TABLOIDSINARTANI.COM, Hanoi---Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian sepakat menjalin kerjasama dengan Kementerian Pertanian dan Pembangunan Desa, Republik Sosialis Vietnam (MARD) dalam pengembangkan pertanian padi rawa.
Diantaranya, pengembangan varietas bibit padi rawa dengan produktivitas tinggi, teknologi mekanisasi dan pertanian presisi. Disepakati juga untuk mengembangkan sistem pertanian yang ramah lingkungan dan pertanian yang berkelanjutan atau sustainable agriculture.
Kesepakatan itu setelah Menteri Pertanian Republik Indonesia Andi Amran Sulaiman melakukan kunjungan kerja resmi ke Kantor Pusat Kementerian Pertanian dan Pembangunan Desa, Republik Sosialis Vietnam (MARD) di Kota Hanoi. Dalam kunjungan tersebut Mentan Amran bertemulangsung Menteri Pertanian dan Pembangunan Desa Vietnam, Le Minh Hoan beserta pejabat tinggi MARD lainnya.
Amran Sulaiman menyampaikan, perlunya penguatan kerja sama pertanian kedua negara antara Indonesia dan Vietnam melalui MoU bidang pertanian untuk menginisiasi pembentukan Kelompok Kerja Pertanian (Joint Agricultural Working Group).
Indonesia ingin mendorong Program Prioritas Pertanian untuk mengantisipasi krisis global yang terjadi saat ini dan mengatasi kemungkinan terjadinya kekeringan/basah ekstrim (banjir) di berbagai wilayah.
Pemerintah Indonesia kata Amran, telah mengambil tindakan cepat dan konkrit dalam jangka pendek untuk meningkatkan index tanam dan produksi beras nasional melalui Perluasan areal tanam melalui program,
Optimalisasi lahan rawa untuk penanaman padi sekali dalam setahun, sistem tanam terpadu pada lahan sawah dataran rendah (padi gogo) di areal perkebunann dan peningkatan indeks pertanaman Tanam melalui optimalisasi lahan rawa untuk penanaman padi 2-3 kali dalam setahun.
Terkait dengan program prioritas Indonesia tersebut, Mentan Amran berharap Kerjasama yang kuat dengan pemerintah Vietnam untuk mendorong pengembangan mesin pertanian modern, Memperkuat sistem pengelolaan irigasi pertanian, Digitalisasi dan mesin pertanian yang presisi serta fasilitasi akses pasar.
Dalam Kesempatan tersebut, Menteri Pertanian Vietnam juga menyampaikan permohonan untuk memperoleh pasokan buah-buahan dari Indonesia khususnya buah Salak Bali, yang sangat digemari masyarakat Vietnam dan prospek pasarnya masih sangat tinggi. Saat ini harga salak bali dari Indonesia di Vietnam di jual seharga 250 ribu Dong Vietnam per Kg atau setara Rp 157 ribu/kg.
Sebagaimana diketahui Pada tahun 2023, total nilai perdagangan komoditas pertanian antara Indonesia dan Vietnam mencapai USD 1.93 miliar. Indonesia memperoleh banyak keuntungan dari ekspor produk perkebunan (kelapa sawit, karet, kakao, dan nilam); produk hortikultura (khususnya buah-buahan tropis), dan sarang burung/SBW.
Pada akhir sesi pertemuan, Kedua Menteri Pertanian melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding on Agriculture Cooperation (MoU). Sebagai tindak lanjut dari MoU tersebut, kedua Menteri sepakat untuk membentuk Kelompok Kerja Pertanian (Working Group on Agriculture) yang beranggotakan perwakilan pejabat teknis dari kedua negara.
Kelompok kerja tersebut guna mengidentifikasi rencana kerja konkrit (concrete plan of actions) pembangunan pertanian yang menguntungkan kedua negara serta membahas penyelesaian berbagai hambatan akses pasar komoditas pertanian, dan mobilisasi investasi pertanian kedua negara.