Sabtu, 04 Mei 2024


Dengan Penyuluhan, Petani Mandiri Mampu Bermitra dengan Industri

24 Jul 2019, 23:15 WIBEditor : Gesha

Upaya untuk menjadikan petani mandiri dengan memiliki tiga ciri tersebut adalah penyuluhan. Namun, orientasinya harus berubah menjadi pemberdayaan | Sumber Foto:Rahmat Gumilar

 

TABLOIDSINARTANI.COM, Bogor --- Hingga sekarang, aspek penyuluhan masih sangat diperlukan bagi pelaku utama untuk bisa mandiri, bahkan berhadapan langsung dan bermitra dengan industri besar untuk memperkuat pertanian.

"Dari penelitian selama 20 tahun, petani atau sumberdaya manusia yang mandiri itu memiliki 3 ciri yaitu memiliki daya saring, daya saing dan daya sanding," ungkap Guru Besar Fakultas Ekologi Manusia, IPB University, Prof Sumardjo dalam acara FGD 'Peta Jalan Pertanian 4.0' di Bogor, Rabu (24/7).

Daya saring hanya dimiliki SDM dengan wawasan yang luas, salah satunya dengan penguasaan TIK dan akses terhadap cyber extention. Sedangkan daya saing, dimana sdm pertanian harus mampu bekerja, bertindak secara efektif, efisien dan bermutu. Daya sanding sendiri dimana SDM mampu dipercaya dan dipercayai oleh mitra maupun jejaring.

"Kalau SDM berdaya itu hanya memiliki daya saring dan saing. Sedangkan puncak dari kemandirian SDM itu terdiri dari daya saring, saing dan sanding. Dengan ketiganya, maka SDM Pertanian siap berhadapan bahkan bermitra dengan pengusaha-pengusaha kuat," tuturnya. 

Upaya untuk menjadikan petani mandiri dengan memiliki tiga ciri tersebut adalah penyuluhan. Namun, orientasinya harus berubah menjadi pemberdayaan bukan lagi berupa pembinaan. Karena menghasilkan petani yang mandiri hanya mungkin jika dilakukan dengan pendekatan yang mengutamakan manusianya dan proses belajarnya.

Karenanya, SDM pelaku utama tidak lagi harus diidentifikasi sebagai “kelompok sasaran”, melainkan sebagai “pemanfaat yang diharapkan” yaitu mereka yang akan diuntungkan dengan adanya program-program tersebut.

Mutu SDM petani akan dapat mendukung pembangunan pertanian kini dan masa mendatang dimana penyuluhan pertanian merupakan proses pemberdayaan, bukan proses transfer teknologi. Menyuluh bukannya “mengubah cara bertani” melainkan “mengubah petani” melalui metode pembelajaran.

Mengapa petani menjadi kunci penting bagi pembangunan pertanian? Prof Sumardjo menambahkan dalam faktor penentu keunggulan suatu negara yang terdiri dari Inovation and Creativity, Networking, Technology hingga Natural Resources semua ditentukan oleh faktor sumberdaya manusia yang memanfaatkannya.

"Itulah yang kemudian dimana adanya revolusi, dari yang sebelumnya (petani) berupa objek, kini menjadi subjek. Tentunya dengan penyuluhan yang berorientasi pada pemberdayaan," tuturnya.

Pasar dan Inovasi

Selain penyuluhan, akses pasar dan akses teknologi berupa inovasi juga sangat penting peranannya dalam SDM Pertanian. "Apa yang dibutuhkan pasar, diteliti inovasinya, kemudian diseminasikan melalui teknologi informasinya dan terapkan di petani. Sehingga apa yang dihasilkan petani bisa menguntungkan karena pasarnya ada," tuturnya.

Karenanya, penelitian yang dilakukan institusi penelitian maupun perguruan tinggi harus menciptakan teknologi yang memberikan solusi kebutuhan masyarakat dan produk yang laku. 

Peneliti dan penyuluh seharusnya bergerak secara sinergi guna menjawab segala tantangan dan permasalahan yang dihadapi oleh petani. Mereka harus kreatif dalam mengemas sebuah inovasi teknologi sehingga petani mampu mengubah nilai produk dan keluarannya. 

Reporter : Nattasya
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018