Sabtu, 18 Mei 2024


Peluang Investasi Sektor Kelautan dan Perikanan, Inilah Potensinya

17 Des 2020, 13:03 WIBEditor : Indarto

Investasi sektor kelautan dan perikanan | Sumber Foto:Dok, Biro Humas dan KLN

Di Sulawesi Tengah, terdapat kawasan industri aquakultur terintegrasi di Luwuk – Banggai.

 

 

 

TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta--- Sektor kelautan dan perikanan memiliki peluang cukup besar untuk investasi. Karena itu, pemerintah  membuka peluang investasi seluas-luasnya di sektor kelautan dan perikanan.

 

Di Kendari,  Provinsi Sulawesi Tenggara misalnya, tersedia tanah seluas 7,92 hektare (ha) di sekitar Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) untuk industri perikanan dan penunjang. 

Lahan tersebut pun semakin potensial mengingat terletak di daerah penangkapan ikan di WPP 714 dan 715.

 

Kepala PPS Kendari, Mansur mengatakan, keuntungan berinvestasi di PPS Kendari cukup banyak. Diantaranya,  aksesibilitas jalur distribusi ikan dari dan keluar PPS dengan adanya bandara, Kendari New Port.

 

“ juga dilengkapi dengan  infrastruktur jalan beraspal tanpa hambatan dan jembatan Teluk Kendari yang bisa ditempuh dalam waktu relatif singkat dari PPS,” kata Mansur, dalam webinar Marine and Fisheries Business and Investment Forum bertajuk ’Peluang Investasi Kelautan dan Perikanan Unggulan Menyambut Era New Normal’, di Jakarta, Kamis (17/12).

 

Sedangkan di Sulawesi Tengah, terdapat kawasan industri aquakultur terintegrasi di Luwuk – Banggai.  Menurut Business Development PT Courage Consulting Indonesia, Syarif Wijaya Salim  mengatakan,  ada komoditas unggulan berupa udang vannamei yang cocok untuk pengembangan investasi.

 

”Keunggulan kawasan industri budidaya udang yang dikelola dengan smart management system menggunakan integrated command center untuk manajemen tambak udang dan pemantauan realtime online melalui HP. Sistem pemberikan pakan otomatis dan layout tambak efisien,” kata Syarif

 

Sedangkan di sisi selatan, tepatnya di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, menawarkan investasi yang tak kalah menarik. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kab. Sumbawa, Junaidi memastikan, dia bersama Pemerintah Provinsi NTB telah mendorong percepatan pembangunan di kawasan Saleh-Moyo-Tambora (SAMOTA) yang merupakan Kawasan Strategis Provinsi di Sumbawa.

 

Tepatnya, di Teluk Saleh selain memiliki aquarium raksasa,  komoditas potensialnya adalah mutiara, kerapu, rumput laut, tambak garam dan udang. Junaidi juga menawarkan peluang investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Teluk Santong.

 

"Pulau Moyo memiliki Taman Buru dan Taman Wisata Alam Laut. Sedangkan Tambora termasuk Geo Park,” kata Junaidi. 

 

Sementara di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, ada peluang investasi budidaya perikanan. Daerah ini pun memiliki potensi tambak 6.457,6 ha dan budidaya kolam seluas 1.845 ha.

 

Kepala Dinas Perikanan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sambas, Ilham Sehan, mengatakan,  ada 7 kecamatan yang menjadi sentra produksi budidaya air payau dengan lahan tambak produktif seluas 1.310,5 ha.

 

Menurut Ilham, tambak udang di Kecamatan Paloh milik masyarakat menggunakan pola kemitraan dalam pemanfaatan lahan dengan sistem bagi hasil antara masyarakat pemilik lahan dan Koperasi Nelayan Paloh Jaya sebagai pengelola tambak udang.

 

Di sisi barat Indonesia, tepatnya di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sungailiat, Kepulauan Bangka Belitung, juga menawarkan aksesibilitas infrastruktur untuk menarik investor.

 

 Kepala PPN Sungailiat, Anam Tofani mengatakan, keunggulan berinvestasi di PPN Sungailiat adalah akses yang mudah, ketersediaan lahan yang luas, fasilitas memadai, sumber daya ikan melimpah.  "Bisa untuk investasi jangka panjang juga,” ujar Anam.

 

Data KKP menyebutkan, kinerja investasi sektor kelautan dan perikanan yang bersumber pada PMA, PMDN, dan kredit investasi sampai dengan triwulan III-2020, telah mencapai Rp 4,55 triliun atau mencapai 87,33 persen dari target tahun 2020 sebesar Rp 5,21 triliun.

 

Menurut Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Artati Widiarti, pengolahan dan budidaya adalah bidang usaha dengan kontribusi tertinggi dalam realisasi investasi, dengan proporsi masing masing 29,53 persen dan 29,22 persen.

 

 

 

Reporter : Dimas
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018