TABLOIDSINARTANI.COM, Semarang – Di tengah kesibukannya sebagai seorang pekebun, Suko Budi Prayogo (62) menyimpan semangat besar yang jarang dimiliki banyak orang. Pria asal Semarang ini telah bertekad mengumpulkan tanaman buah dari berbagai penjuru dunia, menjadikan kebunnya di Desa Pongangan, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, sebagai "museum hidup" buah-buahan eksotis dari lima benua.
Selama 30 tahun terakhir, setiap kali bepergian, Budi, begitu ia akrab disapa, selalu membawa pulang ranting tanaman buah sebagai oleh-oleh. Namun, ranting yang ia bawa bukan sembarang ranting, melainkan scion atau mata tunas tanaman buah unggulan yang belum dimilikinya.
Di atas lahan seluas 2,3 hektare yang diberi nama Kebun Citra Agro, ranting-ranting itu disambungkan dengan batang bawah tanaman lokal menggunakan teknik grafting. Hasilnya luar biasa: kini, kebun tersebut memiliki koleksi lengkap berbagai jenis kelengkeng, mangga, jambu air, pir, anggur, hingga tanaman unik lainnya.
"Dari kelengkeng saja, ada 32 jenis di sini. Mangga, jambu air, jambu kristal, hingga anggur juga beragam," ujar Budi sambil tersenyum.
Saking banyaknya koleksi, ia mengaku sering lupa tanaman apa saja yang ada di kebunnya. "Kalau lihat catatan baru ingat semuanya," tambahnya.
Selain mengoleksi, Budi juga bereksperimen menyilangkan tanaman buah. Salah satu hasil kreasinya adalah persilangan antara nangka dan cempedak, yang menghasilkan varietas baru bernama nangkadak dan cempenang.
Kedua jenis buah ini memiliki keunikan, yaitu aroma yang tidak menyengat, sehingga aman bagi penderita masalah lambung.
"Kalau rasa nangka yang dominan, kami sebut nangkadak. Kalau cempedak yang lebih terasa, kami beri nama cempenang," jelasnya.
Buah hasil kebunnya tak hanya menjadi konsumsi pribadi, tetapi juga menjadi rujukan bagi penangkar bibit dan kebun buah di berbagai daerah. Banyak pekebun datang untuk membeli entres dari tanaman koleksi Budi, yang telah tersebar hingga luar Pulau Jawa.
Sebagai pakar dalam bidangnya, Budi sering diminta membantu mendesain dan memperbaiki kebun buah yang mangkrak. Salah satu karyanya adalah Kebun Buah Cepoko milik Pemkot Semarang, yang kini menjadi kebun produktif setelah mendapat sentuhan dari timnya.
Selain itu, ia aktif mengikuti pameran dan bazar di berbagai kota besar, termasuk Semarang, Surabaya, Jakarta, hingga Palembang.
Upayanya ini bertujuan memperkenalkan produk bibit buah eksotis kepada masyarakat luas, sekaligus menginspirasi orang untuk menanam buah impor di tanah sendiri.
"Kita tidak perlu terlalu terpesona dengan label buah impor. Jambu Bangkok, Durian Bangkok, atau Timun Jepang, semuanya bisa ditanam di sini," tegasnya.
Meski koleksinya melimpah, Budi memilih membatasi produksi buah untuk menjaga kualitas tanaman induknya. Contohnya, kebun Citra Agro hanya memproduksi sekitar satu ton kelengkeng per tahun.
"Kami ingin menjaga kualitas dan keberlanjutan tanaman induk," ujar Budi. Dengan metode budidaya full organik, produk kebunnya telah memiliki pangsa pasar tersendiri, yang dihargai karena rasa dan kualitas unggulnya.
Ketekunan Suko Budi Prayogo tidak hanya menghasilkan kebun buah beragam, tetapi juga inspirasi bagi banyak orang. Lewat Kebun Citra Agro, ia membuktikan bahwa mimpi besar bisa tumbuh subur di tanah Indonesia.