Minggu, 19 Mei 2024


Tak hanya Tanggap Bencana, ARM HA IPB Proaktif Mitigasi Bencana  

10 Peb 2020, 16:31 WIBEditor : Yulianto

Pembukaan Raker ARM-HA IPB di Bogor, Sabtu (8/2) | Sumber Foto:Julian

Bencana alam yang terjadi, salah satu faktornya adalah keseimbangan ekologis sudah terganggu

TABLOIDSINARTANI.COM, Bogor---Bencana alam kerap menerpa beberapa wilayah Indonesia. Salah satu faktor penyebab bencana itu adalah rusaknya ekosistem. Karena itu dalam program kerjanya Aksi Relawan Mandiri Himpunan Alumni IPB (ARM HA-IPB) tidak hanya melakukan tanggap bencana, tapi akan pro aktif dalam mitigasi bencana.

Data kejadian bencana tahun 2019 mencapai 3.768 peristiwa. Tahun ini bencana paling banyak terjadi di tanah air yaitu puting beliung 1.370 kejadian. Sedangkan kabupaten/kota dengan jumlah kejadian bencana paling banyak berada di Kabupaten Bogor sebanyak 134 peristiwa.

Ketua DPP HA-IPB, Fathan Kamil mengatakan, ada dua tugas utama ARM HA-IPB. Pertama, membantu korban bencana dalam aksi tanggap bencana. Kedua, membangun kekuatan sebelum bencana dengan mitigasi.

“Karena itu dalam rakernas ini dapat pikiran secara pro aktif mitigasi bencana yang sifatnya pencegahan,” kata Fathan di sela-sela Rapat Kerja ARM HA-IPB di Gedung Alumni IPB, Bogor, Sabtu (8/2). Pada kesempatan itu juga dilakukan penyerahan kunci sekretariat ARM HA-IPB dari Ketua DPP HA IPB, Fathan Kamil kepada Ketua ARM HA-IPB, Nurbowo.

Fathan melihat keseimbangan ekologis di Indonesia sudah terganggu karena pengaruh kapitalisme. Karena itu ia meminta ARM HA-IPB dapat menempatkan program kerjanya untuk berkontribusi terhadap negara. Misalnya dengan menanam pohon, meski kegiatan tersebut tidak populer, tapi dampaknya besar terhadap perbaikan ekosistem dan mencegah bencana.

Jangan lihat kecil atau besar kita berbuat, tapi seberapa besar magnitudenya.
Karena itu jadikan setiap momen yang kita lalui maksimal. Jangan anggap enteng setiap momen yang kita dapatkan. Substansi dasar adalah membangun kekuatan untuk menghasilkan maksimal hingga sampai titik tak terhingga,” tuturnya.

Berjalan dengan Renstra

Sementara itu Sekjen DPP HA-IPB, Walneg S. Jas meminta dalam raker ARM HA-IPB   perlu dipikirkan rencana jangka panjang. Bahkan lima tahun dari sekarang hingga menjadi sebuah lembaga rescue skala nasional. Dengan perencanaan jangka panjang tersebut kita bergerak terencana dan tidak sporadis. Jadi kita bergerak berdasarkan Renstra,” ujarnya.

Untuk bidang organisasi, Walneg berpesan fokus tahun ini adalah memantapkan status badan hukum secara jelas. Apakah dalam bentuk yayasan, perkumpulan, NGO atau  ormas. Semua itu ada konsekuensinya.

Pengalaman selama ini bentuk badan hukum tidak pernah tuntas. Akhirnya melahirkan perselisihan dan ribut terus. Kita ingin tetapkan badan otonom clear. Jadi kajiannya perlu mendalam,” tegasnya seraya berharap tahun ini statusnya sudah selesai, sehingga tahun depan bisa berjalan dengan status jelas.

Untuk bidang sumberdaya, Walneg juga meminta untuk berpikir kreatif dalam mencari dana. Misalnya dengan bekerjasama secara permanen dengan lembaga lain di pemerintahana atau non pemerintahan. Bisa juga dengan menawarkan alumni menjadi penyumbang tetap. Jadi ada tidak bencana, alumni akan tetap menyumbang,” ujarnya.

ARM HA-IPB juga harus mempunyai standar kerja bagi seluruh anggota dan relawannya. Dengan demikian, masyarakat akan mudah mengetahui keberadaan relawan dengan cara bersikap dan tingkah lakunya. Ini akan membentuk ciri khas ARM,” katanya.

Ketua ARM HA-IPA, Nurbowo berharap badan otonom HA-IPB ini menjadi wadah reuni kebaikan bagi alumni IPB. Karena itu ia meminta agar memilih prioritas kerja yang besar manfaatnya. “Jadi mana yang sepenuhnya turun, setengah turun atau tidak turun,” katanya.

Saat ini sudah ada beberapa kegiatan dilaksanakan ARM-HA IPB. Diantaranya, penanggulangan asap di Riau, bencana alam di  Maluku dan banjir di Jabodetabek.Kita harus punya karakter, bekerja profesional dan bermanfaat bagi semua,” pesan Nurbowo.

 

 

Reporter : Julian
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018