Simon H. Atabuy, SH (kedua dari kiri) bersama para penyuluh pertanian yang telah mendampinginya dalam budidaya pepaya di Desa Wolwal, Kecamatan ABAD, Kabupaten Alor.
TABLOIDSINARTANI.COM, Alor --- Siapa sangka, sebidang tanah seluas seperempat hektar di Desa Wolwal, Kecamatan Alor Barat Daya (ABAD), bisa menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan? Adalah Simon H. Atabuy, SH, seorang pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Kementerian Sosial yang membuktikan bahwa keterbatasan lahan bukanlah halangan untuk sukses.
Berawal dari sebuah inspirasi yang sederhana melihat keberhasilan sahabat lamanya, Anita Adhi, SST, seorang penyuluh pertanian madya sekaligus teman semasa SMA, Simon memantapkan hati menanam pepaya.
Berbekal 20 bibit awal dari Anita, ia mulai menanam tiga varietas unggulan: Bangkok, California, dan Mentega.
“Saya lihat kebun pepaya Bu Anita berhasil, dari situ saya terdorong ikut mencoba,” kenangnya.
Perjalanan Simon tidak sendirian. Ia mendapat bimbingan langsung dari para penyuluh pertanian yang setia mendampinginya.
Mulai dari Widyawati Moka, S.Pt. di tahap awal, lalu Setia Wati Lapenangga, S.P. Kepala BPP Kecamatan ABAD yang memberinya tambahan 20 bibit, hingga kini terus didampingi Anen B. Plaimo, SP, penyuluh Desa Wolwal.
Tiga tahun berselang, pohon-pohon pepaya Simon mulai menghasilkan. Kini, setiap Selasa dan Jumat, ia rutin menyuplai buah segar ke resort dan homestay di kawasan wisata.
Tidak berhenti di situ, mulai April 2025, ia memperluas pasar ke program Dapur Sehat. Omzet yang dikantonginya pun menggiurkan mencapai Rp920 ribu hingga Rp1,4 juta setiap dua hari.
Lebih dari sekadar cuan, keberhasilan ini membawa perubahan nyata dalam hidupnya. Simon sudah bisa membeli dinamo besar senilai Rp2,8 juta dan fiber air berkapasitas 5.000 liter.
Selanjutnya, ia berencana membeli sepeda motor untuk menunjang kegiatan di kebun.
“Pendampingan para penyuluh itu sangat penting. Mereka bantu saya mulai dari teknik menanam, cara pemupukan, sampai strategi pemasaran,” ujar Simon penuh semangat.
Bagi Simon, kisah ini bukan hanya tentang panen pepaya, tapi juga panen harapan.
Ia berharap pengalamannya bisa menginspirasi warga desa lainnya untuk mulai mengolah lahan, sekecil apa pun menjadi sumber ekonomi yang berkelanjutan.