Sunardi, Peternak Ayam Karangploso Malang
TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta---Beberapa waktu belakangan kondisi peternak ayam potong/broiler tidak baik-baik saja. Selain karena dampak El Nino yang menyebabkan sulitnya air dan udara yang panas, biaya produksi yang meningkat dan harga liver bird (LB) yang berada di bawah HPP menjadi pukulan bertubi-tubi.
Diungkapkan praktisi broiler dan Co-Founder PT Rumput Ilalang Hijau, Heri Irawan bahwa biaya terbesar dari berternak ayam adalah pakan. “Kondisi hari ini, karena kita peternak membeli pakan jadi dengan range harga Rp 9 ribu – Rp 10 ribu. Jadi harga LB-nya harus berapa? Kalau performent peternak kurang bagus maka saya pastikan rugi,” ujarnya dalam satu webinar di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Dalam mengatasi masalah tersebut Heri mencontohkan mitra peternak yang dibantu PT. Rumput Ilalang Hijau dengan kandang open closed. Caranya ialah mengunci pakan, dengan menargetkan FCR (Feed Conversion Ratio) menjadi 1,5 dari sebelumnya FCR di kandang tersebut adalah 1,6.
“Bila berat panen 1,2 kg tinggal dikali target FCR 1,5. Artinya pakan kedepan harus sekian ton dan itu yang kita kunci. Jadi kita balik, selama 1 bulan misalkan 10 ton berdasarkan perhitungan tadi maka saya bagi selama 1 bulan per hari berapa,” ujarnya.
Dengan menerapkan hal tersebut, Heri mengatakan bahwa berdasarkan data FCR tercapai dengan berat 1,2 kg. “Kalau bicara Indeks Performance kandang open ini kurang bagus karena 295 atau masih dibawah 300, tapi kalau dari sisi profit ini cuan. Bicara kandang open, kalau manajemennya baik itu masih bisa menghasilkan,” ungkap Heri.
Selain itu, Heri juga menyampaikan beberapa hal yang dilakukan menekan biaya produksi. Mulai dari persiapan sebelum chick in (memasukkan ayam ke kandang) yaitu dengan mengecek kondisi potensi kandang ayam ketika sudah di bersihkan sudah di sekam dan disterilisasi.
Kemudian mengecek kecepatan angin ketika kipas dijalankan, lalu melakukan pengecekan berapa kemampuan tampung/isi kandang. Biasanya menurut Heri, banyak peternak setelah habis panen dan kandang sudah bersih langsung diisi lagi, tanpa mengecek kondisi dan kemampuan kandang, termasuk kondisi kipas, karena akan menentukan hasil panen. “Itu yang sering jadi masalah dan sering diabaikan peternak,” ujarnya.
Langkah lain yang dilakukan untuk menekan biaya pakan adalah dengan manajemen litter. Caranya dengan membalik sekam mulai dari 0-3 minggu. Sebab, jika tidak dilakukan, maka tidak sampai 7 hari sekam akan menggumpal.
“Kalau manajemen litter dilakukan dengan baik, maka sampai panen costnya rendah. Standarnya 60 karung per 10.000 ekor dan saya bisa tekan menjadi 30 karung. Jadi bayangkan berapa cost yang sudah turun dari sekam yang hari ini harganya Rp 6.000/sak,” ungkapnya.
Lebih lanjut Heri mengatakan, langkah berikutnya ialah melakukan grading ketat ayam-ayam yang under weigh. Biasanya, saat DOC datang dan ditimbang pasti ada 1-2 % yang tidak layak. “Jadi kita lakukan grading diawal selama 7 hari pada pagi atau sore hari,” ujarnya.