Selasa, 17 September 2024


Cegah Resistensi, Bijak Gunakan Pestisida

31 Jul 2023, 02:58 WIBEditor : Yulianto

webinar Cegah Resistensi, Bijak Gunakan Pestisida | Sumber Foto:SInta

TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta---Sarana produksi usaha tani, khususnya pestisida, sudah menjadi bagian dalam kehidupan petani. Sayangnya banyak petani yang dalam penggunaannya tak sesuai dengan dosis, sehingga menimbulkan resistensi terhadap hama dan penyakit.

Hal ini diperparah dengan minimnya informasi dan pengetahuan yang dimiliki petani terkait dampak dan akibat dari penggunaan pestisida yang berlebihan dan terus-menerus. Akibatnya, produk pestisida yang sudah tidak se-efektif ketika pertama kali produk tersebut hadir di pasaran.

Guru Besar Departemena Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, UGM, Y. Andi Trisyono mengatakan, banyak produk pestisida yang sebelumnya manjur untuk mengatasi hama dan penyakit, tapi dalam jangka waktu tertentu tidak efektif lagi. Hal Ini menunjukkan sudah terjadi resistensi hama terhadap pestisida tersebut.

“Jika sudah terjadi, maka dampak langsung adalah kegagalan insektisida dalam mengendalikan populasi hama,” kata Andi saat Webinar: Cegah Resistensi, Bijak Gunakan Pestisida yang diselenggarakan Tabloid SInar Tani bersama BASF di Jakarta, Rabu (26/7).

Andi mengingatkan, jangan ada anggapan bahwa resistensi hanya terjadi pada pestisida kimia. Resistensi juga dapat terjadi untuk semua teknologi pengendalian hama tanaman, termasuk pestisida atau insektisida biologi. Nah, jika sudah terjadi resistensi, maka penggunaan pestisida dan insektisida pun sudah tidak efektif lagi.

”Bagaimana sekarang ini manajemen resistensi untuk semua teknologi pengendalian hama,” ujarnya. Andi pun menyarankan, petani yang biasa menanam padi varietas tahan hama wereng, sebaiknya mengganti varietas setelah lima tahun, karena dikhawatirkan varietas tersebut sudah tidak tahan wereng lagi.

Mengapa perlu manajemen resistensi? Andi mengungkapkan, ada beberapa alasan. Untuk bisa menemukan insektisida baru lama cukup lama, 10-15 tahun dan biayanya juga mahal 150 juta dollar AS. ”Bahkan semakian mahal, karena tuntuan publik pestisida makin aman bagi manusa dan lingkungan. Tuntuntan ini tidak mudah untuk mendapatkan satu pestida yang ampuh,” tuturnya.

Alasan lainnya ungkap Andi, populasi serangga berkembang menjadi resistensi dalam waktu yang cepat, sehingga penemuan insektisida baru kadang sulit mengikuti. Hal ini bukan hanya merugikan perusahaan, tapi juga petani dan pelaku usaha lainnya.

Karena resistensi tidak bisa dicegah, Andi menyarankan, caranya dengan menghambat perkembangan resistensi. Ada dua prinsif, pertama, mengurangi tekanan seleksi, karena tidak mungkin resistensi tersebut dihilangkan. Kedua, menjaga individu peka dalam populasi, sehingga ketika menggunakan pestisida masih manjur.

”Penerapan di lapangan bisa menggunakan manajemen resistensi dan pengendalian hama terpadu,” katanya. Karena itu Andi menegaskan, pengggunaan pestisida sebagai alternatif terakhir, jika teknologi seperti PHT tidak mampu mengendalikan hama.

Ada strategi agar penggunaan pestisida tak membuat resistensi. Baca halaman selanjutnya.

Bagi sahabat Sinar Tani, materi dan e sertfikat bisa diunduh di link bawah ini.

Link materi: Webinar: Cegah Resistensi, Bijak Gunakan Pestisida

Link e sertifikat : Webinar Cegah Resistensi, Bijak Gunakan Pestisida

Bagi sahabat SInar Tani yang ingin menyaksikan kembali acara webinar bisa dilihat di SINTATV

 

Reporter : Julian
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018