Rabu, 15 Januari 2025


Ikut Proyek Hibah Luar Negeri, Petani Garut Hasilkan Kentang Industri

07 Jul 2024, 11:19 WIBEditor : Yulianto

Petani kentang Garut saat diwawancarai TV NHK Jepang | Sumber Foto:Humas Horti

TABLOIDSINARTANI.COM, Garut---Tidak banyak petani dalam negeri yang mampu menghasilkan kentang yang cocok untuk industri makanan. Akibatnya kalangan industri hingga kini masih tergantung bahan baku kentang dari impor.  

Namun dengan adanya Proyek Hibah Luar Negeri (PHLN), Kelompok Tani Sukawargi 2 Desa Sukawargi, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, mampu memproduksi kentang untuk industri. Proyek hibah tersebut dari Japan International Cooperation Agency (JICA) melalui The Indonesia Japan Horticulture Public Private Partnership Project for The Improvement of The Agricultural Marketing and Distribution System (IJHOP).

Proyek IJHOP dimulai pada tahun 2016 dan berlanjut hingga tahun 2025, melalui dua fase. Proyek hibah fase 2 telah berhasil meningkatkan kapasitas 2.238 petani yang tergabung dalam 80 kelompok tani di 7 kabupaten/kota (Kabupaten Bogor, Kota Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat).

Proyek ini fokus menghasilkan produk hortikultura berkualitas tinggi dan berorientasi pasar, memperbaiki teknik budidaya, dan meningkatkan keterampilan negosiasi dengan pasar. Keberhasilan petani Garut memproduksi kentang industri tersebut memberikan daya tarik televisi NHK Jepang. Liputan ini terkait keberhasilan kelompok tani dalam keikutsertaannya pada proyek hibah luar negeri 

Ketua Kelompok Tani Sukawargi 2, Hendra mengaku bangga  menjadi sebagai salah satu peserta proyek dengan lahan seluas 25 ha dan didukung 28 anggota petani. Mereka berhasil dalam demplot budidaya kentang industri varietas Median dan Bliss, serta komoditas hortikultura lain seperti tomat, kubis, dan cabai rawit.  

Produktivitas kentang industri mencapai 20-25 ton/ha. Melalui proyek IJHOP, produksi kentang industri yang petani hasilkan mampu menembus pasar sebagai bahan baku industri.

Kelompok Tani Sukawargi 2 juga menggunakan aplikasi Agrihub dari Scala (perusahaan IT dari Jepang) untuk pencatatan kegiatan budidaya di lahan. Kegiatan petani dipantau Calbee Wings. Bersama Gapoktan Cikandang Agro, mereka juga memproduksi benih kentang industri dalam negeri yang stabil untuk kebutuhan PT Calbee Wings Food.

Dengan keberhasilan proyek ini, Hendra mengaku mendapat kesempatan mengikuti pelatihan di Jepang pada September 2023. “Dalam pelatihan ini, kami belajar langsung tentang budidaya dan sistem rantai nilai di Jepang, yang diharapkan dapat diterapkan di Indonesia,” katanya.

Rahmat Jatnika, perwakilan dari Dinas Pertanian Kabupaten Garut menjelaskan, Garut sebagai salah satu sentra produksi kentang mendapat perhatian khusus, dengan potensi pengembangan di 15 kecamatan seluas 8.000 ha. Komoditas kentang yang dikembangkan sebagian besar adalah kentang granola, namun budidaya kentang industri seperti varietas Median dan Bliss juga berkembang pesat.

Dirjen Hortikultura/Plt. Sekjen Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto memberikan apresiasi tinggi kepada JICA, tim pelaksana proyek, petani, penyuluh, dan Dinas Pertanian yang terlibat dalam Proyek IJHOP Fase 2. "Saya tentunya sangat mengapresiasi proyek ini,” ujarnya.

Menurutnya, proyek ini telah berhasil membangun demplot budidaya sayuran unggulan di 7 kabupaten/kota, memperkenalkan sayuran Jepang, dan membantu petani dalam akses pembiayaan serta jejaring pemasaran. “Ini tentunya sangat berguna untuk kemaslahatan masyarakat," katanya.

Jitsukata Hiroiki, Project Formulation Advisor Proyek IJHOP Fase 2, mengungkapkan rasa senangnya atas partisipasi aktif para petani peserta proyek. Ia berharap petani dapat terus melanjutkan usahatani hortikultura, memperbesar ekosistem bisnis yang sudah tumbuh, dan konsisten menerapkan pelajaran yang didapat melalui proyek.

Reporter : Julian
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018