Selasa, 29 April 2025


Poktan Javaglonema Raup Rezeki dari Sri Rezeki

09 Des 2023, 16:00 WIBEditor : Yulianto

Kelompok Tani Taruna Tani Javaglonema Milenial di Dusun Paten, Yogyakarta, memanfaatkan peluang bertani aglaonema

TABLOIDSINARTANI.COM, Yogyakarta----Tanaman hias aglaonema atau dikenal sebagai Sri Rezeki ternyata membawa rezeki bagi milenial yang tergabung dalam Kelompok Tani Taruna Tani Javaglonema Milenial di Dusun Paten, Yogyakarta. Mengembangkan hampir 13 jenis aglaonema, lokasi pengembangan menjadi destinasi wisata di Kota Gudeg tersebut.

Tanaman hias aglaonema telah menjadi fenomena tersendiri di kalangan penggemar tanaman. Dikenal karena warna daunnya yang eksotik, tanaman tersebut tidak hanya sebagai hiasan indah di ruang dalam dan luar, namun juga diyakini membawa keberuntungan. Karena itu, tanaman hias daun ini kerap disebut Sri Rejeki.

Dengan potensi pasar menggiurkan, Kelompok Tani Taruna Tani Javaglonema Milenial di Dusun Paten, Yogyakarta, memanfaatkan peluang tersebut. Dengan 13 jenis aglaonema yang dikembangkan, mereka berupaya menjadikan Dusun Paten sebagai pusat tanaman aglaonema dan destinasi wisata yang unik.

Ketua Kelompok Tani Javaglonema Hanif menganggap peluang bisnis aglaonema yang digelutinya sangatlah menggiurkan. Saat ini dirinya mengembangkan 13 jenis aglaonema yaitu Suksom, Red Anjamani, Adelia, Tiara, Red Legacy, Dut White, Bidadari, Mahaseti, Red Chery, Red Exotic, Red Queen, Widuri, dan Pink Sunset. Omset penjualan Poktan Javaglonema pada tahun 2022 mencapai Rp 350 juta.

Menurutnya, kolaborasi dengan BUMDes Tridadi Makmur menjadi kunci dalam mewujudkan visi ini. Bahkan, Javaglonema juga terlibat dalam bimbingan teknis aglaonema di 42 lokasi di Kabupaten Sleman. ”Kegiatan ini sebagai bagian dari usaha meningkatkan pemahaman dan keterampilan masyarakat dalam bercocok tanam aglaonema,” katanya.

Penghargaan diberikan Kementerian Pertanian kepada Kelompok Tani Javaglonema Milenial dan kelompok serupa yang gigih mengembangkan Kampung Flori. Dirjen Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto mengungkapkan, meningkatnya minat masyarakat terhadap aglaonema tak lepas dari keunikan bentuk dan warna daunnya yang langka, meskipun dengan harga yang melambung tinggi.

“Prospek bisnis tanaman florikultura itu memang sangat menjanjikan. Kita bisa melihat permintaan aglaonema terus tumbuh seiring dengan munculnya varietas baru. Dengan jumlah impor yang mencapai angka 10 juta tanaman sejak tahun 2020, tentu ini harus menjadi perhatian khusus untuk pengembangannya,” ungkapnya.

Untuk menekan jumlah impor, upaya pengembangan aglaonema di dalam negeri menjadi krusial. Meskipun tren pasar aglaonema bergeser dari jenis baby dengan harga Rp 200 ribu sampai Rp 1 juta per tanaman pada tahun sebelumnya.

Direktur Buah dan Florikultura Kementan, Liferdi Lukman menyoroti adanya potensi bisnis tanaman hias ini memiliki nilai ekonomi tinggi. Kementan akan terus mendorong pengembangan melalui program Kampung Flori dengan menyediakan fasilitas dan dukungan lainnya.

“Kami terus mendorong dan mendukung pengembangan tanaman hias melalui program Pengembangan Kampung Flori dengan memberikan fasilitas sarana produksi berupa greenhouse, shadinghouse, benih, pupuk dan sarana produksi lainnya untuk meningkatkan produksi dan kualitas produk,” paparnya.

Pakar tanaman buah itu juga menambahkan jika adanya shadinghouse sebagai fasilitas produksi baru bagi petani tanaman hias, termasuk aglaonema, menjadi langkah signifikan. Kementerian Pertanian telah memberikan bantuan sebanyak 28 unit shadinghouse kepada kelompok tani di 19 kabupaten/kota pada tahun 2023.

"Javaglonema sendiri menerima 2 unit shadinghouse yang berfungsi sebagai tempat budidaya, edukasi, dan destinasi wisata,” tambah Liferdi.

Kolaborasi erat antara Kementerian Pertanian, Asosiasi Aglaonema Nusantara, serta pihak terkait lainnya menjadi kunci dalam pengembangan industri aglaonema. Tujuannya bukan hanya meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi, tapi kesejahteraan petani. Dengan langkah-langkah ini, harapan akan terus meningkatnya industri aglaonema Indonesia semakin nyata

Reporter : Julian
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018