Apel Siaga PPL Kabupaten Wonogiri | Sumber Foto:Djoko W
TABLOIDSINARTANI.COM, Wonogiri --- Optimalisasi teknologi informasi bagi para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), dan penumbuhan petani milenial diseluruh wilayah, jadi solusi bagi sejumlah tantangan dalam mewujudkan pertanian maju di kabupaten Wonogiri. Hal ini disampaikai Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, dalam arahanya pada Apel Siaga PPL di halaman kantor Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Wonogiri, Rabu (22/06).
“Teknologi informasi dapat memotong jarak dan waktu bagi Penyuluh Pertanian Lapangan dalam menjangkau petani binaan yang berada di pelosok pedesaan. Sedangkan kehadiran petani milenial, yang masih muda, berpikir terbuka bagi kemajuan dan melek teknologi merupakan darah segar sebagai agen perubahan,” tegas Bupati.
Hari Krida Pertanian tahun 2022, yang telah mencapai tahun emas (50 tahun) menjadi momentum bagi para Penyuluh Pertanian Lapangan, dan seluruh pemangku kepentingan di bidang pertanian, untuk kembali mengobarkan semangat mengambil peran penting dalam pembangunan pertanian di Kabupaten Wonogiri.
Hari Krida Pertanian diketahui sebagai sebuah simbolisasi rasa syukur atas adanya kebaikan kekayaan alam, yang hasilnya terus menerus dapat dirasakan masyarakat. Hal ini erat kaitannya dengan pertanian, di mana krida pertanian yang baik manfaatnya sangat terasa bagi kesejahteraan petani dan seluruh lapisan masyarakat.
Penetapan 21 Juni, sebagai Hari Krida Pertanian adalah tanda berakhirnya satu tahun kalender pranata mangsa atau satu siklus pertanian. Pada bulan Juni biasanya menjadi bulan yang penting di kalangan petani, saat bulan Juni panen berbagai komoditi pertanian seperti kopi, cengkeh, lada, dan bahkan juga panen padi dilakukan pada bulan ini.
Ditinjau dari sisi astronomis, tanggal 21 Juni adalah posisi di saat matahari memberikan tenaga kehidupan bagi tumbuh-tumbuhan, binatang dan manusia, berada pada garis Balik Utara (23 ½° LU), pada saat itu keadaan proses produksi tanaman berakhir dan akan dimulai untuk persiapan produksi selanjutnya sehingga para petani akan menyatakan syukur atas panen raya,
Sedangkan pada sistem pembagian musim yang disebut Pranata Mangsa, tanggal 21 Juni dianggap sebagai permulaan musim dan masa yang baik untuk penanaman kembali. Pranata mangsa adalah kearifan lokal yang menguraikan suatu sistem pembagian musim selama satu tahun, yang diuraikan secara lengkap meliputi tanda-tanda alam akan munculnya hujan, angin, serangga, penyakit unggas, dan lain sebagainya.
“Peringatan Hari Krida Pertanian yang ditetapkan berdasar fenomena alam, agar menjadi momentum bagi seluruh pemangku kepentingan di bidang pertanian untuk mengoptimalkan potensi pertanian di kabupaten Wonoigiri” ucap Joko.
Lebih lanjut Joko mengharapkan agar sektor pertanian bersama sektor produktif yang lain dapat menjadi titik tumpu pertumbuhan ekonomi untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Masih banyak tantangan adalah sebuah fakta, misalnya anomaly iklim, menurunnya daya dukung SDA, lemahnya kelembagaan petan, dan lainnya. Hal tersebut masih ditambah bahwa tenaga Penyuluh Pertanian masih belum seperti harapan.
Bisa di perbandingkan jumlah desa dan kelurahan sekabupaten sebanyak 294 desa/kelurahan. Jumlah kelompok tani : 2.580 kelompok dan jumlah petani 173.000 orang lebih. Sedangkan jumlah penyuluh pertanian sebanyak 137 orang, terdiri dari tenaga ASN 56 oarang dan tenaga P3K 81 orang. Sehingga dalam hal ini perlu adanya kerja keras, kerja cerdas penuh semangat “GO NYAWIJI”.
Tidak semua petani di Wonogiri merupakan petani yang ketinggalan informasi. Terbukti beberapa kelompok tani telah mampu menembus pasar ekspor buah-buahan.Kelompok tani yang lain telah berperan dipasar lokal. Juga inovasi pengolahan pangan terus berkembang di Wonogiri. Namun masalahnya kemajuan yang dicapai belum merata, sehingga perlu segera disusun suatu system yang dapat mendorong kesamaan dan kesetaraan bagi petani..
Sektor pertanian terbukti paling tangguh bertahan ketika bencana pendemi Covid-19 melanda seluruh dunia. Ketika sektor lain mengalami penurunan karena keterbatasan mobilitas dan operasional.
“
Dengan semangat“ Go Nyawiji Sesarengan Mbangun Wonogiri” kita wujudkan kesuksesan petani Wonogiri. Dengan pertolongan Tuhan Yang Maha Esa, kita wujudkan masyarakat adil makmur sesuai cita-cita negeri ini dimerdekakan,” ujarnya. .
Apel Siaga Penyuluh Pertanian Lapangan dipimpin langsung Bupati Wonogiri Joko Sutopo dan dihadiri pula Wakil Bupati Wonogiri Setyo Sukarno, ketua DPRD Wonogiri Sriyono, Spd, serta jajaran SKPD terkait Kabupaten Wonogiri, jajaran pengurus KTNA Kabupaten Wonogiri.
Ketika Apel siaga telah usai, Joko Sutopo menyempatkan diri menghapiri dan berdialog santai. dengan para Penyluh Pertanian Lapangan. Atas pertanyaan penyuluh Bupati menegaskan peran dan kehadiran penyuluh pertanian untuk mendampingi dan membina petani di Wonogiri masih sangat diperlukan.
Bersama penyuluh pertanian swadaya, agar dapat saling bahu membahu memajukan pertanian di Wonogiri. Bupati juga menampung permohonan tunjangan TPP bagi penyuluh pertanian P3K, seperti yang telah diterima penyuluh pertanian ASN.