Minggu, 18 Mei 2025


Hibah 15 Traktor Biofuel dari Korea, Kementan Perkuat Pertanian Modern dan Berkelanjutan

21 Apr 2025, 19:27 WIBEditor : Gesha

Indonesia makin serius garap pertanian ramah lingkungan, hal ini ditandai saat Kementan terima hibah 15 traktor biofuel dari Korea, jadi langkah awal menuju pertanian modern dan berkelanjutan.

TABLOIDSINARTANI.COM, Serpong --  Indonesia makin serius garap pertanian ramah lingkungan, hal ini ditandai saat Kementan terima hibah 15 traktor biofuel dari Korea, jadi langkah awal menuju pertanian modern dan berkelanjutan.

Indonesia baru saja menerima sebuah hibah yang akan menjadi tonggak penting dalam upaya membangun pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Sebanyak 15 unit traktor roda empat berbasis biofuel diserahkan oleh Korea Indonesia Industry and Technology Cooperation Center (KITECH) dalam acara yang digelar di Politeknik Engineering Pertanian Indonesia (PEPI).

Hibah ini adalah bagian dari program Strengthening Indonesian Agricultural Human Resources and Supporting Agricultural Machineries On Biofuel Utilization Development For 2045 Golden Indonesia Vision, yang bertujuan mendukung visi Indonesia untuk menjadi Indonesia Emas pada tahun 2045.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Idha Widi Arsanti mengungkapkan hibah traktor biofuel ini merupakan awal dari langkah besar dalam mempercepat proses mekanisasi pertanian di Indonesia.

Menurutnya, traktor-traktor ini tidak hanya akan meningkatkan efisiensi kerja di lapangan, tetapi juga berperan penting dalam meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pertanian yang lebih terampil dan siap menghadapi tantangan global.

"Kerja sama ini adalah langkah awal yang sangat penting. Kami berharap, dengan penggunaan traktor ini, kami dapat meningkatkan kapasitas SDM pertanian Indonesia untuk memanfaatkan teknologi yang lebih ramah lingkungan dan efisien," ujar Santi.

Langkah ini sejalan dengan program pemerintah Indonesia yang terus mendorong percepatan adopsi teknologi pertanian modern, guna meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan sektor pertanian.

Namun, hibah ini tidak hanya terbatas pada penyerahan alat. Kementerian Pertanian berencana untuk memanfaatkan traktor-traktor ini sebagai alat untuk pelatihan di berbagai pusat pendidikan pertanian.

Dengan tujuan untuk memberikan keterampilan kepada petani dan mahasiswa pertanian, hibah ini akan mempercepat adopsi teknologi baru dalam dunia pertanian.

Santi menjelaskan bahwa beberapa traktor akan diuji di berbagai jenis lahan, seperti lahan kering, sawah basah, dan rawa.

Ini untuk memastikan bahwa traktor-traktor ini dapat digunakan secara optimal di berbagai kondisi lapangan yang ada di Indonesia.

"Kami akan melakukan uji coba di berbagai jenis lahan untuk memastikan kesesuaian alat ini. Beberapa sudah dilengkapi dengan roda besi, yang cocok digunakan di lahan basah atau rawa," tambah Santi.

Dengan adanya pelatihan yang menggunakan traktor canggih ini, diharapkan para petani, mahasiswa, dan alumni pertanian akan lebih siap dalam menghadapi tantangan baru di bidang pertanian dan menguasai teknologi mekanisasi.

Pendidikan dan pemberdayaan SDM menjadi salah satu pilar utama dalam kolaborasi ini. Idha Widi Arsanti mengungkapkan bahwa tidak hanya alat yang diberikan, tetapi juga pengetahuan dan keterampilan yang akan diajarkan melalui pelatihan kepada para petani dan mahasiswa.

"Kami ingin menciptakan generasi baru petani yang tidak hanya mahir di lapangan, tetapi juga terampil dalam menggunakan teknologi dan berpikir secara strategis," ujar Santi.

Melalui pelatihan ini, diharapkan akan muncul banyak ahli pertanian yang siap menggunakan teknologi canggih untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas pertanian Indonesia.

Traktor Biofuel

Salah satu aspek menarik dari hibah ini adalah penggunaan biofuel sebagai bahan bakar untuk traktor.

Biofuel, yang dikenal lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar fosil, diyakini akan menjadi solusi jangka panjang dalam mengurangi emisi karbon dan mendukung keberlanjutan pertanian Indonesia.

Sang Mok Lee, Presiden KITECH, menambahkan bahwa inovasi ini tidak hanya menguntungkan petani, tetapi juga memberikan dampak positif bagi lingkungan.

"Biofuel adalah masa depan energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan. Kami berharap traktor-traktor ini akan membantu petani di Indonesia, sekaligus turut mendukung upaya global untuk melindungi bumi," ungkap Lee.

Dengan menggunakan traktor berbahan bakar biofuel, diharapkan penggunaan energi fosil dalam sektor pertanian Indonesia dapat berkurang, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak dan mendukung tercapainya swasembada pangan yang lebih berkelanjutan.

Disisi lain, hubungan Indonesia dan Korea Selatan dalam sektor pertanian bukanlah hubungan yang baru.

Wakil Duta Besar Park Soo-deok, yang saat ini menjabat sebagai Kuasa Usaha Sementara di Kedutaan Besar Korea menegaskan bahwa hibah traktor ini merupakan bagian dari komitmen jangka panjang Korea untuk mendukung sektor pertanian Indonesia.

"Indonesia adalah saudara kami. Kami ingin memberikan kontribusi nyata bagi ketahanan pangan Indonesia," kata Park Soo-deok dalam pidatonya.

Ia juga mengungkapkan bahwa Korea berencana untuk menginvestasikan hingga 24 juta dolar dalam tiga tahun untuk mendukung pengembangan pertanian di Indonesia.

Investasi ini akan fokus pada penguatan kapasitas manusia dan teknologi, serta pengembangan infrastruktur pertanian yang lebih modern dan efisien.

Reporter : Nattasya
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018