Selasa, 17 September 2024


Ini Dia Agromaritim Gagasan HA IPB

27 Des 2023, 09:45 WIBEditor : Gesha

Buku Putih Agromaritim | Sumber Foto:Istimewa

TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta --- Prioritas pembangunan Agromaritim menitikberatkan pada pusat-pusat pertumbuhan agromaritim dengan mobilisasi dukungan dari seluruh pemangku kepentingan. 

Cara pandang baru Agromaritim, yang digagas HA (Himpunan Alumni) IPB University, bukan hanya sebuah sektor yang terdiri dari pertanian, kehutanan, peternakan, perikanan dan kelautan, namun juga sebagai cara pandang bahwa laut dan darat itu adalah satu kesatuan.

Dengan demikian, proses perencanaan pembangunannya harus berdasar pada aspek keterpaduan darat dan laut. Itulah yang ditawarkan dalam Buku Putih HA-IPB yang dibahas di Bogor baru-baru ini.

Agromaritim telah lama menjadi pilar utama dalam pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Sebagai negara dengan kekayaan alam yang melimpah, Indonesia memiliki potensi besar untuk memajukan sektor agromaritim guna mencapai kedaulatan pangan dan kesejahteraan rakyat.

Prioritas pembangunan Agromaritim menitikberatkan pada pusat-pusat pertumbuhan agromaritim dengan mobilisasi dukungan dari seluruh pemangku kepentingan. Sinergitas pasti penting, apalagi Kementerian Pertanian, Kelautan dan Perikanan, Kehutanan yang semula menyatu sekarang berdiri sendiri-sendiri.

Pengalaman menunjukkan, koordinasi itu tidak mudah diwujudkan. Berbagai kegiatan di lapangan bisa overlap satu sama lainnya atau asset yang ada kurang diberdayakan secara optimal. Diakui bahwa tantangannya memang berat.

Keterbatasan lahan, kendala dalam pemanfaatan teknologi, sarana dan prasarana yang belum memadai membuat produktivitas dan distribusi tidak berlangsung optimal. Selain itu belum banyak generasi muda yang masuk dalam sektor pertanian.

Tapi pemikiran tentang pentingnya memacu pendidikan dan riset untuk memecahkan masalah perlu jadi perhatian dalam pembangunan agromaritim ke depan. Sensus Pertanian 2023 menemukan fakta bahwa secara nasional penggunaan mekanisasi konvensional saja baru mencapai 47 persen.

Untuk menghadapi perubahan iklim yang semakin menjadi kenyataan, pertanian tidak bisa menggantungkan pada varietas konvensional. Diperlukan varietas yang mampu beradaptasi dengan kondisi alam ekstrim.

Pendidikan dan riset yang masif diperlukan untuk mendukung peningkatan nilai tambah, kualitas dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Pertanian, perdagangan dan ekonomi semakin bergantung pada teknologi berbasis digital dan Artificial Intelligence (AI). Riset-riset berorientasi pada penyelesaian masalah riil yang ada.

Kualitas SDM adalah kendala besar. Peningkatan kuantitas dan kualitas pendidikan dan keterampilan di bidang agromaritim berkontribusi pada percepatan pembanguan agromaritim dan pengentasan kemiskinan. Penguasaan teknologi berbasis digital dan AI semakin penting di semua bidang. Di sektor pertanian peranan penyuluh pertanian sangat strategis. Revitalisasi penyuluhan akan mampu meningkatkan kemampuan adaptasi petani, peternak, nelayan dan masyarakat pada umumnya.

Peningkatan produktivitas pertanian harus diiringi dengan pengembangan agroindustri. Agroindustri didorong untuk mengolah hasil pertanian agar produksi pertanian tidak mengalami oversupply dan produk pertanian memiliki nilai tambah dan daya saing. Strategi hilirisasi industri mencakup peningkatan kualitas bahan baku industri, perbaikan daya saing industri serta keterpaduan hulu-hilir yang lebih inklusif.

Intinya Buku Putih HA IPB menyarankan adanya reforma sistem inovasi pertanian, digitalisasi, R&D, penyuluhan, pendampingan petani, praktik budidaya baik dan dukungan input sarana dan prasarana yang diperlukan.

Reporter : Memed
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018