Minggu, 19 Mei 2024


Sukses Tingkatkan Produktivitas, Kemenko Perekonomian Apresiasi Program CSA Simurp

26 Mar 2024, 12:05 WIBEditor : Herman

Kunjungan Kerja TIM Kemenko Keungaan Ke Lokasi Program SIMURP di Kecamatan Compreng, Subang | Sumber Foto:Dok. Sinta

TABLOIDSINARTANI.COMSubang --- Keberhasilan Climate Smart Agriculture (CSA) SIMURP dalam meningkatkan produktivitas pertanian mendapat apresiasi. Hal ini diungkapkan Asisten Deputi Prasarana dan Sarana Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian, Ismarini dalam kunjungan kerja Tim Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian ke lokasi program Simurp di Kecamatan Compreng, Subang, Jawa Barat.

Menurut Ismarini, melihat perubahan iklim yang terjadi saat ini seharusnya pertanian Indonesia kedepan adalah pertanian cerdas iklim. Dan teknologi Climate Smart Agriculture (CSA) yang dilaksanakan dalam program SIMURP sudah sangat tepat sehingga program ini harus di lanjutkan dan direplikasikan di tempat lain dluar lokasi program.

“Teknologi CSA SUMURP, sangat kita perlukan untuk menghadapi climate change yang terjadi sekarang. Mudah-mudahan program ini bisa secara cepat direplikasi di tempat lain melalui para penyuluh pertanian,” ungkapnya.

Dengan pemanfaatan pupuk organik, pembenah tanah dan teknologi lainnya, Ismarini berharap bisa memperbaiki kondisi tanah pertanian yang saat ini sedang tidak baik dan berharap juga dengan teknologi yang ada bisa meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) terutama di daerah program.

Sementara itu Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian Kementerian Pertanian, Ir. Bustanul Arifin Caya  dalam kesempatan yang sama mengatakan bahwa program SIMURP khususnya di Kecamatan Compreng, Kabupaten Subang, Jawa Barat sangat bermanfaat bagi petani terutama dalam peningkatan produksi juga memperkuat fungsi penyuluhan pertanian dalam mengembangkan inovasi teknologi pertanian.

Dengan implementasi teknologi CSA bisa terjadi peningkatan produktivitas diangka  0,5 ton per ha hingga 1 ton per ha GKP.

“Di SIMURP kita kenalkan teknologi CSA, Ada sekitar 1000 penyuluh yang sudah kita jadikan trainer CSA dan 10 ribu petani yang kita latih menjadi agen perubahan teknologi CSA” ungkapnya.

Bustanul menambahkan, pada program SIMURP bukan hanya SDM yang menjadi perhatian melaikan juga Kelembagaan Balai Penyuluh Pertanian (BPP). Karena menurut Bustanul BPP merupakan sarana bagi penyuluh dan petani untuk mendiskusikan teknologi CSA.

“Pengembangan BPP kita ada bantuan untuk penguatan visi dan sarana belajar dan diskusi, seperti proyektor dan lain sebagainya,” jelasnya.

Program SIMURP juga mendorong perkuatan kelembagaan ekonomi petani, sehingga dapat menciptakan anak-anak muda yang terjun ke wirausaha dalam mendukung pembangunan pertanian.

Walaupun program SIMURP akan berakhir pada 2024 namun pemerintah daerah untuk keberlangsungan program sangat positif.

Hal tersebut diakui Kepala Bidang Penyuluhan dan Sumber Daya Kabupaten Subang, Hendra Mulyawan. Diaungkapkan Hendra, Pemerintah Kabupaten Subang menyiapkan anggaran sebesar Rp 185 juta untuk melanjutkan kegiatan CSA.

Apa yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Subang bukan tanpa alasan, karena kegiatan CSA banyak memberikan manfaat bagi pertanian didaerahnya.

“SIMURP sangat baik, bisa  merubah mainset petani yang masih berfikiran turun temurun. Petani jadi bisa mengetahui tentang pengairan yang tepat, mengurangi penggunaan pupuk kimia dengan beralih ke organik dan lain sebagainya,” tambah Hendra.

Bukan hanya Kabupaten Subang, keberlanjutan kegiatan CSA juga menjadi program pemerintah Provinsi Jawa Barat dan kabupaten lain yang menjadi lokasi program SIMURP.

“Alokasi APBD demi keterlanjutan kegiatan CSA sudah dilakukan diantaranya di Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Barat dukungan anggaran Rp 195 juta. Kabupaten Indramayu Rp 210 juta, Cirebon APBD yang dianggarakan Rp 81 juta,” ungkap Kepada Bidang Penyuluhan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Barat, Rahmat Hidayat.

Dijelaskan Rahmat bahwa dampak CSA SIMURP sangat besar di rasakan masyarakat dan petani terutama di daerah pelaksanaan. Seperti misalnya peningkatan produktivitas padi di Kabupaten Subang tercatat untuk daerah yang menerapkan CSA produktivitas tahun 2023 sebesar 7,74 ton per ha sedangkan untuk daerah yang tidak menerapkan CSA produktivitasnya 7,33 ton per ha.

“Kenaikan produktivitas bervariasi, tapi untuk rata-rata kenaikan di kisaran 0,5 ton per ha,” tambahnya.

Pada kesempatan tersebut Ramhat berharap hal ini bisa menjadi acuan untuk daerah lain dan teknologi CSA bisa di replikasi di seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Barat.

 

 

 

Reporter : Eko
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018