Jumat, 13 Juni 2025


Jelang Idul Adha 1446 H, Kementan Terjunkan Ribuan Petugas Pantau Hewan Kurban

31 Mei 2025, 18:37 WIBEditor : Herman

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda melepas petugas pemantau hewan kurban

TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta --- Jelang Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah, Kementerian Pertanian (Kementan) menunjukkan keseriusannya dalam memastikan pelaksanaan kurban yang aman dan sehat. Sebanyak 9.743 petugas pemantau hewan kurban resmi diberangkatkan dari Kantor Pusat Kementan di Jakarta

"Kami ingin memastikan hewan kurban sehat, bebas penyakit, dan proses penyembelihannya sesuai prinsip kesehatan masyarakat veteriner dan kesejahteraan hewan," ujar Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda .

Tahun ini, pengawasan kurban difokuskan pada beberapa aspek penting, yaitu pemeriksaan dokumen Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH), pemeriksaan ante-mortem dan post-mortem, legalitas tempat pemotongan, serta penerapan prinsip Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) dan Kesejahteraan Hewan (Kesrawan).

Ribuan petugas yang diterjunkan berasal dari berbagai unsur, seperti Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, dinas peternakan di provinsi dan kabupaten/kota, Fakultas Kedokteran Hewan dari 11 universitas, serta asosiasi profesi seperti PDHI dan PAVETI.

Khusus untuk wilayah Jabodetabek, sebanyak 146 petugas telah disiapkan.

Kebutuhan hewan kurban nasional tahun ini diperkirakan mencapai 2.074.269 ekor, meningkat hampir dua persen dibandingkan tahun lalu.

Di sisi lain, ketersediaan hewan kurban tercatat mencapai 3.217.397 ekor, menunjukkan adanya surplus sekitar 1,14 juta ekor.

Meski pasokan mencukupi, kewaspadaan terhadap penyakit hewan menular strategis (PHMS) seperti PMK, LSD, dan antraks tetap menjadi prioritas.

Sebagai langkah antisipatif, Kementan telah menerbitkan surat edaran kewaspadaan terhadap potensi zoonosis menjelang Idul Adha.

Agung juga mengingatkan bahwa hewan kurban yang tidak terjual sebaiknya tidak dikembalikan ke daerah asal.

Sebagai gantinya, hewan tersebut bisa dipotong di rumah potong hewan (RPH) atau dijual di wilayah sekitar guna menghindari potensi penyebaran penyakit.

Dukungan terhadap kegiatan ini juga datang dari kalangan akademisi. IPB University, misalnya, rutin mengirimkan mahasiswa untuk memantau kondisi hewan kurban, terutama di wilayah Jabodetabek.

Dekan Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB, Amrozi, menyebut kolaborasi ini sebagai upaya yang konsisten dan bermanfaat besar bagi masyarakat.

Dari sisi kehalalan, sinergi juga dijalin dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). Direktur Pengawasan Jaminan Produk Halal, Budi Setyo Hartoto, menekankan pentingnya keberadaan juru sembelih halal serta kolaborasi berkelanjutan dengan Kementan untuk menjamin bahwa proses kurban tidak hanya sehat tetapi juga sesuai syariat.

Selain itu, Kementan juga mempersiapkan 756 ekor sapi kurban bantuan kemasyarakatan (Banmas) Presiden, yang akan disalurkan ke 38 masjid provinsi, 514 masjid kabupaten/kota, masjid Istana Presiden, masjid sekitar kediaman Presiden, serta organisasi masyarakat Islam. 

Reporter : Rafi
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018