TABLOIDSINARTANI.COM, Lembang---Pertanian organik kini menjadi solusi terbaik di tengah masyarakat yang kian sadar produk pangan sehat. Bahkan lewat pertanian organik, petani mendapatkan berbagai keuntungan. Selain meningkatkan produktivitas dan kualitas produk, juga dapat memperbaiki tanah yang sakit akibat penggunaan sarana produksi kimia.
Project Sequa dari Stefes Indonesia merupakan sebuah kegiatan transfer pengetahuan kepada para petani dalam meningkatkan hasil panen dan kualitasnya serta mengajak petani untuk pertanian berkelanjutan melalui bertani secara organik. Bekerjasama dengan Sekolah SMK PPN Lembang, Project Sequa telah berhasil memberikan pelatihan kepada 1000 lebih petani sekitar dengan hasil pertanian yang meningkat dan kualitas yang lebih baik.
Kegiatan yang dilakukan sejak 1 Oktober 2019 hingga 31 Maret 2022 dan mendapat dukungan Pemerintah Jerman melalui Kementerian Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ) ini telah memberikan dampak yang signifikan kepada petani, khusunya di wilayah Lembang, Bandung Barat.
Kepala Project Sequa, Riyadi Purwoko, pada penutupan project Sequa di Aula SMK PPN Lembang mengatakan, kegiatan ini dimulai dengan Training of Trainer (ToT) berkelanjutan mulai dari ToT-1 hingga ToT-4 kepada 10 orang trainer terpilih dari tiga institusi yaitu penyuluh, petani milenial dan pengajar SMK PPN lembang.
Beberapa materi dalam ToT antara lain pengenalan sifat-sifat tanah, materi seputar tanaman dari mulai budidaya hingga perlindungan, materi sistem pertanian. Selain itu juga dilakukan demo plot dari mulai perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi, materi sarana produksi hingga manajemen lapangan.
Konsep pertanian yang diberikan kepada trainer merupakan konsep yang sudah teruji pada pertanian di Jerman. Konsep pertanian yang diajarkan antara lain teori mengenai sifat fisik tanah, kemudian belajar budidaya tanaman nutrisi dan juga perlindungan tanaman. Selain itu, pelajaran mengenai sistem budidaya pertanian antara yang konvensional, semi organik atau integrated farming dan yang organik.
“Ini sama dengan yang diterapkan di Jerman. Ini salah satu konsep yang di Jerman telah berjalan baik dan kita terapkan disini dan ini bekerja dengan baik,” ujar Direktur Utama Stefes Indonesia, Lutz Rempel.
Praktek di Petani
Riyadi mengatakan, setelah mendapatkan pelatihan khusus, setiap trainer dipasangkan dengan satu petani setempat untuk mengembangkan satu komoditas pilihan. Ada tiga jenis tanaman hortikultura terseleksi yang coba dikembangkan yaitu tanaman berumbi seperti kentang dan bawang, berbunga/berdaun seperti kembangkol, horenzo dan kubis serta berbuah seperti tomat, paprika, buncis dan cabai.
Dibuatnya demo-plot pada pelatihan ini bukan tanpa alasanya. Sebab, perubahan dari pertanian konvensional ke organik yang sehat tidak bisa secara langsung, tapi perlu waktu. Selain itu, membiasakan petani yang dulunya sudah familiar dengan pertanian konvensional.
Demo-plot di lapangan yang dilakukan petani dan trainer adalah untuk menguji dan mencoba teknologi, serta teknik pertanian secara terintegrasi dengan pertanian konvensional. Sedangkan demo-plot secara khusus yang dilakukan di lingkungan SMK PPN Lembang dilakukan tiga perlakuan yaitu konvensional, integrated dan organik.
Demo-plot dilakukan dua tahap yaitu demo-plot 1 dan 2. Pada demo-plot 1 hasilnya sudah terlihat, namun belum maksimal. Kemudian dievaluasi, sehingga pada demo-plot ke 2 hasilnya sangat memuaskan.
Riyadi mengakui, animo petani pada awal masih rendah, baik dari tingkat penerimaan dan pemahaman. Bahkan saat praktek pertama kali pada demo-plot masih banyak kesalahan karena petani tidak mengikuti kaidah atau tidak mengikuti yang sudah diajarkan.
“Tapi kita lakukan pertemuan lagi dan training lagi dan kita evaluasi demo-plot yang pertama, akhirnya ada peningkatan kembali. Lalu dievaluasi lagi dan diakhir periode project ada peningkatan yang signifikan atas praktek baik dalam demo-plot maupun pemahaman petani,” tutur Riyadi.
Dari hasil demo-plot yang dilakukan didapatkan hasil yang baik dibandingkan cara bertani konvensional. Terlihat ada peningkatan produksi rata-rata 20-25%. Ke depan diharapkan bisa meningkat hingga 50%.
Selain peningkatan dari hasil, konsep pertanian pada project Sequa juga berhasil disampaikan para trainer kepada 1000 lebih petani di Lembang. Tiap 1 trainer menyampaikan konsep pertanian kepada 100 orang petani. “Selain Demo-plot dalam kerjasama ini kita juga mengadakan lomba karyatulis pertanian organik kepada para siswa SMK PPN Lembang,” tambahnya.
Apa yang dilakukan Stefes Indonesia melalui project Sequa di SMK PPN Lembang mendapatkan apresiasi. Kepala Sekolah SMK PPN Lembang, Edi Gunawan mengatakan, pertanian organik sangat penting untuk saat ini dan sangat baik untuk perkembangan pertanian di Lembang. “Saya berharap projek ini dapat berlanjut karena akan menambah keilmuan tentang pertanian,” katanya.
Sementara itu Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bandung Barat, Heru Budi Purnomo menilai, pelatihan pertanian organik kepada 1000 petani masih kurang, sehingga harus dilanjutkan. “Saat ini adalah awal dari pertanian Kabupaten Bandung Barat untuk memperkenalkan pertanian hortikultura organik,” ujarnya.
Pembenah Tanah dan Imunitas Tanaman
Konsep pertanian organik pada project Sequa menjadi sangat efektif diterapkan bersama teknologi pertanian yang dimiliki Stefes Indonesia. Untuk pengolahan tanah sebagai pondasi awal pertanian organik, Stefes Indonesia memiliki teknologi Humic Acid. Teknologi itu berfungsi sebagai pembenah tanah dengan bahan organik alami, meningkatkan Kapasitas Tukar Kation (KTK), mengingkatkan aktivitas rhizofer dan meningkatkan aktivitas mikroba tanah.
Teknologi lainnya adalah Herbagreen Protect-F yang merupakan pupuk organik mikro. Pupuk tersebut berguna meningkatkan sistem imunitas tanaman dan memperkuat tanaman terhadap virus dan bakteri. Teknologi yang dibawa Stefes Indonesia ialah pupuk organik Herbagreen Z20, dan Herbagreen Fluisan.
Teknologi lainnya Biostimulant Organik Herbagreen Protect-V yang berasal dari bahan alami dalam bentuk cair. Biostimulan tersebut berguna untuk meningkatkan sistem imunitas tanaman, meningkatkan daya tahan terhadap virus, hama dan penyakit.