TABLOIDSINARTANI.COM, Mataram --- Kementerian Pertanian (Kementan) melalui melalui Pusat Pelatihan Pertanian (Puslatan) Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) menargetkan penumbuhan pengusaha pertanian milenial kurun lima tahun ke depan sebanyak 2,5 juta orang. Pengusaha pertanian milenial ini akan fokus pada produksi pertanian dengan produk kualitas tinggi yang berorientasi ekspor.
Kepala BPPSDMP, Prof. Dedy Nursamsi mengatakan, dari target 2,5 juta pengusaha petani milenial itu, paling tidak setiap tahunnya tercipta sekitar 500 ribu pengusaha pertanian milenial. “Karena itu, kami akan mendorong tumbuhnya pengusaha pertanian milenial di setiap daerah,” ujar Prof. Dedy Nursyamsi, di Mataram, Kamis (13/2).
Dedy mengatakan, di Nusa Tengara Barat (NTB) memiliki 3 komoditas unggulan yaitu tanaman pangan, hortikultura, dan peternakan. “Sehingga kita semua berharap petani milenial terjun di tiga komoditas tersebut karena terjamin keuntungannya serta sudah terbukti bahwa ini adalah untung," paparnya.
Pertemuan Koordinasi Penumbuhkembangan Pengusaha Pertanian Milenial 6 - 8 Februari 2020 di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), diikuti oleh 10 Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelatihan Pertanian BPPSDMP Kementan, Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB dan Bali, Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) NTB sebanyak 15 P4S, 5 P4S Bali, 30 orang petani milenial , widyaiswara, pejabat struktural dan fungsional lingkup Puslatan, serta siswa SMKPP Negeri Mataram.
Dedy berharap, dalam pertemuan tersebut mampu mendorong pertumbuhan dan pengembangan petani milenial di setiap daerah. Petani milenial nantinya harus terbuka dengan teknologi, karena pertanian sekarang membutuhkan sentuhan teknologi untuk menghasilkan produktifitas yang tinggi.
"Sekarang era 4.0 adalah era anak muda atau petani milenial makanya startup - startup sekarang sudah berkembang cukup pesat. Ada aplikasi misalnya untuk menjual gabah dan dulu kita menjual gabah pakai telpon tapi sekarang menggunakan aplikasi secara on line,” jelasnya.
Kepala Pusat Pelatihan Pertanian Kementan, Bustanul Arifin Caya menambahkan, kalangan generasi muda di NTB, harus mampu memanfaatkan potensi sektor pertanian di daerah, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun orientasi ekspor.
"Kalau sektor pertanian, khususnya tanaman pangan, hortikultura dan peternakan dikelola dengan baik, mulai dari hulu sampai hilir, maka akan mampu memberikan keuntungan yang relatif bagus," kata Bustanul.