Founder Algriz, Rinaldi Napitupulu saat konferensi pers di Jakarta, beberapa waktu lalu.
TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta --- Di era milenial, peluang bisnis di bidang pertanian makin terbuka lebar. Bahkan untuk membantu petani dalam memasarkan produknya, baik di dalam negeri maupun luar negeri, sebuah platform solusi bisnis agro 4.0 bernama Algriz (milenial agribisnis) akan segera meluncur tahun ini.
Platform yang memanfaatkan teknologi blockchain dan sharing economy ini akan diperkenalkan pada pameran IndoAgro “Indonesia Agriculture, Fishery, Livestock and Plantation International Expo 2018” di Banyuwangi, Jatim, 11-16 Oktober 2018.
“Platform berbasis sharing ekonomi ini memungkinkan pendapatan petani, peternak dan perkebunan skala kecil/tradisional akan meningkat, karena bisa mendapatkan pembeli tanpa perlu menjual ke pasar melalui tengkulak," kata Founder Algriz, Rinaldi Napitupulu saat konferensi pers di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Algriz adalah suatu solusi terintegrasi agrobisnis dan agroindustri berbasis sharing economy dengan menggabungkan konsep crowd sourcing, crowd funding dan crowd marketing. Algriz yang merupakan solusi bisnis agro 4.0 nantinya akan melibatkan kurang lebih 40 ribu peserta Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dari seluruh Indonesia.
Mereka diarahkan untuk menjadi jembatan yang menghubungkan antara generasi milenial di kota dengan petani di desa. “PPL akan membantu memfoto dan mengupload komoditas yang akan dijual petani. Mereka akan membantu para petani yang masih gagap teknologi,” tutur Rinaldi.
Aplikasi Algriz juga akan memudahkan konsumen mendapatkan produk yang diinginkan dengan mengetik nama produk. Petani yang terkait nantinya akan menerima notifikasi untuk kemudian melakukan transaksi lebih lanjut. Karena itu diperlukan data yang akurat.
Co Founder Algriz, Irfan Nugroho mengatakan, aplikasi Algriz menargetkan 100 mitra. Untuk proyek percobaan nantinya dilakukan di Trenggalek Jawa Timur dan Denpasar Bali. “Mereka merupakan mitra yang terlibat dalam sistem pelelangan agro yang rutin diadakan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur,” katanya.
Irfan menyebutkan, dari pengalaman pelaksanaan lelang beberapa waktu sebelumnya, perputaran uangnya sangat tinggi. Bahkan dalam waktu 2 hari lelang, uang yang berputar bisa mencapai Rp 84 miliar. Lingkaran pelelangan yang dilakukan Kadin Jatim tersebut sudah cukup baik dan solid, sehingga menjadi percontohan bagi Algriz.
“Kami memanfaatkan komunitas solid itu untuk ke Algriz. Kami akan terlibat pada lelang-lelang yang selanjutnya,” katanya. Kadin Jatim sedikitnya telah menggelar lelang agro lebih dari lima kali.
Nantinya, selain melakukan transaksi secara offline, para mitra juga bisa bertransaksi secara online dengan Algriz. Bahkan dengan cakupan yang jauh lebih luas. Saat ini, Algriz telah bekerja sama dengan Kereta Api (KA) logistik, Sarinah dan peritel lainnya sebagai akses pasar dan memudahkan distribusi. Apalagi, KA Logistik telah memenuhi simpul dari ujung Banyuwangi hingga Banten.
“Jadi bisa dipastikan waktu terima barang,” ujarnya serata menambahkan, dalam waktu dekat, pembukaan pasar lokal menjadi target awal untuk kemudian memperluasnya hingga ekspor. Yul