Minggu, 12 Mei 2024


Densus 88 Mabes Polri Dukung Deradikalisasi Melalui Pertanian

24 Apr 2024, 11:03 WIBEditor : Gesha

Detasemen Khusus atau Densus 88 Anti Teror Mabes Polri melakukan kegiatan evaluasi program pertanian binaan Densus 88 di Balai Pelatihan Pertanian Lampung (Bapeltan Lampung). | Sumber Foto:Istimewa

TABLOIDSINARTANI.COM, LAMPUNG - Detasemen Khusus atau Densus 88 Anti Teror Mabes Polri melakukan kegiatan evaluasi program pertanian binaan Densus 88 di Balai Pelatihan Pertanian Lampung (Bapeltan Lampung).

Direktur Identifikasi Sosial Densus 88 Mabes Polri, Brigjen Arif Makhfudiharto mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya deradikalisasi para warga binaan napiter sekaligus berperan dalam memperkuat sektor pertanian Indonesia.

"Deradikalisasi napiter ini melalui berbagai kegiatan dan pelatihan bersama warga binaan yang ada di sejumlah daerah. Salah satunya kegiatan olah tanam di Kampung Sriwijaya Mataram, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung," sebutnya.

Dijelaskannya bahwa pelatihan ini bertujuan untuk membantu dan membimbing warga binaan agar dapat mandiri, juga berfungsi sebagai contoh bagi orang lain.

"Kami berharap mendapatkan bantuan dari Kementerian Pertanian terkait traktor dan combine harvester. Polri mengajak Kementan untuk berkolaborasi dan membangun sinergi dengan direktur jenderal lainnya dari Kementerian Pertanian, sebagai bagian dari komitmen bersama antara Polri dan Kementan," sebutnya dalam syukuran dan evaluasi hasil pelatihan pertanian untuk warga binaan Densus 88 AT Polri di Lampung Tengah, Rabu (24/04).

Arif berpendapat bahwa pelatihan ini memiliki potensi untuk menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan global yang mampu mengatasi berbagai krisis multidimensi.

Baginya, sektor pertanian memegang peranan penting dalam mendukung pembangunan nasional. Dia menambahkan, kegiatan ini juga merupakan kesempatan yang tepat untuk mempererat hubungan dan membangun solidaritas, dengan harapan dapat membantu dan membimbing warga binaan secara bersama-sama.

Sementara itu, Kompol Sumarna dari Tim Idensos Satuan Tugas Wilayah Lampung menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak, khususnya kepada Kementerian Pertanian yang telah berkomitmen mendukung program deradikalisasi bagi warga binaan Densus 88 Mabes Polri.

Sumarna menjelaskan bahwa di Lampung, Polri memiliki 358 warga binaan mantan anggota kelompok teror yang telah berhasil direhabilitasi dan meninggalkan paham radikalisme, termasuk mantan narapidana.

Dia berharap kesuksesan mereka dapat menjadi inspirasi bagi warga binaan lainnya yang masih terpapar paham radikal untuk memulai belajar bertani demi kesejahteraan keluarga masing-masing.

Berdasarkan laporan analisis Dinas Pertanian Kabupaten Lampung Tengah, hasil panen padi dari program binaan Densus 88 mencapai 5 hingga 6 ton per hektare.

Selanjutnya, hasil panen akan diserahkan kepada Bulog setempat untuk penyerapan. Program ini juga akan diperluas dengan menambah areal wilayah serta komoditas seperti singkong, jagung, dan sapi.

Mewakili warga binaan, Martin Sudarmawan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu mereka belajar bertani.

Martin dan kawan kawan sudah mulai merasakan kenyamanan mengikuti program pelatihan pertanian ini, meskipun sebelumnya sempat mengundurkan diri karena harus memikirkan keluarga yang ditinggalkan.

“Kami berharap kiranya bisa menambah area pertanian yang digarap. Terima kasih atas pendampingan dan bimbingan pemerintah,” kata Martin.

Beberapa waktu Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyatakan dirinya memiliki komitmen terhadap narapidana teroris agar diberi pelatihan pertanian sebagai ilmu dan juga bekal masa depan. Komitmen Mentan ditegaskan saat kembali menjadi Menteri, dimana adanya kerja sama dengan Mabes Polri dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

"Ini kita memberikan solusi permanen untuk Saudara-saudara kita mantan Napiter, ini jumlahnya kecil, penduduk kita kan lebih dari 200 juta, kita mencari lahan yang cocok, lahan itu cocok untuk apa, untuk Peternakan atau Hortikultura ataupun Tanaman Pangan, kita kan ada program insentive El Nino, kita kolaborasikan dengan mereka," kata Mentan.

Menurutnya, panen yang nantinya dihasilkan oleh mantan napi terorisme tidak hanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga atau dalam skala kecil, namun juga didorong menghasilkan pangan untuk memenuhi kebutuhan nasional.

"Jangan biarkan saudara kita berjalan sendiri, kita ciptakan lapangan kerja untuk mereka, agar mereka produktif, berpendapatan lebih dan mampu membiayai keluarganya dengan baik," jelasnya.

Reporter : Nattasya
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018