Selasa, 10 Desember 2024


Karena Hobi, Generasi Kedua Anggrek Bayeman Tetap Bertahan

25 Jul 2024, 15:03 WIBEditor : Herman

Ratna Pemilik Anggrek Bayeman | Sumber Foto:Dok SInta

TABLOIDSINARTANI.COMMagelang --- Keindahan bunga anggrek bisa membuat siapa saja yang melihatnya terpikat.  Karena itu tidak heran bila banyak orang yang memilih anggrek sebagai tanaman kesayangan.  Salah satunya adalah Ratna, yang karena hobi ia memutuskan untuk menerusakan usaha anggrek yang dibangun orang tuanya.

Di Jalan Bayeman, Magelang, Jawa Tengah, terdapat sebuah toko anggrek yang telah beroperasi sejak tahun 1970-an, dan kini dikelola oleh generasi kedua,

Diungkapkan Ratna pemilik Anggrek Bayeman, nama Bayeman diambil dari jalan dimana lokasi toko anggrek berada.

Anggrek Bayeman dikenal luas karena koleksi anggreknya yang bervariasi, mulai dari dendrobium, panda, hingga anggrek bulan yang menjadi primadona.

Ratna, xmengungkapkan bahwa minatnya terhadap anggrek dimulai dari kebiasaan melihat orang tua yang terlibat dalam bisnis ini.

"Karena sering melihat orang tua, saya menjadi suka dan memutuskan untuk meneruskan usaha ini," katanya.

Sejak awal, Anggrek Bayeman memfokuskan pemasaran secara offline, melayani pelanggan setia yang banyak datang dari luar kota.

Meskipun anggrek bulan menjadi salah satu favorit pasar, Ratna mencatat bahwa semua jenis anggrek di tokonya diminati oleh hobiis. "Anggrek bulan, terutama saat berbunga, sangat diminati karena keawetannya," jelas Ratna.

Di masa lalu, anggrek potong dari tokonya juga banyak digunakan untuk rangkaian bunga, dan dikenal karena ketahanannya. Namun, seiring waktu, anggrek menjadi kurang populer dibandingkan bunga imitasi. Meski demikian, permintaan tetap ada untuk koleksi anggrek yang jarang ditemukan.

Anggrek Bayeman menawarkan puluhan jenis anggrek, meskipun tidak membibitkan sendiri. Harga anggrek di anggrek Bayeman bervariasi, mulai dari Rp 15.000 untuk anggrek bulanan hingga Rp 125.000 untuk yang lebih dewasa.

Koleksi paling mahal adalah dendrobium, yang harga bisa melonjak hingga Rp 1 juta jika langka dan memiliki rumpun yang banyak.

Ratna mengaku menghadapi berbagai kendala dalam bisnis anggreknya, termasuk hama dan dampak pandemi COVID-19 yang sempat mempengaruhi penjualan.

"Saat pandemi, penjualan sempat turun, namun sekarang sudah mulai naik lagi," ujarnya.

Karena merawat anggrek sudah menajdi kesehariannya, Ratna mengaku tidak ada perlakukan khusus. Penyiraman yang sesuai dengan kebutuhan air dan pemberian pupuk yang tepat.

"Pupuk yang digunakan dibagi untuk pertumbuhan dan pembungaan. Untuk membungakan anggrek, penting untuk mengetahui apakah tanaman tersebut menyukai cahaya atau tidak. Penempatan yang tepat dan pemupukan yang sesuai dapat merangsang pembungaan," tambah Ratna.

Meskipun tantangan ada, Ratna tetap berkomitmen untuk mempertahankan dan melestarikan warisan anggrek di Anggrek Bayeman, menjaga agar generasi mendatang dapat terus menikmati keindahan anggrek yang awet dan berkualitas.

Reporter : Eko
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018