Rabu, 11 Desember 2024


Berawal dari Pameran

03 Okt 2024, 13:31 WIBEditor : Yulianto

Ai Awang Hayati, sukses menjadi pengusaha kopi. | Sumber Foto:julian

Jalan Ai Awang berbisnis kopi makin terbuka ketika dirinya berkesempatan mengikuti pameran. Mendapat binaan dari Ditjen Perkebunan, Kementerian Pertanian, ia pertama kali menujukkan kopi Geulis di pameran Hari Krida Pertanian tahun 2018 di Pakan Sari, Cibinong, Bogor. Pada tahun yang sama, Ai Awang juga mengikuti kompetisi cita rasa kopi di ajang Agro Food Expo.

Pada ajang lomba cupping yang diadakan Coffee Lovers Indonesia (CLI) tahun 2019 di Agro Food Expo dengan metoda CLoPT, Kopi Geulis juga berhasil mendapat Gold Class dari 26 peserta dengan penilai sebanyak 17 orang juri. “Alhamdulillah, Kopi Geulis menjadi juara pertama dari 26 peserta di seluruh Indonesia dengan skor paling tinggi dari 17 juri,” katanya.

Setelah menjadi juara, ungkap Ai Awang, dirinya mendapat undangan dari KBRI Afrika Selatan untuk mengikuti expo kopi internasional. Pameran tersebut menjadi kesempatan pertama mengikuti expo di luar negeri.

Pada tahun 2023, Kopi Geulis kembali diuji penilai dari CLoPT. Dari hasil uji tersebut, ada 3 orang penilai memberikan penilaian kategori Gold Class, dan 1 orang nilai Silver Class. Kali ini penilaian mengenai versi Casual CLoPT. Disebut casual karena yang menguji atau menilai bisa siapa saja tanpa pengetahuan, khusus tentang kopi maupun organoleptik.

Dengan kelebihan tersebut, Kopi Geulis Sumedang  kini dilirik pasar global. Bagaimana tidak, kopi dari kota tahu ini memiliki aroma dan cita rasa yang khas berhasil menarik pengunjung dan meraih respon positif saat Indonesia Finland Festival tahun 2023 yang diniisiasi KBRI Helsinki, Finlandia. “Kemarin saya baru mendapat telepon permintaan kopi dari Finlandia sebanyak 20 ton/bulan,” katanya.

Selain Finlandia, Ai Awang juga mendapat kesempatan pameran di Maroko tahun 2021 dan Turki tahun 2022. Namun di luar negeri, masih sebatas pameran. Meski ada beberapa permintaan kopi datang dari Rusia sebanyak 5.000 ton dan Mesir 500 ton. Begitu juga China, Singapura, Malaysia dan AS.  “Untuk penjualan sudah ada tapi belum banyak. Kita fokus ke lokal, tidak menutup kemungkinan permintaan dari luar negeri akan kita layani, tapi belum dalam jumlah banyak,” tambahnya.

Dalam memproduksi, Ai Awang mengatakan, pihaknya sudah mempunyai industri (home industry) yang merupakan bantuan fasilitas dari Ditjen Perkebunan. Saat ini rumah produksi tersebut telah mendapat pengakuan berstandar internasional dengan diberikan Sertifikat ISO 22000 untuk manajemen keamanan pangan.

Salah satu kelebihan Kopi Sumedang, khususnya Kopi Geulis menurut Ai Awang adalah keunikan di hulunya yakni lokasi pertanaman kopi sudah mendapatkan Indikasi Geografis (IG). Artinya wilayah tersebut mempunyai kekhasan yang tidak ada di wilayah lain. Belum lagi cara pengolahan dan roasting-nya. “Kita memang selalu menjaga kualitas. Tapi memang ada keunikan di hulunya yakni Gunung Manglayang ini sudah mendapat sertifikat IG. Jadi ada kekhasan tersendiri,” tuturnya.

 

Kepada generasi mudah yang ingin terjun ke dunia perkopian, Ai Awang menyarankan agar fokus dalam berusaha, bukan berarti tidak mau usaha lain. “Yang penting kita komitemen dan konsisten bidang tersebut,” pesan Ai Awang. 

Reporter : Julian
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018