Minggu, 18 Mei 2025


Darurat Tikus di Rawa Pening, Operasi Gropyokan Panen Ribuan Ekor

25 Apr 2025, 11:00 WIBEditor : Herman

Gerakan Pengendalian Tikus Petani Sekitar Rawa Pening

 

TABLOIDSINARTANI.COM, Semarang ---  Ancaman hama tikus kembali menghantui para petani di sekitar Rawa Pening, Kabupaten Semarang. Ribuan tanaman padi terancam gagal panen akibat serangan tikus sawah yang terus meningkat.

Kondisi ini memaksa pemerintah dan masyarakat bahu membahu melakukan aksi nyata: Gerakan Pengendalian (Gerdal) hama tikus serentak.

Gerakan masif ini dilaksanakan di lima kecamatan rawan serangan, yaitu Banyubiru, Bawen, Jambu, Tuntang, dan Ambarawa.

Gerdal diikuti lebih dari 2.000 peserta dari berbagai kalangan, mulai dari petani, penyuluh, petugas pengendali hama, personel Polri dan TNI, hingga perwakilan pemerintah pusat dan daerah.

Bupati Semarang, Ngesti Nugraha, bersama Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI Dr. Rachmat, dan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah Supriyanto turut hadir menyemangati petani.

Kegiatan dipusatkan di lahan milik Kelompok Tani Maju, Desa Banyubiru.

“Data hingga akhir caturwulan pertama 2025, sudah ada 59 hektare lahan padi yang puso. Ini tersebar di lima kecamatan terdampak,” ungkap Bupati Ngesti.

Sebagai bentuk tanggap darurat, pemerintah menyiapkan bantuan berupa benih, pupuk, pestisida, 60 rumah burung hantu, serta menambah 200 hektare lahan tanam baru.

Tak hanya itu, 300 hektare tambahan lahan juga disiapkan untuk mendukung ketahanan pangan.

Bupati juga mengimbau para petani agar menerapkan pola tanam serempak.

“Dengan tanam serentak di lahan luas, hama tikus akan kesulitan berkembang,” jelasnya.

Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Dr. Rachmat menekankan pentingnya kekompakan dalam pengendalian hama.

“Gropyokan sebelum masa tanam sangat efektif. Ditambah, rumah burung hantu tiap lima hektare terbukti ramah lingkungan dan ampuh mengurangi populasi tikus,” ujarnya.

Tak hanya aksi di lapangan, dukungan juga datang dalam bentuk bantuan. Kementan RI menyalurkan program pengendalian OPT untuk 25 hektare lahan.

Dinas Pertanian Provinsi menyumbangkan alat emposan tikus dan perangkap, sementara Bank Indonesia memberikan 38 rumah burung hantu serta 60 unit emposan berbahan gas elpiji.

Menariknya, kegiatan ini juga diperlombakan. Hasilnya, Gapoktan Karya Makmur dari Desa Brongkol, Kecamatan Jambu, keluar sebagai juara pertama dengan total tangkapan 835 ekor tikus.

Juara kedua diraih KT. Maju Banyubiru dengan 492 ekor, disusul KT. Handayani dari Dusun Deles, Desa Ngrapah dengan 390 ekor.

Ke depan, petani diharapkan terus melakukan gerdal secara berkala. “Kami juga sedang merancang skema asuransi petani dan mempertimbangkan keringanan PBB untuk petani gagal panen,” tutup Bupati Ngesti.

Reporter : Djoko W
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018