TABLOIDSINARTANI.COM, Jember---Besar di lingkungan pertanian membuat Asroful Uswatun, tak lagi asing dengan dunia yang banyak pandangan orang itu kumuh dan bau lumpur. Baginya pertanian adalah bagian hidupnya.
Lahir tahun 1968 di Jember, ayahnya adalah seorang petani yang merintis usaha budidayakan tanaman jeruk pada tahun 1980 atau saat Uswatun berusia 12 tahun. Ketika berusia 26 tahun atau sekitar tahun 2004, Uswatun diamanahkan ayahnya meneruskan usaha.
Sebagai generasi penerus, Uswatun pun berinovasi. Melihat peluang yang menjanjikan karena ketersediaan buah naga sangat terbatas, tapi permintaannya tinggi, Uswatun pun mencoba beralih menanam buah naga.
Awalnya, lahan yang diusahakan Uswatun hanya 1 hektar (ha), tapi kini berkembang menjadi 3 ha dengan produktivitas 20 ton buah naga/bulan. Karena permintaan terus meningkat, pemilik Mitra Tani Unggul ini bermitra dengan petani di wilayahnya, sehingga total lahan yang diusahakan mencapai 50 ha.
Pengetahuan dan keterampilan bertani Uswatun semakin terasah sejak menjadi petani binaan Bank Indonesia pada tahun 2008. Terlebih setelah Uswatun mendapat berbagai macam pelatihan, seperti pelatihan kepemimpinan, pelatihan ekspor, pelatihan bertani organik, dan bantuan teknis lainnya.
Mendapat pelatihan ekspor, makin memotivasi Uswatun untuk mengembangkan usaha go global. Sebelum ekspor, ia mencoba memasarkan produknya ke ritel-ritel modern yang tentunya meminta persyaratan kualitas cukup ketat. Alhamdulillah, Uswatun dapat memenuhi persyaratan kualitas itu.
Kini produk buah naga Uswatun telah dipasarkan ke pasar ritel modern. Diantaranya, All Fresh, AEON Mart, & toko-toko organik di Jakarta. Bahkan tahun 2009, produknya mampu menembus ekspor ke Timur Tengah. Selanjutnya pasar ekspornya meluas Singapura, Belanda, dan United Kingdom (UK).
Uswatun menambahkan, untuk buah naga merah yang tumbuh dikebunnya memiliki banyak kelebihan. Selain tingkat kemanisan 15 – 20 brix, juga nol residu pestisida, non GA3 sintetis (gibberellin A3, hormon pembesar buah). “Kadar airnya juga relatif rendah, sehingga buahnya tidak cepat busuk dan aman untuk perjalanan panjang ke luar negeri,” paparnya
Buah Naga Kuning
Uswatun terus mencari inovasi-inovasi dari berbagai sumber tentang buah naga. Pada Juli 2009, Uswatun berhasil memanen ribuan buah naga kuning (Selenicereus megalanthus), kadang disebut juga Hylocereus megalanthus.
Buah naga kuning terbilang sangat manis, bahkan saat ditanam di dataran rendah yang hanya 17 m dpl (di atas permukaan laut). Tingkat kemanisannya mencapai sekitar 20 - 30 brix, di atas buah naga daging putih (Hylocereus undatus) yang hanya 10 – 13 brix.
Keberhasilan membudidayakan buah naga kunging, mengundang mania buah naga di sekitar Jember dan Lumajang, Jawa Timur, untuk datang ke kebun terpencil di Dusun Darungan, Kecamatan Semboro, Jember. Bobot fisik buah naga kuning miliknya rata-rata sekitar 140 gram atau 50 persen dari bobot buah yang ditanam di dataran tinggi (700 – 800 m dpl).
Meski harga buah naga kuning yang ditawarkan Uswatun lumayan tinggi Rp 225.000 – 250.000/kg, ternyata tetap ludes diserbu pembeli. Padahal harga buah naga merah hanya sekitar Rp 20.000 – 40.000/kg. “Buah naga kami lain dari yang lain, sangat manis dan tahan segar, karena perlakuan pupuk organik yang dibuat sendiri,” ujarnya.
Bahkan Uswatun sempat kewalahan memenuhi permintaan bibit buah naga kuning dan buah naga jingga, karena hanya dapat menjual 5.000 bibit per bulan. Padahal permintaan dari berbagai daerah seperti Bandung, Bogor, Medan, Batam, Pontianak, Makassar dan Jayapura mencapai sekitar 50.000 bibit per bulan.
Begitu besarnya minat pembeli terhadap bibit naga kuning, sampai peminat rela membeli meski bibit belum bertunas. Padahal bibit hasil sambung yang belum bertunas mempunyai resiko gagal tumbuh yang lebih besar.
Sebagai seorang binaan dari Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Uswatun terus berinovasi meningkatkan kualitas dan juga kuantitas dari produk yang dihasilkannya, baik dalam bentuk buah maupun benih.
Untuk diversifikasi usahanya, kini Usawatun sedang mempersiapkan produk Organic Frozen Fruit (non residu) bekerja sama dengan PT. Mitra Tani 27 dalam memenuhi permintaan pembeli (buyer) dari Australia. Rencananya buah naga Uswatun akan dikirm ke Jepang dan Eropa.
Selain itu, ke depan, Uswatun sedang mengupayakan ekspor buah lainnya seperti mangga, alpukat, maupun durian. Keberhasilan Uswatun, yang juga anggota kontak bisnis hortikultura Indonesia (KBHI) ini tidak terlepas dari dukungan Pemerintah, baik Kementerian maupun Pemerintah Provinsi.
Uswatun berharap agar situasi yang sangat tidak kondusif akibat wabah Covid-19 ini bisa cepat berlalu. Meskipun, situasi sekarang ini dirasakannya cukup berat, namun Uswatun tetap optimis bahwa usaha di bidang buah-buahan akan bisa terus berkembang, baik untuk memenuhi kebutuhan konsumsi di dalam negeri maupun untuk ekspor.