Jumat, 19 April 2024


Unggas Tetap Sehat saat La Nina Datang

01 Des 2021, 13:30 WIBEditor : Yulianto

Webinar Antisipasi Dampak La Ninadi Peternakan Unggas | Sumber Foto:Sinta

TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta---Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memberikan informasi peringatan dini untuk waspada terhadap datangnya La-Nina menjelang akhir tahun 2021. Fenomena cuaca yang menyebabkan hujan berlangsung lebih lama ini bukan hanya berdampak pada petani, peternak juga terkena imbasnya.

Menurut Iqbal Alim, Koordinator Unggas dan Aneka Ternak, Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), curah hujan tinggi menyebabkan lingkungan kandang ayam fluktuatif, kelembaban tinggi dan memicu ayam rentan terhadap penyakit serta pertumbuhan terhambat.

“Terjadinya fenomena La Nina juga memberikan dampak ancaman turunnya produktivitas ayam,” katanya saat Webinar : Antisipasi Dampak La Nina di Peternakan Unggas yang diselenggarakan Tabloid Sinar Tani, Rabu (1/12).

Iqbal mengatakan, ada beberapa upaya mengantisipasi dampak La Nina. Misalnya, dengan modifikasi manajemen kandang. Caranya dengan manajemen sistem buka tutup tirai pada peternakan yang open side house dan perbaikan kebocoran kandang. Kemudian saat brooding perlu tirai lapis dua (luar dalam).

“Peternak juga harus melakukan manajemen litter yang baik, penggantian litter berkala. Selain itu penambahan penghangat, lampu dan pencahayaan dalam kandang,” katanya.

Strategi lainnya menurut Iqbal adalah dengan manajemen air minum. Diantaranya memperbaiki drainase di lingkungan kandang dan filtrasi air. Biasanya curah hujan yang tinggi air menjadi keruh dan tercampur banyak bahan organik.

Soal pakan ayam,  Iqbal juga mengingatkan, perlu ada perbaikan gudang pakan, cukup ventilasi dan kelembaban terjaga. Perhatikan juga untuk mencegah karung pakan bocor untuk hindari jamur, masa simpan pakan juga maksimak 10 hari.

“Pakan juga harus dijaga tetap kering dengan kadar air kurang dari 14 persen dan tidak menggumpal. Hindari juga kutu dan tikus dalam gudang pakan,” tuturnya. Tidak kalah penting, imunitas unggas harus ditingkatkan dengan pemberian vakisn dan vitamin. “Selain itu pilih DOC sesuai SNI,” tambahnya.

Biosecurity Murah Meriah

Sementara itu, Medik Veteriner Balai Penelitian Peternakan (Balitnak), Ciawi, Drh. Triwardhani Cahyaningsih, M.Si juga mengakui, iklim akan mempengaruhi penyebaran penyakit, sedangkan kondisi cuaca mempengaruhi waktu terjadinya wabah.

Karena itu, kesehatan unggas dapat dipengaruhi perubahan iklim, baik cuaca panas maupun kejadian cuaca ekstrem.  “Kondisi tersebut dapat memunculkan penyakit baru maupun penyakit lama muncul kembali,” katanya.

Saat La Nina, menurut Triwardhani, beberapa penyakit yang disebabkan bakteri, virus dan parasit muncul. Untuk itu tindakan biosecurity di peternakan menjadi pertahanan pertama dalam pengendalian wabah. Hal ini untuk mencegah semua kemungkinan penularan/kontak dengan ternak tertular, sehingga rantai penyebaran penyakit dapat diminimalkan.

Biosecurity adalah metode pengendalian penyakit termurah dan paling efektif. "Jadi tidak perlu mahal yang terpenting konsepnya melindungi peternakan, misalnya dengan desinfektan. Biosecurity dan vaksin lengkap menjadi yang harus dilakukan di peternakan. Apalagi dalam kondisi La Nina,” tuturnya.

Bagaimana teknis biosecurity? Seperti apa peternak berjaga-jaga terhadap La Nina? Bagi Sahabat Sinar Tani yang ingin mengetahui lebih lengkap dana mendapatkan materi webinar bisa diunduh di link bawah ini.

MATERI WEBINAR:  Klik Disini

SERTIFIKAT WEBINAR : Klik Disini

SIARAN SINTA TV : 

 

Reporter : Julian
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018