TABLOIDSINARTANI.COM, JAKARTA--Libur Hari Raya Idul Fitria tau Lebaran menjadi sebuah kesempatan bagi banyak pemudik untuk memburu kuliner kampung. Umumnya kuliner yang disinggahi adalah rumah makan yang menyajikan makanan tradisional asli daerah. Menikmati makanan kampung menjadi salah satu pengobat rasa kangen.
Mudik ke kampung halaman saat Lebaran sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Indonesia. Berbagai upaya dilakoni warga yang mengadu nasib di Ibukota, khususnya DKI Jakarta, agar bisa kembali ke kampung halaman. Jarak yang jauh, berebut tiket transportasi dan bermacet-macet di jalan tak pernah menghalangi mereka untuk mengenang masa kecil tempat lahir.
Meski kadang ada juga kalangan yang nyinyir terhadap para pemudik, justru menempuh perjalanan dengan berbagai suka dukanya menjadi cerita tersendiri bagi mereka. Uang habis di kampung tak menjadi soal, karena bisa dicari lagi setelah kembali bekerja.
Bagi pemerintah daerah, ribuan masyarakat yang kembali ke kampung berimbas positif terhadap perekonomian. Pasalnya ada uang segar masuk dari kota-kota besar ke daerah, karena pemudik akan membelanjakan tabungan mereka dalam jumlah sangat besar.
Bukan hanya membeli oleh-oleh, biayanya pemudik banyak membelanjakan uangnya untuk mengunjungi destinasi wisata alam dan kuliner. Karena itu, beberapa kabupaten/kota memberikan sambutan khusus terhadap para pemudik dan menyebutnya sebagai pejuang devisa daerah.
Data sementara dari Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Jakarta, total jumlah penumpang angkutan umum pada H-5 Lebaran atau Jumat (5/4) sebanyak 1.009.031 orang. Angka ini meningkat 26,37 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar 798.466 orang. Jumlah ini juga naik 101,5% jika dibandingkan pergerakan normal harian.
Untuk membantu para pemudik yang ingin memburu kuliner selama perjalanan mudik, Kementerian Perhubungan bersama Kementerian PU PR, Kementerian BUMN dan Polri menyajikan buku panduan Yuk Mampir: Peta Kuliner Jalur Lebaran Pulau Jawa dari Banten hingga Jawa Timur, dari Cilegon hingga Banyuwangi.
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan, momen mudik lebaran merupakan aktivitas rutin tahunan, dimana masyarakat di perantauan dalam waktu yang hampir bersamaan melakukan perjalanan, pulang mudik menuju kampung halaman masing-masing. Di Pulau Jawa, masyarakat yang merantau di Jakarta atau di daerah sekitarnya (Jabodetabek) akan secara masif melakukan mobilitas menuju ke bagian lain Pulau Jawa, baik bagian tengah maupun timur.
Berbagai pilihan moda transportasi ditawarkan kepada masyarakat. Harus diakui, moda transportasi darat berbasis jalan raya masih mendominasi pilihan masyarakat. Bus, mobil pribadi, dan sepeda motor, selalu memenuhi jalan-jalan di jalur pantura, jalur tengah, dan jalur selatan Pulau Jawa pada saat mudik lebaran.
Pembangunan Tol Trans Jawa sepanjang -+ 1.000 kilometer yang menghubungkan kota-kota di Pulau Jawa terbukti mampu meningkatkan kelancaran dan mengurai kepadatan lalu lintas pada saat arus mudik maupun balik. Di sisi lain, kita masih memiliki jalan nasional, jalan provinsi, dan jalan kabupaten, atau pun jalur alternatif yang juga dapat digunakan masyarakat.
Daerah-daerah yang dilalui di sepanjang jalur mudik maupun balik, baik di Jalan Tol Trans Jawa maupun di jalan nasional tentunya menyimpan banyak kearifan lokal wisata kuliner dengan keunikan dan citarasanya yang khas.
”Melalui penerbitan Buku Yuk Mampir! - Peta Kuliner Jalur Lebaran Pulau Jawa ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi dalam mencari informasi kuliner di daerah sepanjang jalur lebaran di Pulau Jawa, baik Jalur Pantura maupun Non Pantura,” katanya.
Informasi mengenai lokasi kuliner bisa dibaca lebih lanjut di Tabloid Sinar Tani cetak atau e paper Tabloid Sinar Tani.