah yang membuat Indonesia harus impor garam. Pada tahun 2020, kuota impor garam industri diperkirakan mencapai 2.9 juta ton.
Besarnya volume impor garam, lanjut Aryo, menjadi tantangan bagi KKP untuk terus memperbaiki kualitas produksi garam rakyat agar dapat menutupi kebutuhan garam industri dalam negeri. Diharapkan, dengan adanya PUGAR, petambak garam rakyat ke depan mampu bersaing di pasar yang lebih luas.
Diakuinya, antara garam yang diimpor dengan yang diproduksi tambak rakyat ada perbedaan kualitas. Artinya, kandungan NaCl garam rakyat hanya sekitar 91 persen, sehingga belum mampu untuk memenuhi spek industri.
“ Yang ada di tambak rakyat banyak terserap di industri rumah tangga, pengasinan ikan, penyamakan kulit, sekitar 1,1-1,2 juta ton ,” ujarnya.
Menurut Aryo, pada tahun 2020, KKP akan mendorong pengembangan garam rakyat dengan mengembangkan Pembangunan Kawasan Ekonomi Garam yang dikelola oleh pemerintah provinsi. Pemerintah juga akan andil dalam menciptakan stabilitas harga garam.