TABLOIDSINARTANI.COM, Semarang --- Pertanian organik yang dirintis Kelompok Tani Bangkit Merbabu sejak 2008 kini berbuah manis. Supermarket dan hotel berbintang di Semarang telah menjadi konsumen setia, bahkan dua minggu sekali Kelompok Tani yang bermarkas di dusun Kaliduren, desa Batur Kecamatan Getasan, kabupaten Semarang Jawa Tengah ini mengirim sayuran organik ke Singapura
Rebo Wahono, ditemani 2 orang anggota Kelompok Tani Bangkit Merbabu, bersemangat menjelaskan kiprah kelompok taninya di salah satu stand Pasar Tani Merdeka yang diselenggarakan Distanbun Provinsi Jawa Tengah beberapa waktu lalu.
Pasalnya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo hadir di acara tersebut, dan Rebo bersama teman-temannya sudah lama berharap bisa bertemu dengan orang nomor 1 di provinsi Jawa Tengah ini.
Mereka akan mohon bantuan rumah plastik, karena rumah plastik ternyata menjadi sarana yang ampuh mengatasi cuaca ekstrim di desanya, untuk dapat menghasilkan sayuran organik yang bermutu tinggi.
“Dorongan semangat dan keyakinan untuk bangkit dari penderitaan para petani di dusun Kaliduren, Kecamatan Getasan bersepakat mendirikan kelompok tani Bangkit Merbabu pada 10 Januari 2008 lalu,” ceritanya..
Budidaya Sayur organik dipilih kelompok tani yang memiliki 20 orang anggota ini bukan tanpa alasan. Didampingi Penyuluh Pertanian dan Dinas Pertanian Kabupaten maupun provinsi, kelompok Tani Bangkit Merbabu mempunyai berbagai cita-cita mulia.
Mulai dari berupaya melestarikan alam, dalam hal ini mengembalikan kesuburan tanah dan unsur yang ada didalamnya. Tercipta suatu kawasan pertanian yang memenuhi syarat sistem pangan organik ramah lingkungan sesuai SNI 01 -6729 -2010. \
Menghasilkan produk pangan organik yang aman dikonsumsi. Hingga menerapkan GAP (Good Agriculture Practices ) atau sistem budidaya sayuran yang baik dan benar dan sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur).
Tidak Mudah
Bertani sayuran organik tidak semudah yang dikatakan orang, petani terlanjur terbiasa bercocok tanam secara non organik. Bertani secara organik terasa rumit dan ribet, karena petani dituntut harus bertani dengan memenuhi standar Operasional Prosedur (SOP) Budidaya Sayuran Organik.
Yang meliputi pemilihan Lokasi, Pemetaan Lahan, Konversi Lahan, Pembuatan pupuk Organik, Penyiapan Lahan, Penyiapan Benih, Pembibitan , Penanaman, Pemupukan, Penyiraman, Pengendalian Hama Penyakit , Pembuatan MOL, Pembuatan Pestisida Nabati , Panen, Pasca Panen dan Pengemasan.
Alhasil baru pada awal tahun 2011 para petani di kelompok tani Bangkit Merbabu mulai terbiasa dengan pola pertanian organik, dan lebih intensif dalam berbudidaya sayuran organik.
Hal ini ditandai dengan penambahan areal sayuran organik yang semula 3 Ha menjdi 5, 5 Ha. Dan dua tahun kemudian, tepatnya pada bulan November 2012, Kelompok Tani Bangkit Merbabu mendapatkan Sertifikat Pangan Organik Nasional dari Lembaga Sertifikasi Organik (LSO) Independent : INOFICE (Indonesian Organik Farming Certification) untuk 39 jenis sayuran.
Rumah Plastik
Cuaca ekstrim atau musim yang tidak menentu menjadi kendala dalam budidaya sayur organik, karena mengakibatkan kerusakan bahkan kegagalan panen. Untuk mengatasi masalah tersebut para petani di kelompok tani Bangkit Merbabu membangun rumah-rumah plastik, semacam green house sederhana sebagai tempat budidaya.
Saat ini sudah ada 30 titik rumah plastic yang dibangun Poktan Bangkit Merbabu. Masing-masing rumah berukuran 7 x 32 meter yang dapat menampung kurang lebih 3.000 tanaman tergantung jarak tanam.
Bukan hanya itu, Poktan Bangkit Merbabu juga tidak terpengaruh sama sekali dengan berkurangnya subsidi pupuk oleh pemerintah. Karena mereka membuat sendiri pupuk organik dan pestisida hayati untuk memenuhi kebutuhan tanaman.
Ekspor Singapura
Perjuangan Poktan Bangkit Merbabu dalam budidaya sayur organik membuahkan hasil, saat ini setiap hari poktan Bangkit Merbabu mengirim 100 – 150 kg berbagai jenis sayuran organik ke hotel dan supermarket di kota Semarang.
Bukan hanya itu, setiap dua minggu sekali Poktan Bangkit Merbabu pengiriman 300 – 400 kg sayur ke Singapura melalui bandara YIA (Yogyakarta International Airport), bekerja sama dengan PT. Cargo Klulon Progo
Pada saat ini sudah ada 5 kelompok tani yang bergabung, mereka menghasilkan kurang lebih 111 jenis aneka sayuran antara lain : Brokoli, Head Lettuce, Bawang Daun, Wortel, Tamarillo (Terong Belanda), Kul merah dan kubis, selada keriting Hijau dan Merah, Beet Root, Lobak, Peterselly, Romen, Packcoy, Sawi, Daun Ketumbar, Spinach, Zukini, Tomat, dan Cabai.
Rebo mengatakan beberapa hal yang sudah berhasil dicapai Kelompok Tani Bangkit Merbabu antara lain Peningkatan produksi pangan bersertifikat organik, Peningkatan penyerapan tenaga kerja yang ada di lingkungan Kawasan, Peningkatan Pendapatan Masyarakat, Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat, Ketahanan pangan yang berkelanjutan
Tentu saja keberhasilan tersebut adalah bersifat dinamis. Kebutuhan sayuran organic masih terus bertambah, peningkatan kesejahteraan petani masih perlu di tingkatkan lagi itulah tatangan yang masih akan terus dihadapi dan diatasi oleh para petani Tangguh ini.