Jumat, 24 Januari 2025


Pelatihan Pasca Panen, Upaya Distanbun Jateng Tingkatkan Kualitas Tembakau Petani

02 Sep 2024, 13:13 WIBEditor : Herman

Pelatihan Pasca Panen Petani Tembakau

TABLOIDSINARTANI.COM, Temanggung --- Masalah klasik yang kerap dihadapi para petani tembakau, terutama di lereng Gunung Sindoro-Sumbing dan Merapi-Merbabu, adalah ketidakstabilan harga jual daun tembakau.

Ketika harga tembakau baik, petani dapat meraup keuntungan besar yang memungkinkan mereka untuk membangun rumah atau membeli kendaraan. Namun, saat harga anjlok, terutama saat panen raya, banyak petani hanya bisa berharap kembali modal.

Meski demikian, ribuan petani di daerah ini tetap setia menanam tembakau setiap tahun, menjadikannya sebagai jalan hidup. Terlepas dari potensi keuntungan atau kerugian, musim tanam tembakau selalu diikuti dengan semangat yang tinggi. Mereka merasa malu jika tidak ikut serta menanam, terutama jika tetangga mereka melakukannya.

Untuk membantu para petani mengatasi tantangan ini, Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi Jawa Tengah mengadakan “Pelatihan Pasca Panen Tembakau” dengan fokus pada "Penentuan Grade Tembakau" pada tanggal 22-23 Agustus 2024 di Bapeltan Soropadan, Temanggung.

Koordinator Fungsional Penyuluh Pertanian Distanbun Jateng, Bayu Sasongko, S.Pt, MSi, menjelaskan bahwa selama ini petani tembakau cenderung lebih mengejar kuantitas daripada kualitas.

“Banyak petani yang fokus pada produktivitas tinggi tanpa memperhatikan kualitas yang diinginkan pasar. Selain itu, dalam proses pengolahan tembakau, petani sering melakukan hal-hal di luar kesepakatan, seperti mencampur gula terlalu banyak, yang dapat memutuskan kerja sama dengan pembeli,” ujarnya.

Sebagian besar hasil tembakau petani dijual ke pabrik rokok melalui perwakilan atau gudang pengumpul tembakau. Namun, harga beli seringkali ditentukan sepihak oleh pembeli berdasarkan grade yang mereka tentukan.

Karena itu, pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam kepada petani tentang proses penentuan grade tembakau yang sangat menentukan kualitas dan nilai ekonomis daun tembakau.

Penentuan grade tembakau biasanya melibatkan beberapa faktor, seperti penampilan fisik (warna, tekstur, dan ukuran daun), aroma daun, kadar nikotin dan tar, tingkat pengeringan, keutuhan daun, serta tanda-tanda serangan penyakit atau hama.

Daun-daun tembakau kemudian diklasifikasikan ke dalam berbagai grade, seperti Grade A, B, C, dan seterusnya, yang menentukan nilai komersialnya.

Pelatihan angkatan ke-5 ini diikuti oleh 30 petani tembakau dari Kabupaten Magelang dan Temanggung. Para peserta mendapatkan materi dari sejumlah narasumber yang berpengalaman dalam perdagangan tembakau.

Narasumber pertama dari KUB Global Jaya menyampaikan tentang peningkatan kapasitas petani dan pengaruh posisi, warna, serta tingkat kebersihan daun terhadap kualitas tembakau. Narasumber kedua dari Korporasi Petani Enara Pangan Desa membahas pentingnya regenerasi petani, terutama mengingat minat generasi muda terhadap pertanian yang semakin menurun.

Narasumber dari Tim Lampion Agrikultura Indonesia kemudian membimbing peserta dalam pengolahan tembakau sesuai dengan syarat mutu pabrikan dan cara penentuan grade tembakau.

Bayu Sasongko menutup acara dengan harapan agar pelatihan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani tembakau dalam mengelola agribisnis mereka.

"Kami berharap dengan edukasi praktis ini, petani tembakau dapat lebih bijak dalam mengelola agribisnisnya, meraih keuntungan yang layak, dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan hidup mereka," pungkasnya.

Reporter : Djoko W
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018