Minggu, 18 Mei 2025


Kementan Siapkan Bone Jadi Lumbung Peternakan di Timur Indonesia

17 Apr 2025, 06:28 WIBEditor : Herman

Dirjen PKH, Agung Suganda bersama Bupati Bone, Andi Asman Sulaiman

TABLOIDSINARTANI.COM, Bone --- Kementerian Pertanian (Kementan) terus menunjukkan komitmennya dalam membangun ekosistem peternakan rakyat, khususnya di wilayah timur Indonesia.

Kabupaten Bone kini menjadi sorotan sebagai calon pusat pengembangan peternakan yang digadang-gadang mampu menjadi penyangga ketahanan pangan nasional.

Hal ini ditegaskan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, saat melakukan kunjungan kerja ke Desa Lampoko, Kecamatan Barebbo, Senin (14/4).

Ia meninjau langsung pengembangan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Peternakan sebagai bagian dari strategi integratif Kementan dalam mengakselerasi sektor peternakan rakyat.

“Bone memiliki potensi luar biasa. Kami mendorong penguatan dari hulu ke hilir—mulai dari pembibitan, layanan kesehatan hewan, hingga pembiayaan inovatif yang mendukung peternak kecil,” kata Agung yang turut didampingi Bupati Bone, Andi Asman Sulaiman.

Dalam kunjungan itu, Agung juga meninjau lokasi pelaksanaan program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk pembentukan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sebagai bagian dari Program Makan Bergizi Gratis.

Salah satu program unggulan lainnya yang mulai dikembangkan di Bone adalah program Ayam Merah Putih—upaya pemberdayaan peternak lokal dalam budidaya ayam petelur berkualitas.

“Di Kecamatan Bengo, kami lihat langsung program CSR dan pengembangan Ayam Merah Putih. Sedangkan di Libureng, pembibitan ayam lokal mulai menunjukkan hasil menjanjikan. Bone bisa menjadi motor penggerak peternakan rakyat di kawasan timur,” jelas Agung.

Keunggulan struktural Bone juga menjadi alasan mengapa kabupaten ini diprioritaskan. “Di Kecamatan Kahu, jumlah ternaknya bahkan melampaui jumlah penduduknya. Ini potensi besar yang perlu kita jaga dan arahkan,” tambahnya.

Sementara itu, Bupati Bone, Andi Asman Sulaiman, menyambut baik dukungan Kementan dan menegaskan komitmen daerah dalam menjadikan Bone sebagai model peternakan terpadu.

Salah satu langkah nyata adalah program unggulan Padasa (padi, jagung, sapi) yang menyinergikan sektor pertanian dan peternakan dalam satu ekosistem.

“Kami belajar dari keberhasilan program nasional SIWAB. Sekarang kami adaptasi untuk wilayah kami sendiri agar dampaknya lebih terasa,” ujar Asman.

Menariknya, Bone juga sedang mengembangkan sistem pembiayaan inovatif berbasis gadai ternak. Skema ini memungkinkan peternak kecil memperoleh pinjaman dengan jaminan sapi, yang nantinya ditebus kembali usai panen.

“Ini sangat membantu peternak kecil agar tetap bisa berproduksi tanpa harus kehilangan ternaknya,” jelasnya.

Demi menjaga kelangsungan populasi ternak, Bone juga menerapkan larangan pemotongan betina produktif di rumah potong hewan.

“Kami menjaga indukan produktif, karena itu kunci regenerasi ternak jangka panjang,” tegas Asman.

Tak hanya itu, Bone juga mempertahankan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan sebagai dinas mandiri—hal yang kini jarang ditemui di kabupaten lain.

“Kami ingin pembangunan peternakan tetap fokus dan tidak tersisih,” ujarnya..

Reporter : Rafi
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018