Selasa, 15 Juli 2025


Bapanas Sebut KopDes Merah Putih Jadi Kunci Efisiensi Pasok Pangan Hulu ke Hilir

26 Mei 2025, 14:53 WIBEditor : Gesha

Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyatakan Koperasi Desa Merah Putih jadi kunci utama efisiensi pasok pangan dari hulu ke hilir, dorong harga terjangkau dan dukung ketahanan pangan nasional.

TABLOIDSINARTANI.COM, Samarinda -- Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyatakan Koperasi Desa Merah Putih jadi kunci utama efisiensi pasok pangan dari hulu ke hilir, dorong harga terjangkau dan dukung ketahanan pangan nasional.

Pemerintah terus tancap gas mempercepat pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KopDes Merah Putih) sebagai langkah strategis mengurai masalah klasik distribusi pangan yang mahal dan panjang.

Kalimantan Timur jadi provinsi terbaru yang menunjukkan keseriusannya. Dalam peluncuran dan dialog percepatan Musyawarah Desa/Kelurahan Khusus (Musdessus) di Samarinda, Sabtu (24/5), Pemprov Kaltim menargetkan 100 persen desa/kelurahan menyelesaikan Musdessus sebelum akhir Mei 2025.

Tak main-main, program ini digadang-gadang jadi kunci efisiensi pasok pangan dari hulu ke hilir.

Badan Pangan Nasional (Bapanas) menegaskan, koperasi bukan cuma wadah ekonomi desa, melainkan simpul penting untuk memperkuat sistem pangan lokal dan mengurangi ketergantungan pada rantai distribusi luar desa.

Direktur Kewaspadaan Pangan Bapanas, Nita Yulianis, menyampaikan bahwa kehadiran koperasi desa akan meningkatkan efisiensi distribusi pangan, memberi margin lebih baik bagi petani, serta menjamin keterjangkauan harga di tingkat konsumen.

“Dengan model koperasi, distribusi pangan bisa lebih terintegrasi. Ini bukan hanya soal logistik, tapi juga soal keadilan harga dan daya tahan ekonomi desa,” ujar Nita.

Nita juga menambahkan, koperasi akan diintegrasikan dengan program strategis seperti penyediaan pangan murah, penyerapan hasil pertanian, pengelolaan cadangan pangan masyarakat, hingga distribusi pangan bergizi ke wilayah rentan.

Inisiatif Strategis Nasional

Wakil Menteri Koperasi, Ferry Joko Juliantono, dalam kesempatan yang sama menegaskan bahwa KopDes Merah Putih merupakan inisiatif strategis nasional yang dirancang untuk jadi tulang punggung ekonomi desa sekaligus pengungkit ketahanan pangan Indonesia.

“Selama ini rantai distribusi pangan kita terlalu panjang, biaya logistik membengkak, dan ujung-ujungnya petani merugi. Dengan koperasi, kita potong rantai itu. Koperasi Merah Putih jadi simpul distribusi pangan dan sarana produksi rakyat,” ujar Ferry.

Hingga 23 Mei 2025, dari total desa dan kelurahan di Kalimantan Timur, 93,4 persen sudah tersosialisasi program ini, 33,1 persen telah menyelenggarakan Musdessus, 19,9 persen dalam proses akta notaris, dan 0,6 persen telah resmi berbadan hukum.

Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Seno Aji, menyatakan bahwa seluruh perangkat pemerintah daerah telah turun tangan. Anggaran sudah dialokasikan, dan para camat digerakkan untuk jadi koordinator pelaksanaan Musdessus serentak.

“Memang ada tantangan, mulai dari infrastruktur sampai kurangnya tenaga pendamping. Tapi semangat kami tak surut. Kami upayakan semua proses tuntas tepat waktu,” tegas Seno.

Secara nasional, hingga 23 Mei 2025, sudah 77.788 desa dan kelurahan tersosialisasi program ini atau setara 92,96 persen wilayah administratif Indonesia. Kalimantan Timur termasuk provinsi tercepat di luar Jawa dalam membentuk koperasi Merah Putih.

KopDes Merah Putih sendiri dibentuk berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025, dengan target 80.000 koperasi aktif di seluruh Indonesia.

Permudah Masyarakat 

Harapannya, koperasi ini bisa menjawab keresahan warga desa soal sulitnya akses pangan murah, minimnya lapangan kerja, dan ketergantungan pada tengkulak serta pinjaman berbunga tinggi.

Melalui koperasi, masyarakat desa akan punya akses ke unit usaha strategis seperti penyediaan sembako, pupuk, BBM, dan distribusi hasil panen. Bahkan sebagian koperasi diarahkan untuk mengelola layanan kesehatan dasar dan penyaluran bantuan pemerintah.

Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menekankan bahwa Koperasi Merah Putih adalah bentuk konkret dari reformasi sistem pangan nasional.

Ia menilai, memperkuat desa sebagai produsen sekaligus pengelola distribusi pangan adalah jalan terbaik untuk menciptakan pemerataan akses pangan yang berkelanjutan dan adil.

“Keberhasilan Kalimantan Timur menunjukkan semangat gotong royong masih sangat kuat. Bapanas akan terus mendukung dengan data, fasilitasi kelembagaan, dan integrasi program agar koperasi bisa jadi kekuatan kemandirian pangan di desa,” ujar Arief.

Rangkaian acara di Kalimantan Timur ditutup dengan kunjungan ke desa-desa model pelaksanaan Musdessus dan koperasi percontohan.

Peluncuran nasional program ini dijadwalkan berlangsung Agustus 2025, sebagai penanda dimulainya era baru koperasi desa sebagai poros pembangunan ekonomi dan ketahanan pangan Indonesia dari akar rumput.

Reporter : Nattasya
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018