Kamis, 02 Mei 2024


Tariman Bisa Hasilkan 800 Kg Strawberry per Bulan

29 Apr 2021, 04:05 WIBEditor : Ahmad Soim

Tariman | Sumber Foto:Soleman

 

TABLOIDSINARTANI.COM, Batu – Tariman yang tergabung dalam kelompok petani pengelola lahan di lokasi Kawasan Lumbung Strawberry di daerah Pandan Kota Batu, membudidayakannya pada lahan seluas 3000 meter persegi.

Tariman yang mulai menanam sejak tahun 1988 ini menjelaskan, “masa produktif tanaman tergantung perawatan, kalau teman saya tiap tahun dibongkar, katanya rugi kalau hujan-hujan dirawat, media tanam dari tanah dan  sekam arang bakar, satu polibag dua gengam tangan orang dewasa, kalau sekam saja panas, biar menyerap air sekamnya, suka air tapi tidak terlalu banyak,”katanya.

Tanaman strawberrynya saat ini sudah berumur 4 tahun, terkadang tanamannya ada yang sampai panjang, penggunaan pupuk kandang dilakukannya pada saat pertama kali membuat media tanam.

Pemupukan dilakukan 10 hari sekali dengan cara disiramkan pada tanaman untuk mengeluarkan bunganya, “kalau pupuk keringan 1 bulan sekali, pakai blower, 20 liter air ¼ kg blower, 60 liter satu petak bisa 300 polibag, ukurannya ½ gelas aqua disiramkan di antara tanaman, bukan ditanamannya,”katanya.

“Penyemprotan obat kimia 1 minggu sekali setiap hari senin, untuk hama cabuk hijau dengan jenis Marsal, cabuk hitam dengan Winder, kalau sabtu minggu karena ada tamu orang petik buah tidak disemprot,”imbuhnya. 

Tariman menggunakan polibag ukuran 60 cm yang dipotong menjadi  2 bagian, medianya berupa campuran tanah dan sekam bakar. Penanaman langsung ke tanah dihindari karena dapat menyebabkan buah pertamanya busuk dan akan habis apalagi musim hujan. 

“Musuhnya hujan, yang di greenhouse berbuah terus, kalau modal membuat greenhouse mahal tapi lebih berhasil digreenhouse, “katanya.

Lebih lanjut Tariman menjelaskan fungisida yang digunakan sebagai penahan daun supaya bagus menggunakan Dhitane, Antrakol, dicampur menjadi satu disemprotkan seminggu sekali, sedangkan obat ulat menggunakan jenis Sapporo, 

Bapak 3 anak ini mengatakan “kalau pakai bahan organik murni daunnya akan kuning-kuning karena kurang nutrisi, pupuk kandang juga bisa diberikan pada tanaman, caranya dimasukkan dalam lubang pada sela-sela tanaman di masukkan kotoran kambing, organik saja kecil-kecil buahnya, lebih besar yang kimia,”katanya.

BACA JUGA:

Setiap  bulan Tariman mencari orang untuk merawatnya, dibantu anak dan isterinya membuang daun-daun yang kering pada tanaman, kalau tidak dibuat bibit sulur-sulurnya dibuang, mengamati cabuk hijau, cabuk hitam di pucuk daun, dan secara berkala dipupuk 1 bulan sekali.

Tariman masih menggunakan pupuk kimia, “masalah organik pasarnya dimana, disuruh mencari langganan sendiri, kalau pupuk kimia 80 % sedang organik asli 30% tingkat keberhasilannya, kalau harga sama dipasar akan kalah, dipasar pilih yang kimia yang besar-besar, organik agak kecil, pedagang berfikir barang bagus saja,”imbuhnya.

Apabila membutuh bibit, sulur-sulurnya  ditanam dipolibag kecil, ditaruh disebelah tanaman induk agar bisa ikut tersiram,  masa pembuatan bibitnya sekitar 15 sampai 20 hari, sesudah akarnya menembus polybag dapat ditanam pada polibag besar, biasanya 1 polibag besar ditaman 4 bibit kecil.

Dalam 1 bulan bisa memanen buah sekitar 800 kg pada lahannya, harga jualnya sekitar 25 sampai 30 ribu untuk 1 kg, sedangkan apabila ada tamu wisatawan harganya bisa mencapai 50 ribu per kg. 

 === 

 

Sahabat Setia SINAR TANI bisa berlangganan Tabloid SINAR TANI dengan KLIK:  LANGGANAN TABLOID SINAR TANIAtau versi elektronik (e-paper Tabloid Sinar Tani) dengan klikmyedisi.com/sinartani/ 

 

Reporter : Soleman
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018