Sabtu, 19 April 2025


Maron, Ayam Kampung Unggul BBPTT Jateng

11 Peb 2025, 21:17 WIBEditor : Herman

AYam Kampung Unggul Maron, Varietas BBPTT Jateng

TABLOIDSINARTANI.COM, Semarang --- Di tengah dominasi ayam ras dalam industri perunggasan, inovasi baru hadir untuk meningkatkan daya saing ayam kampung. Ayam Kampung Unggul MARON (AKU MARON), hasil pengembangan Balai Budidaya dan Pembibitan Ternak Terpadu (BBPTT) Jawa Tengah, menawarkan produktivitas tinggi dengan keunggulan khas ayam kampung.

Menurut Plt. Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah, Ir. Ignatius Hariyanta Nugraha, M.Si., inovasi ayam MARON adalah langkah besar dalam meningkatkan produksi ayam lokal.

“Ayam MARON dirancang untuk memenuhi kebutuhan pasar yang menginginkan ayam kampung dengan pertumbuhan lebih cepat dan produksi telur lebih banyak, tetapi tetap memiliki cita rasa khas,” ujarnya.

Para peneliti BBPTT Jateng telah berhasil menciptakan dua varian unggulan ayam kampung Maron. Yaitu Maron-1 (Tipe Petelur), dengan keunggulan produksi telur mencapai 220 butir per tahun.Puncak produksi hingga 85?ngan rataan 60%. Dan telur berwarna putih krem, sesuai dengan preferensi pasar.

BBPTT Jateng

Lalu ada Maron-2 (Tipe Pedaging) dengan keunggulan dapat dipanen dalam 70-90 hari dengan bobot 900-1.300 gram. Dan  emiliki tekstur daging khas ayam kampung, lebih padat dan gurih.

Pengawas Bibit Ternak Madya BBPTT Jateng,Rahayu Kusumaningrum, S.Pt., M.Pt., menjelaskan bahwa ayam MARON dikembangkan melalui teknik seleksi genetik dari beberapa jenis ayam lokal unggulan, seperti Kedu Merah, Kedu Putih, Lingnan Maron, dan Sembawa.“

Kami menerapkan teknik pemurnian dan persilangan untuk menghasilkan ayam dengan pertumbuhan optimal, daya tahan tinggi terhadap iklim tropis, dan tetap mempertahankan kualitas khas ayam kampung,” jelasnya.

Sejak pertama kali diperkenalkan, ayam MARON mendapat respons positif dari para peternak. Produksi bibit ayam DOC (Day Old Chick) terus meningkat dari 14.199 ekor pada 2020 menjadi 61.053 ekor pada 2021, atau naik 429,98%.

Saat ini, produksi DOC ayam MARON telah mencapai 65.000-80.000 ekor per tahun dan telah tersebar ke berbagai daerah seperti Jawa Tengah, DIY, Subang, Bogor, Bekasi, Tangerang, Bali, Pontianak, Makassar, dan Lampung.

Ayam Maron Petelur

Menurut seorang peternak ayam kampung MARON, budidaya ayam MARON sangat menguntungkan karena lebih cepat panen dan lebih tahan terhadap penyakit.

"Dulu saya beternak ayam kampung biasa, pertumbuhannya lama dan sering rugi. Tapi sejak mencoba ayam MARON, hasilnya lebih stabil, lebih cepat besar, dan pasarnya luas,” ungkapnya.

Meski prospeknya cerah, pengembangan ayam kampung unggul seperti MARON masih menghadapi tantangan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023 menunjukkan bahwa produksi daging ayam ras nasional mencapai 4,2 juta ton, sedangkan ayam kampung hanya berkontribusi 6,56% atau 280.725 ton.

Untuk itu, BBPTT Jateng terus berupaya meningkatkan kualitas ayam MARON melalui seleksi genetik berbasis DNA molekuler dan penelitian pakan alternatif guna menekan biaya produksi.

" Kami optimis ayam MARON bisa menjadi solusi bagi peternak lokal. Dengan manajemen pemeliharaan yang baik, ayam ini bisa menjadi bisnis yang menguntungkan, baik untuk skala rumahan maupun komersial,” pungkas Hariyanta.

Dengan inovasi ini, ayam kampung tidak lagi hanya menjadi pilihan eksklusif, tetapi bisa lebih mudah dijangkau oleh masyarakat luas.

Jika pengembangannya terus berlanjut, ayam MARON berpotensi menjadi tulang punggung perunggasan lokal yang mampu bersaing dengan ayam ras. 

Reporter : Djoko W
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018