Jumat, 13 Juni 2025


Di Rakor Pangan, Mendag Busan Tekankan Sistem Resi Gudang sebagai Kunci Swasembada Pangan

17 Jan 2025, 19:57 WIBEditor : Gesha

Di Rakor Pangan Makassar, Mendag Busan kembali menegaskan pentingnya sistem resi gudang (SRG) untuk mendukung swasembada pangan, dengan mengoptimalkan gudang-gudang tak aktif di Sulawesi Selatan.

TABLOIDSINARTANI.COM, Makassar -- Di Rakor Pangan Makassar, Mendag Busan kembali menegaskan pentingnya sistem resi gudang (SRG) untuk mendukung swasembada pangan, dengan mengoptimalkan gudang-gudang tak aktif di Sulawesi Selatan.

Menteri Perdagangan, Budi Santoso, atau yang akrab disapa Mendag Busan, kembali menyoroti peran penting sistem resi gudang (SRG) dalam mendorong tercapainya swasembada pangan di Indonesia.

Program SRG Kementerian Perdagangan memungkinkan gudang-gudang yang dimiliki untuk menyimpan berbagai komoditas pangan, seperti beras, gabah, dan jagung, guna memastikan ketersediaan pangan yang stabil.

Pernyataan ini disampaikan oleh Mendag Busan dalam Rapat Koordinasi Bidang Pangan di Makassar, Sulawesi Selatan, pada Jumat (17/1), yang juga dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan.

Mendag Busan mengungkapkan bahwa Kementerian Perdagangan mencatat adanya 11 gudang tak aktif di Sulawesi Selatan, terdiri dari 10 gudang berbentuk flat dan satu silo dengan kapasitas total mencapai 15.400 ton.

Gudang-gudang tersebut tersebar di sembilan kabupaten dan kota, termasuk Gowa, Bone, Takalar, Sidrap, dan Luwu.

Mendag Busan mengingatkan bahwa gudang-gudang ini bisa dimanfaatkan untuk mendukung swasembada pangan dengan menyimpan bahan pokok seperti beras dan jagung.

Mendag Busan juga mengajak pemerintah pusat dan daerah untuk bekerja sama dalam mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas SRG.

Ia berharap kepala daerah setempat turut berperan dalam memaksimalkan potensi gudang yang saat ini belum digunakan.

Menurutnya, pemerintah juga telah mengikuti arahan Presiden Prabowo Subianto dengan menyiapkan lebih dari 100 gudang SRG yang belum beroperasi, dengan kapasitas penyimpanan total sekitar 145.000 ton.

Stabilitas Harga Pangan 

Selain itu, Mendag Busan menekankan pentingnya menjaga stabilitas harga pangan.

Ia mencatat bahwa meski ada kenaikan harga cabai, harga barang kebutuhan pokok di Indonesia, terutama selama periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, masih relatif stabil.

Mendag Busan juga mencatat bahwa harga cabai rawit nasional saat ini tercatat mencapai Rp77.100 per kilogram, melebihi harga acuan yang seharusnya Rp57.000 per kilogram.

Sementara itu, di Sulawesi Selatan, harga cabai rawit tercatat Rp57.200 per kilogram, yang sedikit lebih tinggi Rp200 dari harga acuan.

Meskipun ada fluktuasi harga, Mendag Busan tetap optimis terhadap prospek ketahanan pangan Indonesia.

Selain itu, Mendag Busan menyoroti potensi ekspor Indonesia yang bisa terus meningkat jika dikelola secara lebih profesional.

Ia menyatakan, Indonesia tidak hanya berpotensi untuk mencapai swasembada pangan, tetapi juga surplus.

Dalam hal ini, ia menekankan keberhasilan Provinsi Sulawesi Selatan yang sudah memiliki potensi ekspor yang cukup tinggi, seperti produk ikan dan ikan olahan, minyak kelapa sawit, serta jagung. 

"Jika dikelola dengan baik, kita tidak hanya swasembada, tetapi juga surplus. Potensi pangan unggulan Sulawesi sangat besar untuk ekspor," kata Mendag Busan.

Dalam penutupan, Mendag Busan mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersinergi mewujudkan swasembada pangan sekaligus memanfaatkan potensi ekspor Indonesia secara optimal.

"Semua ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam meningkatkan ketahanan pangan sekaligus menjadi negara pengekspor," ujarnya.

Reporter : SINAR TANI
Sumber : Humas Kemendag
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018