Minggu, 19 Mei 2024


Budidaya Tanaman Sehat Cegah Gagal Panen

13 Peb 2020, 16:21 WIBEditor : Clara

Dalam satu lahan ditanam dua jenis tanaman dari family yang berbeda, cabai dan kubis | Sumber Foto:Agustin

TABLOIDSINARTANI.COM, Bandung Barat---Apabila hama dan penyakit sudah tidak bisa ditanggulangi dengan pestisida akibat mengalami resistensi, konsep Budiddaya Tanaman Sehat harus mulai dipertimbangkan. Pertama tanaman dimusnahkan dulu sampai akar-akarnya. Lalu ada pengolahan tanah dahulu di mana tanah digemburkan dengan dicampurkan pupuk kandang. Diamkan dulu sampai pupuk mulai tercampur rata, baru penanaman ulang dilakukan. Hal ini disampaikan oleh petani tomat dan cabai asal Kabupaten Bandung Barat, Ukes.

Konsep Budidaya Tanaman Sehat ini pemilihan varietas menjadi hal yang utama. Carilah varietas yang sesuai dengan lokasinya. Misalnya untuk menanam cabai di dataran tinggi harus mencari varietas yang tahan terhadap udara dingin dan lembab. Ditambah dengan varietas yang tahan terhadap hama dan penyakit yang sering menyerang daerah tersebut.

“Jaga sanitasi lahan. Harus bersih dari berbagai macam sarang hama dan penyakit,” ungkap Ukes. Gulma selalu muncul di daerah lembab, harus rajin dibersihkan karena merupakan sarang hama dan penyakit. Pembersihan dari gulma dapat dilakukan dengan manual (dicabuti dengan tangan) atau menggunakan herbisida.

Pergiliran tanaman merupakan salahsatu konsep dari Budidaya Tanaman Sehat karena  tanaman yang berbeda family biasanya mempunyai hama dan penyakit yang bebeda. Jadi ketika ditanam dengan cara bergilir hama dan penyakit tidak akan menyerang. Tetapi yang harus diperhatikan adalah pergiliran tanaman ini harus dari family yang berbeda. Misalnya setelah tanam cabai, jangan menanam tomat karena mereka dari family yang sama (Solanaceae), tetapi ganti dengan kubis/sawi (Brassicaceae).

“Ini memang masih banyak dilakukan di petani, menanam dengan family yang sama. Tetapi dengan adanya pengetahuan budidaya tanaman sehat, lambat-laun beberapa petani mulai menanam dari jenis family yang berbeda,” ungkap Ukes.

Untuk pengendalian hama dan penyakit secara tepadu, di dalam konsep ini adalah dengan menggunakan biopestisida atau predator alami. Seperti untuk menghindari hama tikus, itu menggunakan burung hantu sebagai predatornya.

Reporter : Agustin
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018