TABLOIDSINARTANI.COM, MAGELANG - Mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YOMA) Kementerian Pertanian selesai mengikuti magang di Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU HPT) Baturraden Kabupaten Banyumas Jawa Tengah. Mereka mendapatkan pendalaman teknik budidaya dan teknologi Hijauan Makanan Ternak (HMT).
Hal ini dilakukan untuk mendukung program strategis Kementerian Pertanian (Kementan) dalam menyiapkan sumber daya manusia pertanian.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menegaskan mahasiswa Polbangtan sebagai representasi petani milenial, diharapkan mampu meneruskan tongkat estafet pembangunan pertanian.
"Program magang diharapkan menjawab tantangan tantangan dunia industri dan dunia usaha, serta berkontribusi dalam melahirkan petani milenial unggul yang kompeten," kata Dedi.
Selama 2 minggu, 36 mahasiswa program studi Teknologi Pakan Ternak mengikuti kegiatan perawatan ternak, khususnya sapi dan kambing.
Ditemui secara terpisah, Arafah Rahma Surya Sumarna, salah satu peserta magang, mengungkapkan antusiasmenya saat mengikuti kegiatan magang.
“Kami mengikuti rutinitas anak kandang mulai jam 4 pagi. Untuk menyiapkan pakan dan melakukan perawatan ternak di kandang,” tutur Arafah.
Penyiapan pakan dipelajari Arafah dengan praktek mengairi dan memupuk rumput pakchong. Dilanjutkan dengan menghaluskan hijauan menggunakan mesin pencacah, kemudian mendistribusikan hijauan ke 10 kandang kambing sanen dan PE (peranakan etawa).
“Saya mempelajari kebutuhan pakan untuk masing – masing fase pertumbuhan ternak," jelas Ara. Ia memaparkan bahwa kebutuhan konsentrat kandang laktasi lebih sering daripada kandang lain.
Setelah magang Ia juga mampu membedakan 3 teknik pemberian pakan. Yakni Cafetaria feeding, component feeding, dan time-restricted feeding (TRF).
“Kami mengatur jenis pakan yang akan diberikan. Di farm kambing, ia menerapkan teknik component feeding. Dengan cara mendahulukan hijauan atau konsetrat terlebih dulu serta mengatur waktu pemberian pakan.” tambah Arafah.
Sedangkan penggunaan mesin dalam pembuatan pakan juga mendapat perhatian dari Erma Auliya, peserta magang lainnya.
“Ini adalah kali pertama saya melihat pembuatan pakan khususnya hijauan yang dilakukan menggunakan mesin jaylor," ungkap Erma antusias. Hal ini menunjukkan penggunaan teknologi pada sektor peternakan dinilai menarik minat milenial.
Acep Perdinan, dosen pengampu mata kuliah mengatakan, selama kegiatan magang mahasiswa tidak hanya memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam budidaya dan pengolahan hijauan pakan ternak.
“Mahasiswa juga mempelajari tatalaksana pemeliharaan ternak, mulai dari sanitasi kandang, manajemen pemberian pakan, pemerahan susu, kesehatan ternak, reproduksi ternak, pemotongan tanduk, pengukuran ukuran tubuh pedet, dan recording,” papar Acep.
Ia menambahkan, mahasiswa juga telah mempresentasikan hasil kegiatan magang di depan pembimbing eksternal dan dosen pengampu mata kuliah. Hal ini dilakukan untuk menilai capaian kompetensi peserta magang.