Selasa, 15 Juli 2025


Keluarga Hebat, Dibalik Pupuk Komsah si Penyembuh Tanah

13 Jun 2025, 16:19 WIBEditor : Herman

Prof. Dr. Ir. Widyatmoko, M.Agr., bersama sang istri, dr. Noviana, dan putra tunggalnya, dr. Philip Avianto.

TABLOIDSINARTANI.COM, Sukoharjo --- Di tengah hamparan sawah Desa Wonorejo, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, suasana berbeda tampak pagi itu. Bukan hanya petani yang turun ke sawah, tetapi juga seorang profesor ternama dari BRIN, lengkap bersama keluarga.

Adalah Prof. Dr. Ir. Widyatmoko, M.Agr., seorang peneliti senior di BRIN Bogor, yang tampak antusias ikut memanen padi bersama sang istri, dr. Noviana, dan putra pertamanya, dr. Philip Avianto. Mereka bergabung dengan para petani, penyuluh, dan tamu-tamu lainnya dalam panen milik Arif Wahono, salah satu anggota Kelompok Tani "Asri".

Yang membuat panen kali ini istimewa adalah penggunaan pupuk organik karya Prof. Widyatmoko sendiri. Terinspirasi dari keresahan akan kerusakan tanah akibat pemakaian pupuk kimia berlebih, profesor ini menciptakan "Komsah", pupuk organik berbahan dasar seresah alias dedaunan gugur.

“Tanah kita banyak yang rusak. Dengan seresah yang mengandung mikrobia, enzim, dan hormon alami, tanah bisa hidup kembali,” jelas Prof. Widyatmoko.

Tak seperti temuan ilmiah lain yang hanya berhenti di jurnal, pupuk ini berhasil diproduksi massal. Berkat dukungan keluarga, terutama sang anak dr. Philip Avianto, pupuk "Komsah" kini dipasarkan lewat lembaga yang mereka dirikan, Puskestan (Pusat Kesehatan Tanah dan Tanaman).

Dengan basis produksi di Klaten, pupuk ini menyasar wilayah Solo Raya meliputi Solo, Klaten, Sukoharjo, Sragen, Karanganyar, Boyolali, dan Ngawi dan bahkan sudah diekspor ke Jepang.

“Produksi kami sudah mencapai 20 ton per hari dan semua izin sudah kami kantongi,” kata dr. Philip Avianto yang kini memimpin operasional Puskestan.

Untuk memperluas manfaat, Puskestan membuka program kemitraan. Petani bisa mendapatkan pupuk secara tunai atau sistem "yarnen" (bayar setelah panen), termasuk pendampingan dari penyuluh sejak tanam hingga panen.

Tak hanya pupuk, Puskestan juga menyediakan fasilitas lengkap seperti mesin panen (combine harvester) dan penggilingan padi dengan pengering vertikal.

Petani mitra bahkan bisa langsung menjual gabah ke Puskestan dengan harga bersaing.

Petani seperti Arif Wahono merasakan langsung hasilnya. Tahun lalu ia hanya panen 19 karung, kini meningkat menjadi 27 karung setelah rutin menggunakan pupuk Komsah.

“Sudah enam kali pakai pupuk ini, panen saya naik terus,” ungkap Arif dengan gembira.

Kehadiran Puskestan juga menarik perhatian pihak eksternal. Salah satunya Ir. Bambang Supriyambodo, komisaris PT Pusri Palembang, yang hadir dalam acara panen.

“Saya kagum dengan disiplin tanam petani di sini dan efektivitas pupuk organik yang digunakan. Ini bisa jadi acuan kebijakan pertanian nasional,” ujar Bambang.

Saat ini, Puskestan sudah bermitra dengan ribuan kelompok tani di Solo Raya dan bahkan mulai menjangkau wilayah Jawa Timur.

Menurut Avianto, keunggulan Komsah bukan hanya di hasil panen, tetapi juga kualitas berasnya.

 “Nasi dari gabah yang dipupuk Komsah lebih wangi dan tidak mudah basi,” tutup Avianto.

Reporter : Djoko W
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018