TABLOIDSINARTANI.COM, Temanggung --- Ada banyak teknologi yang bisa dilakukan oleh pembudidaya untuk mulai berbudidaya cacing sutera ini. Mulai dari metode kolam plastik, nampan tipis/kecil, nampan besar bertingkat outdoor hingga nampan besar bertingkat indoor.
Kualitas cacing sutera tangkapan alam biasanya kurang baik, bahkan cenderung dapat menyebabkan timbulnya penyakit dan kematian massal pada benih ikan dan dapat menyebabkan kematian masal.
Timbulnya penyakit ini disebabkan cacing sutera membawa bahan pencemar dari habitat asalnya seperti jamur dan bakteri.
Karenanya, Penyuluh Perikanan asal Temanggung, Mahmud Effendi menyarankan untuk membudidayakan cacing sutera sendiri. Sekaligus memberikan tambahan pendapatan bagi pembudidaya sendiri.
"Panen perdananya relatif singkat, setelah 50 – 57 hari. Kemudian bisa dilakukan setiap 10 – 12 hari sekali setelah panen perdana tanpa harus membeli benih cacing sutera lagi untuk budidaya selanjutnya," bebernya.
Baca Juga : Mendulang Emas dari Cacing Sutera
Jamin Ketersediaan Pakan Murah Lewat Gerpari
Pakan Ikan Mandiri Murah, Separuh dari Harga Pabrik
Mahmud menambahkan ada banyak cara budidaya yang bisa dilakukan pembudidaya cacing sutera. Mulai dari metode kolam plastik, nampan tipis/kecil, nampan besar bertingkat outdoor hingga nampan besar bertingkat indoor.
Masing-masing teknologi tersebut memiliki keuntungan maupun kerugian masing-masing. Namun, Mahmud menyarankan untuk menggunakan teknologi nampan besar bertingkat.
“Jika menggunakan sistem kolam plastik resirkulasi, terkadang cacing suteranya ikut terbawa arus air. Belum lagi ada hama seperti lumut yang ikut tumbuh dalam wadah budidaya,” ujar Mahmud.
Bersama pembudidaya cacing sutera sekaligus inventor budidaya cacing sutera, Mahmud menemukan carai budidaya dengan sistem nampan bertingkat sejak tahun 2013 silam. Dan hasilnya pun lebih baik dibandingkan teknologi sebelumnya.
Budidaya cacing sutra dengan menggunakan media nampan/tray ini bisa menggunakan System SCRS( Semi Closed Resirculating System). Sistem SCRS ini sebetulnya bukan hal baru pada sistem pembesaran pada budidaya udang.
Sistem ini pada dasarnya mengolah dan menggunakan kembali air yang sudah dipakai pada proses budidaya udang.
"Pengisian air baru dari luar sistem hanya dilakukan untuk mengganti air yang susut/berkurang akibat kebocoran ataupun evaporasi,” ungkap Mahmud.
Keuntungan
Dari hasil budidaya dengan sistem nampan bertingkat, Anda bisa mencapai 1 gelas/nampan dengan siklus panen sesudah masa panen perdana bisa 5 – 10 sehari sekali.
Dengan asumsi 1 gelas = 250 ml, maka apabila kita bisa memanen 10 nampan/hari maka produksinya akan mencapai 2,5 liter/hari.
Terkadang panennya bisa mencapai 15 – 20 nampan/hari. Jika dikalikan dengan Rp. 15 ribu maka penghasilan dalam sehari bisa mencapai Rp. 375 ribu.
Tentu saja penghasilannya bisa lebih dari itu apabila jumlah cacing sutra dalam nampan yang dipanen lebih dari 10 nampan.
"Jadi semakin banyak nampan yang dibuat dengan semakin banyak rak-rak budidaya cacing sutra yang dibuat maka kapasitas produksi yang ingin dicapai pun bisa semakin meningkat,” ungkap Mahmud.
Agar kapasitas produksinya bisa maksimal ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam budidaya seperti nampan diusahakan agar yang awet dan tahan pecah.
Sehingga bibit yang sudah ada di media tidak mesti mengulang dari awal budidaya yang biasanya membutuhkan waktu 50 – 57 hari mulai dari awal sampai dengan panen.
Kayu balok dan reng bambu yang dipakai juga diusahakan agar kualitasnya juga bagus untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan seperti patah/roboh akibat kayu/reng bambunya patah atau gampang rapuh.
Semakin banyak rak/susunan kerangka akan semakin banyak produksi cacing sutra yang akan dihasilkan. Namun, Jumlah nampan/tray diatur sebanyak mungkin dengan tetap memperhatikan kekuatan rangka yang ada.
Tak hanya keuntungan ekonomi, sistem ini juga punya keuntungan lain, yaitu lebih hemat dalam penggunaan air.
Air yang sudah melewati susunan media pada nampan/tray ditampung dengan wadah yang ada dibagian bawah rak untuk kemudian dialirkan kembali ke media yang paling atas dengan menggunakan pompa air.
Tekbologi tersebut juga menghemat penggunaan Probiotik dan Obat-obatan lainnya karena saat dicampur pada media tumbuh/substrat budidaya cacing sutra yang ikut terbawa arus air tidak terbuang dengan percuma ke perairan luar.
Probiotik yang ikut tertampung pada wadah bagian bawah wadah rak bersama air bisa digunakan kembali dengan cara dialirkan ke media yang paling atas dengan bantuan pompa air.
Budidaya cacing sutra dengan sistem ini tidak membutuhkan lahan yang luas, karena medianya disusun ke atas secara vertikal yang cenderung bisa juga dilahan yang sempit seperti disela-sela sekatan rumah ataupun tempat lainnya.