Hasil produksi Kentang di Garut dengan pendampingan program ICARE
Sapta Usaha Tani
Penerapan Sapta Usaha Tani adalah kunci keberhasilan PROKSETA. Sapta usaha tani adalah langkah kunci untuk mencapai hasil maksimal dalam usaha budidaya.
Namun, ada dua aspek penting yang tak boleh diabaikan, yaitu Praktik Pertanian yang Baik (Good Agricultural Practices/GAP) dan Praktik Penanganan yang Baik (Good Handling Practices/GHP).
Penerapan Sapta Usaha Tani dalam PROKSETA ini memastikan pendekatan holistik untuk budidaya kentang yang mengoptimalkan hasil dan keberlanjutan.
Penerapan Sapta Usaha Tani dalam PROKSETA di lapangan melibatkan langkah-langkah kunci berikut:
1. Pilih Benih Berkualitas : Untuk hasil panen optimal, benih kentang berkualitas tinggi dengan sifat unggul seperti potensi hasil tinggi dan ketahanan terhadap hama dan penyakit sangat penting.
2. Persiapan Lahan : Tanah perlu digemburkan agar tidak padat dan siap digunakan untuk budidaya kentang.
3. Pengelolaan Air dan Pemetaan Lahan : Mengatur irigasi menjadi kunci, terutama saat musim kemarau. Pemetaan lahan dengan sumber air yang memadai adalah faktor penting.
4. Pemupukan yang Tepat: Pemupukan harus disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Analisis tanah sebelumnya penting, dan penggunaan pupuk organik seperti kotoran domba dapat membantu memperbaiki kesuburan tanah.
5. Kendalikan Hama dan Penyakit : Pengendalian Hama Penyakit Tanaman (HPT) harus dilakukan secara berkelanjutan dengan prinsip Lima Tepat.
6. Pascapanen dan Pengolahan : Panen kentang perlu dilakukan dengan cuaca yang cerah dan kering. Proses pascapanen meliputi pencucian, pemilihan, pengkelasan, pengemasan, dan penyimpanan. Kentang juga dapat diolah menjadi produk seperti keripik, tepung, atau kentang goreng.
7. Pemasaran Hasil Panen : Hasil panen dapat dipasarkan melalui berbagai saluran, termasuk supermarket, pasar tradisional, dan home industry untuk produk kentang olahan.
Pengaturan Jadwal Tanam
Kunci lain dari PROKSETA ada pada pengaturan jadwal tanam. Pengaturan jadwal tanam memiliki tujuan utama untuk menjaga ketersediaan pasokan kentang sepanjang tahun di lokasi Program ICARE.
Kuantitas dan kualitas produksi perlu dijaga agar target produksi yang harus dihasilkan dapat tercapai dan terpenuhi sesuai kebutuhan pasar.
Kedepan, agar program ini terus berjalan maka dibutuhkan banyak dukungan dari berbagai pihak. Dukungan paling utama adalah dari pemerintah daerah setempat untuk terus mengawal kegiatan ini.
Jika kegiatan ini dapat diaplikasikan oleh sebagian besar petani di Kabupaten Garut maka bukan hal yang tidak mungkin akan dapat mendukung program swasembada pangan nasional dan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia tahun 2045.