TABLOIDSINARTANI.COM, Brebes --- Siapa yang tidak mengenal pisang. Buah yang masih menjadi favorit masyarakat Indonesia ini ternyata punya omzet yang fantastis jika digeluti serius.
Di Kabupaten Brebes, pertanaman pisang dari petani setempat mampu memberikan omzet mencapai Rp 160 juta per hektarnya.
"Jika dikalkulasi maka omset penjualan pisang ini mencapai Rp 160 juta per tahun. Dengan biaya produksi Rp 85 juta, maka keuntungan bersih yang diterima petani berkisar Rp 75 juta per tahunnya," ungkap salah satu petani pisang di Desa Kedungneng, Kecamatan Losari, Munaji.
Dirinya merupakan salah satu petani yang telah mengembangkan pisang Mas Kirana dan Raja Bulu di Desa Kedungneng. "Lahan seluas satu hektare mampu berproduksi hingga 4 ton dengan harga jual Rp 4 ribu per kg," bebernya.
Munaji menjelaskan bahwa kunci utama untuk menghasilkan buah pisang bermutu tinggi adalah penggunaan benih yang berkualitas serta sistem budidaya yang intensif.
"Kami memperhatikan penggunaan benih berkualitas serta sistem budidaya yang intensif. Selama ini kami didampingi oleh BPP dan Dinas Pertanian Kabupaten Brebes dalam melakukan budidaya pisang", jelas Munaji.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Brebes melalui Kepala Bidang Hortikultura dan Perkebunan, Tanti Palupi menerangkan bahwa Kabupaten Brebes memiliki kondisi agroklimat yang sangat cocok untuk budidaya pisang.
"Pada tahun 2017, produksi pisang di Kabupaten Brebes mencapai 22.974 ton dengan luas panen sekitar 975 hektare yang tersebar di Kecamatan Losari, Tonjong dan Salem yang merupakan sentra utama pisang di Kabupaten Brebes. Jenis pisang unggulan di Kabupaten Brebes adalah Mas Kirana dan Raja Bulu Kuning", jelas Tanti.
Selain memfasilitasi benih dan sarana produksi, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Brebes sangat mendukung pengembangan pisang di Kabupaten Brebes dengan melakukan pendampingan dan pembinaan secara intensif kepada petani.
"Agar petani mampu menghasilkan buah pisang yang berkualitas dan sesuai standar pasar bahkan target ke depan akan dikembangkan industri olahan berbahan baku pisang," tambahnya.
Mulyadi, Kepala BPP Kecamatan Losari menambahkan bahwa selain melakukan pendampingan teknis, bersama-sama dengan instansi terkait telah membantu melakukan pemasaran pisang di Kabupaten Brebes ini, salah satunya adalah bermitra dengan KUB, sehingga petani tidak perlu memikirkan pemasaran pisangnya dan hanya fokus untuk berproduksi.
"Buah pisang dari Brebes ini telah dipasarkan ke kota-kota besar seperti Bandung, Slawi, Tegal dan Majalengka selain untuk mensuplai pasar lokal. Dalam satu musim panen, tidak kurang dari 500 Ton pisang yang dipasarkan melalui KUB ini", jelasnya.
Penopang Ekspor
Direktur Buah dan Florikultura Sarwo Edhy yang datang berkunjung langsung ke lahan Munaji, mengaku takjub dengan kemampuan petani pisang di Brebes.
Sarwo menuturkan bahwa pisang merupakan salah satu buah yang memberikan kontribusi terbesar untuk produksi buah nasional.
Tercatat, pada 2017 produksi pisang mencapai 7.162.678 ton dan menyumbang 36,46 persen dari total produksi buah nasional.
Tak hanya produksi nasional, pisang juga menjadi salah satu penopang ekspor buah dari Indonesia.
Lebih rinci Sarwo menjelaskan bahwa ekspor pisang sampai dengan bulan September 2018 mencapai 25.655 ton.
Data ekspor ini menunjukkan peningkatan sebesar 87,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 13.690 ton, dengan negara tujuan ekspor di antaranya China, Malaysia, Jepang, Korea, Singapura, Oman dan Uni Emirate Arab.
Saat ini pisang juga merupakan salah satu komoditas unggulan buah melalui program pengembangan kawasan selain jeruk, mangga, manggis dan buah lainnya.
Sampai dengan tahun 2018, Kementerian Pertanian melalui program pengembangan kawasan buah telah mengembangkan kawasan pisang lebih dari 2.240 Hektare yang tersebar di daerah - daerah sentra produksi utama di seluruh Indonesia.
"Mulai tahun 2018 ini, Direktorat Jenderal Hortikultura mendukung program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (BEKERJA) dan salah satunya adalah pengembangan kawasan pisang di Kabupaten Brebes seluas 122 hektare", jelas Sarwo.
Melihat potensi pisang yang sangat menjanjikan ini, Direktur Buah dan Florikultura, Sarwo Edhy menjelaskan bahwa pemerintah melalui Kementan akan terus berkomitmen untuk mendukung pengembangan pisang, mulai dari penyediaan benih bermutu, sarana produksi, pascapanen hingga olahan.
"Pengembangan pisang akan terus kita dorong, tidak hanya untuk memenuhi pasar dalam negeri tetapi juga ekspor yang sudah berjalan selama ini akan terus kita tingkatkan," tutupnya.