Jumat, 19 April 2024


Tanam Sorgum harus Berorientasi Pasar

15 Peb 2022, 10:53 WIBEditor : Yulianto

Petani sorgum | Sumber Foto:Istimewa

TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta---Dalam mengembangkan budidaya khususnya tanaman pangan, petani juga harus berorientasi pada market pasar yang ingin dituju. Karena itu petani bahkan penyuluh wajib mengetahui potensi pasar (industri pangan, industri pakan dan industri energi).

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan, Ditjen Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian, Gatut Sumbogojati mengatakan, pahami spesifikasi komoditas yang diminta pasar seperti bobot bulir, keadaan bulir, tingkat kekeringan, dan lain sebagainya. “Ini harus dikomunikasikan sejak awal dan dilakukan pendampingan penuh agar produksi yang dihasilkan sesuai permintaan pasar,” katanya.

Selain itu ungkap Gatut, tentukan juga harga yang wajar. Salah satunya dengan menghindari rantai pasok yang terlalu panjang. Lebih tepatnya, langsung dalam manajemen korporasi untuk langsung menawarkan atau menyalurkan kepada industri yang membutuhkan.

Menurutnya, harga juga bisa melambung lantaran jauhnya lokasi industri dengan lokasi budidaya, sehingga membutuhkan ongkos transportasi yang lumayan mahal. “Kalau memang belum ada industri berbasis sorgum yang muncul di daerah tersebut bisa dimunculkan dengan bantuan dana dari investor. Sudah banyak investor yang tertarik dengan industri ini,” ujarnya.

Untuk mempertahankan mutu, teknologi penanganan pascapanen hingga pengangkutan harus dipahami petani dengan peranan penyuluh. Sehingga hasil panen tetap baik diterima pasar maupun industri.

Gatut juga menghitung aspek usaha dari olahan sorgum yang bisa digeluti petani. Dengan biaya produksi Rp 5,6 juta/ha, dari bulirnya bisa mendapatkan Rp 30-40 juta-an. Sedangkan dari batang dengan hasil 130 ton bisa didapatkan Rp 9-24 jutaan. Artinya sorgum menjadi tanaman yang menarik untuk dikembangkan. 

Dalam satu bagian tanaman, sorgum  memiliki bagian bulir biji berupa beras sorgum yang bisa diolah menjadi tepung maupun gula cair. Setiap tanaman sorgum memiliki biji 40-100 gram/malai dengan rata-rata produksi biji 6,36 ton/ha dan potensi biji bisa mencapai 8-9 ton/ha.

Sedangkan batang sorgum dapat diperas menjadi nira untuk menghasilkan gula cair, etanol, dan bahan lain tergantung dari pengolahannya. Dari batang sorgum bisa didapatkan nira antara 0,10 – 0,15 liter/batang atau 7,143 – 10,714 liter/ha dengan kandungan gula Brix 12-17%. Namun kandungan gula brix tanaman sorgum ini sangat dipengaruhi lingkungan.

Ampas batangnya sendiri bisa menjadi biomassa. Berat batang sorgum 400-800 gram/batang bisa menjadi sumber pakan dan fuel. Bahkan varietas terbaru dari Badan Litbang Pertanian yaitu Bioguma 1, Bioguma 2 dan Bioguma 3 biomassanya mencapai 45-50 ton/ha.

Ampas batang bisa diolah menjadi silase untuk pakan ternak. Seratnya juga bisa diolah menjadi etanol dengan bantuan enzim dengan potensi 4,286 – 6,428 liter/ha etanol atau gula cair. Sedangkan daunnya dapat menjadi sumber pakan ternak yang dapat meningkatkan bobot hewan ternak dan meningkatkan produksi susu ternak.

Reporter : Gsh
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018