Hari pertama Program Makan Bergizi Gratis (MBG) digelar, tapi ada yang bikin heran, menu susu tak tersedia.
TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta -- Hari pertama Program Makan Bergizi Gratis (MBG) digelar, tapi ada yang bikin heran, menu susu tak tersedia. Menko Pangan Zulkifli Hasan pun buka suara, mengungkap alasan dibalik keputusan ini!
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) resmi digelar serentak di berbagai wilayah Indonesia.
Meski disambut antusias, ada satu hal yang bikin penasaran: susu tak masuk dalam menu harian.
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menjelaskan, menu MBG disesuaikan dengan kebutuhan dan kebiasaan pangan di tiap daerah.
"Susu kan hanya untuk momen tertentu, nggak tiap hari," ujarnya dalam jumpa pers di Jakarta.
Sebagai contoh, di Lampung, ikan akan mendominasi menu protein hewani karena lebih akrab dengan masyarakat setempat.
"Di Lampung, orang lebih suka makan ikan. Tempe tahu mungkin hanya jadi pilihan kedua," jelasnya.
Sementara itu, di Jawa, telur, tempe, dan tahu bakal jadi andalan.
Adapun untuk Kalimantan, Zulkifli menegaskan bahwa menu akan terus dipelajari dan disesuaikan dengan kebutuhan lokal.
"Semua sudah dipertimbangkan matang. Nantinya, kita lihat lagi perkembangannya," pungkasnya.
Keberagaman menu ini diharapkan tak hanya mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, tapi juga mendukung pangan lokal di setiap daerah.
Selain menghadirkan menu yang disesuaikan dengan kebutuhan daerah, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) juga menegaskan komitmennya pada kemandirian pangan.
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan memastikan seluruh bahan pangan yang digunakan berasal dari dalam negeri.
"Enggak ada pangan impor. Diusahakan dari dalam negeri semuanya," ujarnya.
Program unggulan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka ini resmi dimulai serentak pada Senin (6/1) di 26 provinsi.
Pemerintah menargetkan 3 juta penerima manfaat hingga Maret 2025, dan angka tersebut diproyeksikan melonjak hingga 15 juta penerima di akhir tahun.
Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menuturkan, program ini menyasar balita hingga pelajar SMA untuk memastikan pemenuhan gizi sejak usia dini.
Prabowo sendiri menegaskan, sumber pangan program MBG akan sepenuhnya berasal dari hasil panen petani dan nelayan lokal.
Tak hanya mengatasi gizi buruk, program ini juga diharapkan mampu memberikan efek domino pada perekonomian.
"Program MBG diproyeksikan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 1,5 hingga 2 persen," tambahnya.