Kamis, 18 April 2024


Tumbuhkan Ekonomi Masyarakat, Wabup Aceh Tamiang Galakkan Kakao

13 Des 2021, 10:30 WIBEditor : Gesha

Petani Kakao di Aceh Tamiang | Sumber Foto:Swisscontact

TABLOIDSINARTANI.COM, Aceh Tamiang --- Permintaan kakao dunia terus meningkat, hingga kini minat Eropa terhadap kakao Aceh masih sangat tinggi. Selain sawit dan karet, Aceh Tamiang memiliki prospek untuk perkebunan kakao.

"Rencananya kita akan menggalakkan kembali perkebunan kakao di Aceh Tamiang", kata Wakil Bupati Aceh Tamiang, H. T Insyafuddin saat menyambangi Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Aceh Tamiang. 

Wabup T. Insyafuddin mengaku akan kembali menggalakkan komoditi kakao di daerahnya guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Pasalnya, harga jualnya saat ini relatif lebih stabil dan kebutuhan lahan yang tidak terlalu luas, kakao dinilai cocok sebagai alternatif perkebunan kelapa sawit dan karet.

Dirinya juga beranggapan, harga jual kakao relatif lebih stabil dibanding kelapa sawit dan karet. "Harga kakao ini relatif lebih aman, hari ini bervariasi antara Rp 29.000 hingga Rp 33.000 per kilogram, tergantung kualitas," sebutnya.

Lanjut T Insyafuddin, lahan yang dibutuhkan untuk membuka perkebunan kakao tidak seluas kelapa sawit maupun karet. Masyarakat yang hanya memiliki lahan satu rante dinilainya sudah cukup untuk memulai perkebunan ini, sementara kelapa sawit dan karet membutuhkan luas lahan sepuluh kali lipat, “Ini penting karena sejalan dengan program Presiden Jokowi untuk menggerakan ekonomi masyarakat di masa pandemi. Ternyata selama pandemi, sektor pertanian dan perkebunan tidak kena dampak, terbukti harga kakao terus naik,” ungkapnya.

Insyafuddin sengaja membandingkan kakao dengan kepala sawit dan karet, karena dua jenis tanaman itu marupakan komoditi andalan masyarakat Aceh Tamiang. “Kita mencoba menawarkan alternatif kepada masyarakat, jangan terfokus pada karet dan sawit saja, ternyata kakao juga menjanjikan keuntungan yang sama,” ujarnya.

Kabid Perkebunan Distanbunak Aceh Tamiang, Edwar Fadli Yukti, menerangkan langkah yang akan diterapkan Pemkab Aceh Tamiang untuk komoditi kakao ini yakni petani diarahkan membentuk koperasi, kemudian mendata ulang kelompok tani yang sebelumnya pernah dibina Swisscontact serta melakukan peremajaan tanaman layaknya yang dilakukan terhadap kebun kelapa sawit.

“Ternyata dulu pasca-tsunami dan banjir bandang Aceh Tamiang, petani kita sudah pernah dibina Swisscontact, ini akan didata ulang, kemudian kita bimbing untuk memulai berkebun kakao,” cetusnya.

Reporter : Abda
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018