Dian Nitami bersama sang suami Anjasmara, artis yang menyukai tanaman hias
TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta--- Floriculture Indonesia International (FLOII) Convex 2022 yang berlangsung di Jakarta Convension Centre (JCC) telah berakhir. Namun bagi seorang Dian Nitami, pagelaran pameran tanaman hias memberi kesan tersendiri.
Pemilik nama lengkap Dian Meutia Lestari Nitami tidak mau melewatkan pameran florikultura bertaraf internasional ini. Artis dan pencinta tanaman hias, Dian Nitami turut hadir berkunjung di penghujung pameran. "Saya paling suka dengan tanaman yang hijau-hijau, seperti aroid dan keluarga kuping gajah. Warnanya makin hijau dan makin gelap, saya makin suka," ujar Dian.
Bagi penggiat tanaman hias lainnya, Dian memberikan trik bagaimana merawat tanaman. Menurutnya, merawat tanaman menggunakan hati adalah kunci sukses menghasilkan tanaman yang indah. "Memiliki anak hijau adalah anti stres yang paling murah dan paling natural. Tidak perlu jago, tidak perlu mahir, tidak perlu juga mahal-mahal. Tapi cukup melakukannya dengan hati. Yakin deh pasti tanaman makin indah dan hilang stresnya," tuturnya.
Ajang pameran florikultura bertaraf internasional tersebut berlangsung pada tanggal 14-16 Oktober 2022 di Jakarta Convention Center (JCC). Sebanyak 110 tenant tanaman hias turut berpartisipasi memeriahkan ajang FLOII 2022 ini, baik tenant bunga potong, daun potong, tanaman hias pot, tanaman hias, taman, tanaman aquatik, rangkaian bunga, dan benih tanaman bunga.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) didampingi Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto saat menutup pameran mengata SYL juga mengapresiasi acara ini sebagai sarana mengenalkan tanaman hias Indonesia ke mancanegara demi memperkuat pertumbuhan ekspor tanaman hias.
Apalagi tanaman hias yang dijual di pasaran biasanya berasal dari negara subtropis, tanaman hias Indonesia memiliki protensi menjadi primadona tanaman hias dari negara tropis dengan harga jual tinggi.
"Saya sangat mengapresiasi kegiatan dan acara ini. Kementerian Pertanian akan terus hadir untuk mendukung tanaman hias Indonesia. Saya harap sebelum akhir Desember, kita bisa bawa tanaman-tanaman indah ini ke Amerika, Doha, dan Timur Tengah," ucap SYL.
“Saat ini dunia sedang tidak baik-baik saja. Semua butuh bahasa cinta dari bunga dan tanaman hias. Saat berkeliling, hati saya tersentuh melihat tanaman yang indah-indah ini,” tambahnya.
SYL mengatakan, bantalan ekonomi Indonesia adalah pertanian. Dengan kekayaan alam dan pertaniannya, ia Indonesia mampu memimpin negara-negara tropis di dunia. Salah satu buktinya adalah pada ajang One Day with Indonesian Coffee, Fruits, and Floriculture (ODICOFF) tahun lalu, kontrak pertanian mencapai Rp 7,2 triliun.
"Melalui ODICOFF tahun lalu, kontrak pertanian kita mencapai Rp 7,2 triliun, termasuk tanaman hias. Kemarin saat saya di Washington DC, permintaan untuk ekspor tanaman hias juga cukup banyak," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto mengatakan, industri florikultura terus mengalami pertumbuhan yang signifikan selama beberapa dekade belakangan ini. Pertumbuhan kebutuhan florikultura di pasar domestik rata-rata per tahun mencapai sekitar 21,8 persen. Dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, kami berharap agar industri florikultura dapat berperan lebih besar lagi.
Dengan kekuatan sumber daya alam, agroklimat dan sumber daya manusia yang dimanfaatkan secara optimal, lanjut Prihasto, sangat memungkinkan Indonesia dapat mengambil pangsa pasar florikultura internasional sekaligus memperkuat pasar domestik.
“Kami meyakini bahwa Indonesia mampu bersaing di pasar dunia. Guna meningkatkan daya saing produk, kami melakukan upaya peningkatan mutu, produktivitas dan efisiensi produksi florikultura. Selain itu juga dukungan teknologi inovatif yang siap diterapkan di lapangan,” katanya.