Selasa, 10 Desember 2024


Putri Nasution Nikmati Manisnya Bisnis Gula Aren  

06 Agu 2023, 17:58 WIBEditor : Yulianto

Putri Nasution (paling kiri) di lokasi rumah produksi gula aren cair | Sumber Foto:Humas Kementan

TABLOIDSINARTANI.COM, Medan--Gula aren cair asal Sumatera Utara lagi-lagi berhasil menembus pasar ekspor Malaysia, Kazakhstan, Thailand, Belanda hingga Jepang, serta berpartisipasi pada pameran di Arab Saudi. Gula aren cair ini memiliki potensi yang sangat menjanjikan, terbukti Puri Food dan Healthy meraih omset Rp 800 juta setahun.

Putri Nasution, pelaku usaha gula aren cair, Owner Puri Food dan Healthy sekaligus Dosen Bahasa dan Kewirausahaan di Universitas Sumatera Utara menuturkan, potensi gula aren cair sangat besar dan menjanjikan. Dalam mengembangkannya tentu tidaklah mudah, tapi dirinya tetap berusaha dan menjaga komitmen menekuni bisnis aren ini.

"Kami sampai melakukan uji coba berkali-kali untuk menghasilkan gula aren cair yang berkualitas, dan memiliki cita rasa yang khas, agar diminati konsumen dalam negeri maupun luar negeri,” ujarnya.

Owner Puri Food dan Healthy ini memborong banyak prestasi. Ia memulai merintis usaha aren sejak 2021. Kini produk aren cairnya sudah tersebar di berbagai supermarket atau swalayan, market place hingga toko cinderamata di Medan Sumut. Ia pun menyabet wirausaha wanita berprestasi, yang pernah menjadi Best Womenpreneur April 2022, dan menjadi 3 terbaik pengusaha wanita Kota Medan Februari 2022.

Putri mengungkapkan, produksi bisa mencapai sekitar 1.500 sd 2.000 botol aren cair (500 ml). Produk aren ini memasok kebutuhan sekitar 50 supermarket di wilayah Sumatera Utara, direncanakan juga akan masuk ke dunia perhotelan. Untuk memenuhi bahan baku, Ia bekerjasama dengan pekebun aren. Semakin banyak permintaan aren cair, saya berharap bahan bakunya dapat terus aman ketersediaannya,” katanya.

Untuk memproses aren cair, Putri menjelaskan, membutuhkan waktu sekitar 3-4 jam. Guna mejaga mutu gula aren, dirinya rutin melakukan kontrol dan memastikan cara pengolahan sesuai standar yang ditetapkan. Dengan demikian, rasa dan kualitas setiap botol aren cair tetap memiliki ciri khas yang sama, tidak merubah rasa dan stabil.

"Kami juga berupaya menjaga kualitas produk agar tidak mengkristal dan berbuih,” katanya. Bahkan Putri menjamin gula aren cair produksi Puri Food dan Healthy murni nira, tanpa campuran air dan tidak menggunakan bahan kimiawi, sehingga bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Bukan hanya itu ia juga yakni produk herbal ini lebih efisien dan bisa mempermudah kalangan ibu rumah tangga ketika mengolah makanan maupun minuman dan lebih praktis.

Putri juga bercerita, bahwa gula aren cair miliknya ini pernah ditampilkan di Pameran Perda Pulau Pinang Malaysia pada September 2021 dan September 2022. Puri Food & Healthy juga sudah tergabung di Wirausahaan Club Usaha Rissmart Enterprise, dan market place Kuala Lumpur. Selain itu, gula aren cair ini juga pernah menjadi Juara 1 produk ekspor Kota Medan di bulan Mei tahun 2022.

Putri menambahkan dirinya juga melakukan pelatihan wirausaha khususnya terkait bisnis aren cair, kepada para petani dan anak muda di lingkungan sekitar. Sebagai Pendamping Wirausaha Muda sejak 2022, ia turut mengedukasi anak muda agar ada kemauan atau termotivasi menggeluti usaha di bidang perkebunan dan menciptakan lapangan kerja.

"Tentu dibutuhkan komitmen, ketekunan yang kuat dan inovasi serta kreatifitas karena pengolahan aren tidaklah mudah, harus dijaga kualitasnya supaya tidak berbuih dan mengkristal, serta aman untuk dikonsumsi," katanya.

Dukungan Pemerintah

Kedepannya, Putri berharap akan bisa ekspansi aren cair ke bentuk sachet dan produk gula semut. Ia pun berharap adanya sinergi pemerintah pusat, khususnya Kementerian Pertanian, mitra usaha dan petani milenial. Dengan dukungan teknologi dan inovasi yang mumpuni, Putri ia juga berharap produk gula aren ini dapat terus dikembangkan. “Kami berharap bahan bakunya tetap tersedia, semakin luas akses pasarnya dan bisa terus tembus ke pasar global, tentunya menyejahterakan petani,” tuturnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah mengatakan, dengan semakin berkembangnya hasil olahan atau produk turunan aren, kebutuhan bahan baku perlu disoroti. Untuk itu, budidaya tanaman aren pun perlu diperbaiki dan pemeliharaan tanaman harus kontinyu dilakukan agar agar pasokan atau bahan baku tetap tersedia.

Selain itu, diperlukan teknologi yang bisa konstan dalam mengembangkan aren, sehingga produk turunannya bisa berkelanjutan.  Pasalnya, dengan berkembangnya produk turunan gula aren, pekebun juga akan diuntungkan. “Jadi selain dapat menciptakan lapangan kerja, petani mendapat nilai tambahnya, dan berdampak positif pada pendapatan," katanya.

Andi Nur menambahkan, pemerintah terus mendorong dan memotivasi pekebun. Salah satunya melakukan pembinaan dan mengedukasi pekebun agar terus menjaga produksi dan produktivitas beserta turunannya, meningkatkan kualitas hasil yang bermutu, bernilai tambah dan berdaya saing. Teknologi tentu dibutuhkan, tetapi juga tidak melupakan kearifan lokal.

Ia mencontohkan pada gula aren cair ini. Hilirisasi tidak selalu berbanding lurus dengan pabrikasi. Meski pengolahan masih menggunakan cara tradisional, namun pelaku usaha tidak pernah menyerah dan terus berupaya mencari solusi untuk meningkatkan produk turunannya. “Kearifan lokal tidak selalu hasilnya kurang, justru malah aren cair ini berhasil ekspor dan bisa menjaga kualitas cita rasa produk terjamin dan bermutu,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Andi Nur juga meminta agar UMKM menggunakan jejaring sosial, platform medsos atau market place dengan didukung digitalisasi untuk memasarkan produk turunannya agar lebih dikenal masyarakat luas hingga pasar global

Reporter : Julian
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018