Sapi perah bunting Australi tiba di Tanah Air
TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta – Sebanyak 50 ekor sapi perah bunting jenis Frisian Holstein asal Australia tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Ini menandai babak baru investasi strategis di subsektor peternakan.
Kedatangan ini menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam mendukung program Makan Bergizi Gratis dan Minum Susu yang dicanangkan untuk meningkatkan gizi masyarakat.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, sebelumnya menyatakan bahwa impor sapi perah ini merupakan salah satu strategi untuk menggenjot produksi susu nasional.
“Kita tidak hanya ingin memenuhi kebutuhan susu domestik, tetapi juga menargetkan swasembada susu dalam waktu dekat,” ujarnya.
Senada dengan itu, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Agung Suganda, menegaskan bahwa kedatangan sapi perah bunting ini adalah bagian dari rencana besar Kementerian Pertanian.
“Ini adalah wujud nyata komitmen sektor swasta dalam mendorong investasi. Kami mengapresiasi PT. Juang Jaya Abdi Alam sebagai pelopor yang berinvestasi secara strategis. Kami harap ini menginspirasi lebih banyak investor untuk terlibat,” ungkap Agung di sela-sela acara penyambutan sapi perah tersebut.
Sapi-sapi perah bunting ini akan ditempatkan di Lampung, salah satu wilayah yang menjadi pusat produksi susu di Indonesia.
Dengan usia kehamilan 3 hingga 7 bulan, sapi-sapi tersebut diharapkan segera melahirkan anak sapi (pedet) sekaligus mulai memproduksi susu pada pertengahan tahun depan.
“Keberadaan sapi-sapi ini akan memberikan dampak ganda, baik dari segi peningkatan produksi susu maupun populasi sapi perah. Ini langkah awal menuju target menambah 1 juta ekor sapi perah dalam lima tahun,” tambah Agung.
Selain sapi perah, pada hari yang sama, Indonesia juga mendatangkan 600 ekor bibit domba dan kambing perah.
Rinciannya, 400 ekor domba Droper dan 200 ekor kambing perah jenis Saanen, yang dibawa oleh PT. Samana Agri Yasa.
Bibit ternak ini akan dikarantina di Cilacap, Jawa Tengah, sebelum didistribusikan ke berbagai wilayah.
Langkah ini disebut sebagai bagian dari upaya memperkuat subsektor peternakan sekaligus mendukung program nasional untuk menyediakan pangan bergizi bagi masyarakat.
Dengan terus menggandeng sektor swasta, pemerintah optimis bahwa target swasembada susu dan peningkatan populasi ternak dapat tercapai dalam beberapa tahun ke depan.