Olahan Jamur semakin diminati
TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta --- Jamur, bahan pangan eksotis yang banyak diminati karena bergizi dan non kolesterol, kini semakin bervariasi berkat inovasi para pelaku bisnisnya. Tidak terbatas pada pengolahan sederhana seperti ditumis dan dipepes, jamur dapat juga dijadikan bentuk tepung dengan umur simpan lebih lama.
Hal ini ini terungkap pada Webinar yang diselenggarakan oleh Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta pada Rabu (10/3) bertajuk “Potensi Ekonomi di Balik Usaha Jamur di Ibukota” . Para narasumber Webinar yang merupakan praktisi, memaparkan sejumlah aspek hulu hingga ke hilir usaha jamur. Salah satunya adalah Kelompok Tani (Poktan) Team RT 10 RW 10, Kebon Jeruk, Jakarta Barat yang berhasil berbudidaya jamur tiram mencapai 500 baglog dan akan mengembangkan hingga 2000 baglog karena tingginya permintaan pasar.
“Modal ringan, terbatasnya lahan, prospek bisnis besar, menjadi pertimbangan pemilihan bisnis jamur ini. Total hasil panen selama 3 bulan produktif dengan jumlah baglog 500 buah sebesar 150 kg, produksi rata rata 2 kg per hari. Dengan harga jual jamur tiram Rp 5000 per 200 gram, maka total pendapatan : 500 kantong x Rp 5000 = Rp 2.500.000,-. Sebagian hasil panen digunakan untuk kegiatan warga dan promosi jamur tiram ke warga, “ kata Sadelih salah satu anggota Poktan
Jamur tiram juga dibudidayakan oleh Abdullah, warga Cengkareng Jakarta Barat. Abdullah dengan Poktannya “Kayu Besar Berseri” mendirikan Rumah Jamur Tiram dengan anggaran CSR Astra Internasional, luas bangunan 3 x 2,5 meter,
“Petani jamur biasanya membuat baglog sendiri untuk usaha budidaya jamur tiram skala besar. Namun bagi petani pemula, atau petani dengan modal terbatas, biasanya baglog dibeli dari pihak lain agar bisa lebih fokus menjalankan usaha budidayanya. Perawatan bibit atau baglog lakukan penyiraman dengan sprayer,” kata Abdullah.
Lebih lanjut Abdullah mengatakan bahwa penyiraman sebaiknya membentuk kabut, bukan tetesan-tetesan air. Semakin sempurna pengabutan semakin baik. Frekuensi penyiraman 2-3 kali sehari, tergantung suhu dan kelembaban kumbung atau rumah jamur.
Meskipun jamur menyukai suhu dingin, sinar matahari masih diperlukan untuk merangsang pertumbuhan tangkai dan tudung. Sinar lampu tidak bisa menggantikan manfaat sinar matahari. Jamur hanya membutuhkan sekitar 20?haya pada siang hari (remang-remang). Jika terlalu terang justru jamur akan layu. Saat malam hari, kumbung harus dibiarkan gelap.
“Kami memilih usaha jamur tiram ini karena potensi pasarnya sangat besar, dan dapat dibudidayakan dalam skala rumah tangga,” tutur Abdullah.
Budidaya jamur tidak terbatas pada penggunaan media baglog, tapi juga ember, seperti yang dilakukan oleh Simbions Farm dengan produk Mushroom Bucket atau Mush – B. “Mush B modal/biaya kecil, perawatan mudah, tempat tanpa kumbung, ukuran media lebih besar, pengolahan limbah bisa diolah, tempat di mana saja, kemasan bisa refill. Jadi ini adalah inovasi produk dari pengembangan budidaya jamur pangan. Karena ukurannya yang simple, cocok disimpan di berbagai tempat seperti rumah, kantor, sekolah, dan area publik, “ kata CEO Simbions Farm, Sugih Mukti
Lebih lanjut Sugih Mukti juga memaparkan bahan yang disiapkan yaitu serbuk kayu, CaCO3, tepung jagung, dedak, air, bibit jamur pangan, dan ember. Perawatannya dengan cara menyimpan pada tempat yang tidak terpapar langsung matahari, buka tutup lubang 3 – 5 hari setelah pembelian, jaga temperatur suhu 20 – 30 derajat Celcius dan kelembaban 80 – 95%, penyiraman saat media kering dan kurang lembab, dan jaga sirkulasi udara dalam ruangan.
“ Panen dilakukan dengan cara dipetik, saat ukuran tudung jamur berdiameter 10 -15 cm, panen dilakukan 2 – 3 kali dalam satu periode. Produk Hasil Mush B berupa aneka Frozen Food, dan pengolahan produk akhir Mush B yaitu Pupuk Kompos, Produk Briket,” kata Sugih Mukti.
Imelda Tarigan, narasumber yang juga CEO Tani Sehat Mandiri mengatakan potensi pasar jamur meluas ke berbagai segmen masyarakat. “Potensi untuk pemasaran produk jamur tiram hasil budidaya warga baik secara grosir maupun ritel sangat terbuka. Tersedia aneka jamur segar dan produk olahan jamur tiram segar dari petani seperti nugget jamur tiram dan katsu jamur tiram, “ kata Imelda yang juga pemilik Lapak Jamur Fresh Market di wilayah Pantai Indah Kapuk (PIK) Penjaringan, Jakarta Utara.
Jamur selain dalam bentuk segar juga dapat diolah dalam bentuk tepung jamur. Seperti penuturan CEO Jamur Halwa, Helmi Nurjamil. “Trend gaya hidup sehat bisa didapatkan dari mengkonsumsi jamur. Jamur tiram mengandung glutamate alami, memiliki kandungan yang rendah sodium dan tinggi kalium dengan komposisi tersebut jamur tiram sangat cocok sebagai mecin alami. Berdasarkan penelitian IPB, mengkonsumsi MSG sekitar 0,6 gram/orang. Berdasarkan data survey penduduk Indonesia mencapai 266,91 juta jiwa sehingga total konsumsi mecin mencapai 16.000 ton per hari, “ kata Helmi
Daya tahan jamur segar yang sudah disimpan di kantong plastik atau wadah tertutup, selanjutnya bisa disimpan di suhu ruangan atau di lemari es. Untuk jamur yang disimpan di suhu ruangan bisa bertahan 1 sampai 2 hari, sedangkan jamur di lemari es bisa tahan hingga 1 minggu.
Umur simpan tepung jamur tiram putih bisa lebih panjang hingga 2 tahun. Syaratnya yaitu dalam kemasan plastik polietilen ketebalan 0,03 mm menggunakan metode Arrhenius ditetapkan pada suhu 30 derajat Celcius berdasarkan parameter kadar protein ordo reaksi nol.
Helmi memiliki produk Kaldu Jamur “Oymush” yang organik tanpa MSG. Kaldu jamur dapat menyedapkan segala jenis masakan, untuk makanan pendamping ASI (MPASI) bagi anak dan bayi, serta kaldu jamur vegan untuk konsumen yang tidak mengkonsumsi bawang.
“Jamur bukan hanya bisa dimasak, ditumis, atau dipepes. Kami ingin mengenalkan diversifikasi olahan jamur. Tentunya ini jadi peluang usaha dan pasarnya pun cukup luas. Gizi tinggi, non kolesterol, dan bertekstur mirip daging, menjadikan jamur pilihan favorit para vegetarian,” kata Plt. Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta, Suharini Eliawati.
===
Sahabat Setia SINAR TANI bisa berlangganan Tabloid SINAR TANI dengan KLIK: LANGGANAN TABLOID SINAR TANI. Atau versi elektronik (e-paper Tabloid Sinar Tani) dengan klik: myedisi.com/sinartani/