TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta---Kesehatan ternak menjadi faktor penting dalam berqurban. Karena itu konsumen pun harus memperhatikan faktor tersebut. Bahkan Pemerintah melalui Peraturan Menteri Pertanian No.13/Permentan/OT.140/1/2010 juga telah menetapkan persyaratan rumah potong hewan ternak, termasuk persyaratan pemotongan saat berqurban.
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, Nasrullah mengingatkan kepada konsumen untuk mengecek kembali hewan quban yang akan dibeli dan tidak membeli hewan disembarang tempat. Pemerintah sendiri telah mengeluarkan Surat Keterangan Kesehatan (SKK) setiap hewan yang dilalulintaskan antar daerah.
“SKK tersebut dikeluarkan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan dari daerah asal ternak tersebut. Untuk daerah tempat tujuan bisa menolak hewan ternak jika tidak ada SKK. Ini semua untuk menjamin kesehatan hewan qurban,” katanya kepada Tabloid Sinar Tani di Jakarta, Jumat (7/5).
Untuk mengantisipasi penyebaran penyakit hewan, pemerintah telah memetakan sebaran wilayah yang masih terjangkit dan yang sudah bebas. Selain itu, setiap hewan ternak juga sudah diberikan ear tag untuk mendeteksi apakah ternak tersebut sudah tervaksin atau belum. “Kami sudah membentuk tim pemantau, bai daru unsur pusat maupun daerah yang dibantu UPT Peternakan dan petugas paramedik untuk pengawan ternak,” katanya.
Beberapa penyakit hewan, seperti Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan LSD yang sempat menjangkit ternak sapi, saat ini sudah dapat teratasi dengan baik. “Kami harapkan saat perayaan Idul Adha nanti, umat muslim bisa menyelenggarakan dengan aman. Jadi saya ingat cek dengan baik hewan ternak. Jangan membeli ditempat sembarang. Kalau ada apa-apa laporkan ke dinas atau paramedik,” sarannya.
Penyakit Hewan Perlu Diwaspadai
Ada beberapa yang perlu dilakukan sebelum pemotongan ternak. Salah satunya, memeriksa sebelum pemotongan. Pemeriksaan kesehatan hewan wajib dilakukan 24 jam sebelum pemotongan. Pemeriksaan bisa dilakukan di kandang penampungan sementara atau peristirahatan hewan. Dengan catatan kondisi pencahayaan yang cukup. Kecuali jika atas pertimbangan dokter hewan berwenang atau dokter hewan penanggung jawab perusahaan, pemeriksaan tersebut harus dilakukan di dalam kandang isolasi, kendaraan pengangkut.
Tujuan pemeriksaan sebelum pemotongan. Pertama, memperoleh ternak yang berada dalam keadaan cukup istirahat. Kedua, menghindari pemotongan ternak yang sakit (penyakit hewan menular, zoonosis). Ketiga, mencegah kemungkinan terjadinya kontaminasi pada tempat pemotongan, alat dan pekerja. Keempat, bahan informasi bagi keperluan pemeriksaan postmortem • Mengawasi penyakit-penyakit tertentu yang harus dilaporkan.
Ada beberapa penyakit zoonotik atau zoonosis adalah penyakit infeksius pada hewan (vertebrata) yang dapat ditularkan manusia atau sebaliknya. Pertama, Antraks. Penyakit ini umumnya menyerang ternak/mamalia (kambing, domba, sapi, kerbau, dll). Penyakit ini termasuk jenis zoonosis yang disebabkan bakteri Bacillus anthracis. Penyakit Antraks bersifat “mendadak” (akut), Artinya, ternak bisa mati mendadak dengan ciri ada pendarahan keluar dari lubang kumlah (telinga, hidung, mulur, anus, kelamin).
Perlu diwaspadai, antraks bisa menular ke manusia. Jika kontak langsung dengan hewan sakit melalui kulit manusia yang terdapat luka (sangat kecil pun bisa), maka akan menyebankan penyakit antraks kulit. Sedangkan mengonsumsi daging dan jeroan hewan sakit berakibat fatal karena akan menyebabkan antraks pencernakan. Selain itu bisa menyerang jalur pernafasan karena udara sekitar, sehingga menyebabkan hidung penuh dengan spora antraks. Akibatnya akan menyebabkan antraks pernafasan.
Kedua, Orf (Keropeng Menular). Penyakit ini biasanya menyerang ternak kambing dan domba yang disebabkan Virus pox. Perlu diwaspadai virus kulit ini sangat menular. Ciri-ciri paling mudah dilihat adalah keropeng pada mulut, kaki, puting susu dan ketiak. Penyakit ini bisa menular ke manusia karena kontak dengan keropeng hewan sakit, terutama jika kulit manusia ada luka sekalipun kecil. Penyakit ini jika menular ke manusia, maka akan ada lepuh-lepuh berisi cairan di kulit.
Ketiga, Skabies. Penyakit yang biasa disebut kudis ini disebabkan tungau (sapi/kambing/domba). Penularannya melalui kontak langsung dengan hewan sakit. Pada manusia biasanya ada gejala kudis yakni gatal. Biasanya tungau menyukai bagian tubuh manusia yang sedikit bulunya. Tandanya, adanya bulu kusam, kebotakan dan kerak-kerak yang membuat gatal.
Penyakit hewan lainnya adalah tuberkulosis yang disebabkan Mycobacterium bovis yang menjadi sumber Infeksi ke manusia. Hewan yang terinfeksi karena faktor air dan tanah yang tercemar. Penularan terjadi melalui udara (inhalasi) seperti batuk dan debu yang tercemar, kemudian mengonsumsi susu yang tidak dimasak atau dipasteurisasi. Penularan juga bisa melalui luka pada kulit.
Bagi umat muslim dengan pemahaman terhadap penyakit ternak ini bisa mewaspadai saat melakukan qurban. Begitu juga saat pemotongan hewan qurban yang sakit, kita harus mengetahui tata caranya. Baca halaman selanjutnya.