Selasa, 15 Juli 2025


Gelar The Science Behind: Food Security, Bayer Dorong Adopsi Bioteknologi Untuk Ketahanan Pangan

19 Jun 2025, 20:50 WIBEditor : Herman

Bayer gelar The Science Behind : Food Scurity

TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta --- Bayer Indonesia menggelar program edukatif bertajuk “The Science Behind: Food Security”, Kamis (19/6). Acara ini menjadi bagian dari inisiatif Bayer untuk memperkuat literasi ilmiah terkait ketahanan pangan melalui pemanfaatan bioteknologi pertanian.

Program ini menghadirkan narasumber dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta para ahli dari Bayer Indonesia.

Dalam diskusi yang berlangsung, dibahas berbagai tantangan yang dihadapi sektor pertanian Indonesia serta solusi ilmiah yang bisa mempercepat transformasi menuju sistem pangan yang lebih tangguh dan berkelanjutan.

Peneliti Pusat Riset Teknologi Pengujian dan Standar BRIN, Prof. Bambang Prasetya, menegaskan pentingnya peran bioteknologi dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.

 “Bioteknologi berperan penting dalam menekan risiko gagal panen serta menjawab tantangan seperti perubahan iklim, degradasi lahan, dan serangan hama." Tegasnya.

Lebih lanjut Prof. Bambang mengaku teknologi ini dapat memperkuat sistem pangan Indonesia asalkan dikembangkan secara bertanggung jawab dan sesuai kebutuhan lokal. 

Ia juga menyoroti bahwa pertanian Indonesia masih tertinggal sekitar 15–20 tahun dari negara tetangga dalam pemanfaatan benih berbasis teknologi.

Diharapkan, penggunaan benih jagung bioteknologi dapat menjadi langkah awal untuk mengejar ketertinggalan tersebut.

Sejalan dengan itu, Presiden Direktur Bayer Indonesia, Yuchen Li, menegaskan komitmen perusahaan dalam mendukung transformasi pertanian melalui sains dan inovasi.

 “Kondisi dunia saat ini menuntut pendekatan baru. Cara-cara tradisional saja tidak cukup. Bioteknologi adalah salah satu jawaban ilmiah yang Bayer hadirkan untuk mendukung ketahanan pangan Indonesia,” ungkap Yuchen.

Bayer telah hadir selama 68 tahun di Indonesia dan secara konsisten mendorong inovasi berbasis sains, termasuk melalui peluncuran benih jagung bioteknologi DK95R pada tahun 2023.

Benih ini diklaim mampu meningkatkan pendapatan petani hingga 30%, berkat hasil panen yang lebih tinggi dan efisiensi penggunaan input pertanian.

Benih jagung DK95R memiliki keunggulan tahan terhadap herbisida, memungkinkan pengendalian gulma lebih efisien tanpa merusak tanaman jagung.

Teknologi ini memberikan efisiensi besar dalam budidaya, sekaligus mendukung praktik pertanian berkelanjutan.

Regulatory Science Manager Seed & Traits Bayer Indonesia, Woro Umayi Ananda, menjelaskan bahwa produk bioteknologi Bayer dikembangkan melalui proses riset ketat selama 12–16 tahun, memastikan aspek keamanan pangan, pakan, dan lingkungan terpenuhi.

 “Kami berkomitmen memastikan semua inovasi bioteknologi mematuhi regulasi dan benar-benar aman serta bermanfaat bagi petani Indonesia,” ujar Woro.

Sebagai bentuk konkret dukungan terhadap petani, Bayer melalui program Better Life Farming (BLF) menggandeng KADIN dan Kementerian Pertanian dalam inisiatif penanaman 1.000 hektar jagung bioteknologi di NTT, NTB, dan Sulawesi Selatan.

Menurut Agriculture Affairs & LTO Lead Bayer Indonesia, Aditia Rusmawan, hasil demoplot menunjukkan produktivitas mencapai 8,3 ton/ha, hampir dua kali lipat dari rata-rata nasional.

Bahkan di Kabupaten Sumbawa dan Dompu, hasil ubinan mencatat angka fantastis sebesar 13–15 ton/ha dengan kadar air 17%.

“Program ini bisa jadi model replikasi nasional. Petani tak hanya panen lebih banyak, tapi juga mendapat ROI yang lebih tinggi,” jelas Aditia.

PT Bayer Indonesia juga menjalin kemitraan dengan PT Seger Agro Nusantara yang menjamin pembelian hasil panen, menjadikan program ini berbasis skema inklusif closed-loop.

Salah satu petani peserta program, Hamzan Wadi, mengaku merasakan langsung manfaat dari teknologi ini.

“Dengan benih jagung bioteknologi, hasil panen naik, biaya berkurang, dan saya punya lebih banyak waktu untuk keluarga." ungkapanya.

Bahkan menurut Hamzan ia bisa menekan biaya produksi hingga 20%.

Lebih lanjut petani dari Sumbawa ini juga mengaku panen pun langsung dibeli oleh mitra, sehingga prosesnya lebih mudah dari awal hingga pasca panen. 

Program ini merupakan bagian dari seri “The Science Behind: A Series of Bayer Media Classes”, yang bertujuan memperkuat pemahaman media terhadap isu-isu kritis di bidang pertanian dan kesehatan.

 

Reporter : Danin
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018