Minggu, 19 Mei 2024


Selama 2020 sudah Lebih 400 Bencana Terjadi

11 Peb 2020, 14:00 WIBEditor : Yulianto

Banjir di awal tahun telah merengut korban jiwa | Sumber Foto:Dok. Sinta

Catatan BNPB dari awal tahun hingga 10 Februari 2020 ini, bencana banjir memberikan dampak paling besar dibandingkan bencana lain

TABLOIDSINARTANI, Jakarta--Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat lebih dari 400 bencana terjadi hingga minggu ketiga Februari 2020, atau per 10 Februari 2020. Bencana hidrometeorologi dominan terjadi hingga mengakibatkan korban meninggal dunia 94 orang dan hilang 2 orang.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana, Agus Wibowo mengatakan catatan BNPB bencana hidrometeorologi yang dominan tersebut yaitu banjir 171 kejadian, puting beliung 155, tanah longsor 98 dan gelombang pasang atau abrasi 2.

Dari sejumlah kejadian ini, banjir merupakan yang paling banyak mengakibatkan korban meninggal dunia, yaitu 86 orang, disusul tanah longsor 5 dan puting beliung 3. "Dari awal tahun hingga 10 Februari 2020 ini, bencana banjir memberikan dampak paling besar dibandingkan bencana lain," katanya.

Distribusi jenis kejadian bencana selain bencana hidrometeorologi yaitu kebakaran hutan dan lahan (karhutla) 28 kejadian dan gempa bumi 1. Total jumlah kejadian bencana sepanjang awal tahun Januari hingga minggu ketiga Februari 2020 berjumlah 455 kejadian.

Selain berdampak pada korban jiwa, menurut Agus, sejumlah kejadian bencana tadi mengakibakan kerusakan infrastruktur seperti tempat tinggal dan fasilitas lain, seperti pendidikan, kesehatan, perkantoran dan jembatan. Jumlah total rumah rusak dengan kategori rusak berat (RB) mencapai 2.512 unit, rusak sedang (RS) 1,725 dan rusak ringan 6.707.

Sedangkan kerusakan infrastruktur lain, fasilitas pendidikan berjumlah 142, peribadatan 121, perkantoran 47 dan kesehatan 11. Dari total kerusakan ini, hanya 5 rumah dengan kategori RS disebabkan karena gempa bumi, sedangkan sisanya disebabkan bencana hidrometeorologi. 

"Sebanyak 994.932 orang tercatat menderita dan mengungsi akibat bencana. Tiga wilayah provinsi dengan jumlah bencana tinggi yaitu Jawa Tengah 119 kejadian, Jawa Barat 72 dan  Jawa Timur 69 kejadian," tuturnya.

Sementara itu, BMKG merilis pada 8 Februari 2020 lalu berdasarkan analisis spasial distribusi curah hujan, perkembangan musim hujan hingga akhir Januari 2020, sekitar 99 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan. Sementara 1 persen wilayah masih mengalami musim kemarau.

Beberapa wilayah yang sudah memasuki musim hujan meliputi Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Bali, NTB, sebagian NTT, Pulau Kalimantan, sebagian besar Sulawesi Utara, Gorontalo, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian besar Sulawesi Barat, sebagian besar Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.

BMKG juga merilis prakiraan curah hujan harian dengan intensitas sedang hingga lebat pada periode hingga 13 Februari 2020 berpotensi terjadi di wilayah Aceh, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali.

Selain itu di Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat dan Papua.

Sehubungan dengan fenomena alam terkait iklim dan cuaca, Agus mengatakan, pihak BNPB meminta masyarakat untuk selalu waspada dan siap siaga terhadap potensi ancaman bahaya, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang maupun petir.

"Masyarakat dapat terus memantau informasi prakiraan cuaca maupun informasi kewaspadaan terkait cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG, BNPB dan BPBD," katanya.

 

Reporter : Julian
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018