TABLOIDSINARTANI.COM, Malang--- Standardisasi (akreditasi) laboratorium yang dilakukan Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) akan mendorong laboratorium untuk memenuhi dan menerapkan budaya sistem mutu seperti menulis dan merekam serta melaporkan yang dikerjakan di bidang teknis maupun di bidang manajemen. Bahkan, dengan akreditasi ini akan mendorong laboratorium menjadi sebuah laboratorium yang kompeten.
Menurut Kepala Balai Penelitian Tanah (Balittanah) Balitbangtan, Husnain, untuk menjadikan laboratorium yang kompeten dengan SDM handal perlu dilakukan akreditasi dan pelatihan secara masif.
Selain itu diperlukan juga dukungan atau kegiatan pembinaan dan koordinasi antar laboratorium melalui pelatihan untuk meningkatkan kapabilitas personel laboratorium dalam mengantisipasi perkembangan ilmu dan pengetahuan di bidang pengelolaan laboratorium
Hal senada juga diungkapkan, Penanggungjawab Kegiatan Pelatihan Balai Penelitian Tanah (Balittanah), Lenita Herawati. Menurut Lenita, fakta di lapangan menunjukkan bahwa kegiatan laboratorium di lingkup Balitbangtan belum sepenuhnya memperhatikan jaminan mutu hasil dan ketertelusuran kegiatan lewat rekaman, ataupun memiliki ketertelusuran hasil ukur ke satuan internasional melalui kalibrasi.
Sehingga budaya dasar sistem mutu seperti tulis apa yang akan dikerjakan, kerjakan apa yang telah di tulis, rekam serta laporkan apa yang telah dikerjakan, evaluasi dan lakukan peningkatan secara berkelanjutan belum diimplementasikan dengan baik di laboratorium.
"Melalui pelatihan ini petugas atau pengola laboratorium harus menumbuhkan budaya sistem mutu dan menjamin serta memelihara akreditasinya," kata Lenita, pada Pelatihan Sistem Mutu ISO 17025:2017 di Malang, Senin (22/4).
Sistem Mutu ISO/IEC 17025:2017
Menurut Lenita, pelatihan sistem manajemen mutu laborratorium yang dilakukan saat ini meliputi pelatihan Sistem Mutu ISO/IEC 17025:2017 dengan metode training membahas semua persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO17025:2017.
Juga dilakukan verifikasi validasi metode pembahasan khusus klausul 7.2 terkait pemilihan verifikasi dan validasi metode. Kemudian pelatihan tentang measuerement uncertainty yang materinya menghitung ketidakpastian parameter uji laboratorium sesuai ruang ligkup laboratorium, dan evaluasi hasil perhitungan uncertainty.
"Ada juga analisa risiko isi materi, seperti risiko terhadap keberpihakan, risiko terhadap hasil uji yang tidak valid, risiko terhadap supporting yang terputus dan risiko terhadap isu internal dan external," kata Lenita.
Pelatihan ini diharapkan bermanfaat bagi Manajemen laboratorium yang akan mengimplementasikan ISO/IEC 17025:2017 atau yang akan up grade ke ISO/IEC 17025:2017.
Termasuk, peningkatan Kompetensi dan Pemahaman Personel laboratorium tentang ISO/IEC 17025:2015 dan mengembangkan sistem manajemen laboratoriumnya dengan pendekatan kendali proses, analisa risiko dan kajian isu-isu eksternal dan internal.
Bagi manajemen laboratorium, pelatihan ini berguna untuk menyiapkan secara akurat penerapan dan pengembangan sistem manajemen mutu laboratorium sesuai dengan ISO/IEC 17025:2017.
Termasuk penyegaran bagi seluruh personel laboratorium akan penerapan yang efektif dan efisien sistem standar international ISO/IEC 17025:2017.